Terkini Daerah
Kisah Nenek Minah yang Hidup Sebatang Kara di Rumah Reyot, Tak Pernah Dapat Bantuan dari Pemerintah
Simak kisah Minah, wanita sebatang kara yang viral karena videonya yang tengah asyik mengaji seorang diri di rumah tuanya yang hampir roboh.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Minggu (19/04/2020) siang, rumah Minah (70) di Kampung Randu Kurung Desa Cibiuk Kidul Kecamatan Cibiuk, Jawa Barat yang biasanya sepi, mendadak banyak didatangi orang.
Mereka yang datang, membawa sejumlah bantuan berupa makanan untuk Minah.
Bantuan tersebut, berdatangan setelah video Minah yang tengah asyik mengaji seorang diri di rumah tuanya yang hampir seluruh bagian atapnya nyaris roboh tersebar di media sosial.
• Soal Transparansi Data Corona Indonesia, Epidemiologis Inggris: Hati-hati saat Anda Lihat Semuanya
Saking rapuhnya, tak ada warga yang berani memperbaikinya karena takut seluruh bagian atapnya roboh, meski hanya memperbaiki kabel listrik di atap rumahnya sekalipun.
Rumah Minah sendiri, sebenarnya cukup terbilang kokoh, terutama bagian dindingnya.
Karena, semua bagian berlapis tembok yang kondisinya cukup baik.
Namun, atapnya memang kondisinya parah.
Hampir setiap ruangan di rumah berukuran kurang lebih 6x9 meter tersebut, bagian atapnya bukan lagi bocor, namun sudah bolong tanpa genteng.
Hal ini pula yang membuat sejumlah orang yang menyaksikan video tersebut, tergugah rasa kepedulian sosialnya dan dengan sengaja datang ke rumah Minah untuk memberi bantuan.
Kompas.com pun, menyaksikan dua orang yang datang ke rumah Minah menyerahkan bantuan berupa bahan makanan.
• Kemenkumham Tak Jamin Napi Bebas akan Bertaubat? Kriminolog: Kita Tak Kunjung Dapat Penjelasan
Hidup seorang diri sejak tahun 1980
Minah sendiri, sejak pertama kali menikah dengan Dadang almarhum suaminya sudah menempati rumah tersebut.
Namun, sekitar tahun 1980-an, suaminya meninggal dunia.
Sejak itulah Minah hidup seorang diri karena tidak memiliki anak dari hasil pernikahannya.
“(Suaminya) meninggalnya sekitar usia 40 sampai 50 tahunan, tahun 1980-an,” jelas H Ijang (68), tetangga Minah yang memang sejak dulu mengetahui persis kehidupan pasangan suami istri tersebut.