Breaking News:

Virus Corona

Bahas Data Pasien Corona di Indonesia, Epidemiologis Inggris Puji Langkah Jokowi: Masuk Akal

Roger Saunders menyebutkan langkah Indonesia dalam menangani Corona sudah sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh WHO.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
youtube Talk Show tvOne
Roger Saunders menyebutkan langkah Indonesia dalam menangani Corona sudah sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh WHO, Sabtu (18/4/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Epidemiologis asal Inggris Roger Saunders mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam mengatasi pandemi Virus Corona (Covid-19).

Ia mengatakan tidak semua langkah pemerintah akan menyenangkan semua pihak.

Namun menurutnya langkah yang diambil oleh Indonesia sudah sesuai dengan anjuran dari organisasi kesehatan dunia, atau World Health Organization (WHO).

konsultan politik Sandrina Malakiano, acara Hot Indonesia, Sabtu (18/4/2020).
konsultan politik Sandrina Malakiano, acara Hot Indonesia, Sabtu (18/4/2020). (youtube Talk Show tvOne)

5 PDP Virus Corona di Merangin Tak Terurus, Hanya Diberi Satu Kali Makan Sehari Selama Isolasi

Dikutip dari acara Hot Indonesia, Sabtu (18/4/2020), awalnya konsultan politik Sandrina Malakiano menanyakan kepada Roger soal statistik pasien Covid-19 di Indonesia.

Sandrina memaparkan bagaimana jumlah data pasien yang diduga Covid-19 ternyata sangat banyak, setelah pemerintah memutuskan untuk membuka data tersebut.

Ia lalu menanyakan kepada Roger apakah data yang disampaikan oleh pemerintah masuk akal.

Pertama Roger merujuk pada polemik pelaksanaan ibadah Idul Fitri, dan Ramadan selama pandemi Covid-19.

Roger mengatakan hal yang paling penting adalah menyampaikan informasi dari satu pihak.

"Intinya Anda harus bicara dengan satu suara," katanya.

Pria asal Inggris itu menjelaskan bahwa kebijakan tidak akan bisa selalu menyenangkan semua pihak.

Bahkan kadang keputusan yang menuai kontra harus diambil untuk menyelamatkan kepentingan orang banyak.

"Pemerintah bicara dengan satu suara, dan Anda bisa menyenangkan banyak orang setiap waktu, tapi tidak semua orang," ujar Roger.

"Terkadang keputusan harus diambil, dan kadang keputusan untuk keselamatan, dan kesehatan banyak orang terkadang tidak mudah diterima," lanjutnya.

Menurut Roger adanya pertentangan adalah hal yang wajar.

"Namun itulah yang memang harus terjadi," jelasnya.

Roger lalu mengatakan bahwa pandemi Covid-19 adalah kasus dimana tidak ada seorang pun yang siap menghadapi wabah tersebut.

"Sangat mengejutkan setiap orang, dan tak ada orang yang siap," kata dia.

Di sisi lain, Roger memuji langkah pemerintah Indonesia yang mengambil kebijakan sesuai anjuran dari WHO.

"Namun pemerintah Anda mengambil langkah yang masuk akal mengikuti anjuran dari organisasi kesehatan dunia (WHO)." papar Roger.

"Hal itu harus dilanjutkan dengan isolasi," tambahnya.

Roger lalu menyinggung soal data statistik.

Ia bercerita dirinya pernah menjadi dosen yang mengajar tentang statistik.

Sebagai orang yang berpengalaman mengenai data statistik, Roger mengatakan bahwa statistik tidak selalu menunjukkan informasi yang ingin didapat.

Roger memperingatkan Sandrina agar berhati-hati dalam membaca data statistik.

"Sederhananya jika Anda memerhatikan statistik, waspadalah, karena statistik mungkin tidak akan memperlihatkan apa yang ingin Anda ketahui," kata dia.

"Dan saya bisa beritahu Anda bahwa Anda harus berhati-hati ketika melihatnya secara keseluruhan," pungkasnya.

UPDATE Virus Corona di Indonesia 19 April 2020: 6575 Kasus Positif, 582 Meninggal, 686 Sembuh

Lihat videonya mulai menit ke-3.06:

 

Keluarga Korban Corona Minta Pasien Jujur

Leonita Triwachyuni, putri dokter yang meninggal dunia akibat Virus Corona, meminta semua masyarakat belajar jujur dari kematian ayahnya.

Hal itu disampaikan Leonita karena sang ayah meninggal karena tertular Virus Corona dari pasien yang ditangani.

Leonita menyatakan, orang yang ditangani ayahnya kala itu tak mengakui jika mengalami gejala layaknya pasien Virus Corona.

Melalui tayangan YouTube Official iNews, Jumat (17/4/2020), Leonita yang juga dinyatakan positif Virus Corona itu mengaku sempat merasakan kemarahan saat ayahnya meninggal.

Petugas melakukan proses pemakaman jenazah korban virus corona (Covid-19) di sebuah Taman Pemakaman Umum (TPU), di Jakarta, Rabu (15/4/2020). Proses pemakaman korban positif Covid-19 maupun yang masih berstatus pasien dalam pemantauan (PDP) harus mengikuti protokol kesehatan, yakni antara lain petugas mengenakan alat pelindung diri (APD), jenazah segera dikuburkan, dan keluarga yang hadir dibatasi seminimal mungkin. Terbaru, ilustrasi pemakaman jenazah pasien Covid-19.
Petugas melakukan proses pemakaman jenazah korban virus corona (Covid-19) di sebuah Taman Pemakaman Umum (TPU), di Jakarta, Rabu (15/4/2020). Terbaru, ilustrasi pemakaman jenazah pasien Covid-19. (AFP/Bay Ismoyo)

 

 Sosialisasi dengan Ganjar, dr Tirta Tanggapi Pasien Virus Corona Tak Jujur: Ora Jujur Negara Ajur

 Ungkap Unek-uneknya, Putri Dokter yang Tewas akibat Corona: Jangan sampai Kematian Ayah Saya Sia-sia

Kemarahan itu dirasakannya karena pasien tak mau jujur soal gejala penyakit yang dialami hingga membuat ayahnya tertular Virus Corona.

"Perasaan itu sih mungkin udah lewat ya, tapi pernah," ucap Leonita.

"Mungkin kemarahan saya bisa dilihat dari upload-an IG story saya, itu menjadi salah satu bentuk kemarahan."

Lantas, Leonita berharap kematian ayahnya bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk jujur soal gejala penyakit yang dialami.

Ia juga berharap kejadian yang menimpa ayahnya itu tak terjadi pada tenaga medis lainnya.

"Karena saya sih cuma berharap satu ya, jangan sampai ayah saya meninggal ya udah meninggal aja," terang Leonita.

"Orang lain enggak ada niatan berubah."

 Kesedihan Anak Dokter Korban Ketidakjujuran Pasien Corona: Saya Juga Dirumahkan karena Positif

Terkait hal itu, Leonita lantas mengimbau para pasien untuk jujur saat mengalami gejala Virus Corona.

Sebab, nyawa tenaga medis bisa terancam jika para pasien terus melakukan kebohongan.

"Sebaiknya kan ada sesuatu yang dipelajari, ayah saya meninggal nih kan enggak bisa dikembalikan lagi," jelas Leonita.

"Tapi tolonglah belajar sesuatu, jangan berbohong, jangan menutup-nutupi data."

Kini, setelah ayahnya meninggal, Leonita mengaku tak pernah lagi bertemu dengan pasien yang kemungkinan besar menularkan Virus Corona pada orang yang dicintainya itu.

Bahkan, menurut dia kini tempat praktik yang dulu dibuka oleh ayahnya sudah ditutup demi mencegah kejadian serupa terulang kembali.

"Karena sebenarnya kalau sebagai dokter, sangat besar peran dari wawancara terhadap gejala, terhadap riwayat penyakit sebelumnya itu snagat besar," kata Leonita.

"Enggak, jadi terakhir 3 kali datang, terakhir sebelum ayah saya meninggal juga. Setelah itu pasiennya enggak datang dan kebetulan setelah ayah saya meninggal praktik kami juga ditutup," pungkasnya.

Simak video berikut ini menit ke-13.35:

(TribunWow.com/Anung/Jayanti)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Virus CoronaCovid-19Jokowi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved