Virus Corona
Sembuh dari Covid-19, Bima Arya Beri Pesan Menyentuh: Hal yang Anda Mimpikan dan Rindukan Hanya Satu
Wali Kota Bogor Bima Arya memberikan pesan menyentuh setelah sembuh dari Virus Corona (Covid-19).
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Wali Kota Bogor Bima Arya memberikan pesan menyentuh setelah sembuh dari Virus Corona (Covid-19).
Hal tersebut diketahui melalui unggahan di akun Instagram pribadinya via kanal YouTube KompasTV pada Sabtu (18/4/2020).
Pada video tersebut terlihat Bima Arya sedang berada di kediamannya.

• Update, Korea Utara Alami Kasus Pertama Virus Corona, Langsung Tersebar di 3 Provinsi
Mengenakan kaos berwarna biru, Bima Arya tampak baru saja usai menjalani olahraga.
Tak hanya itu saja, Bima Arya juga memberikan pesan kepada semua warga Indonesia.
Bima Arya menjelaskan bahwa rasa bosan memang akan menghampiri ketika terus berada di rumah.
Namun, hal tersebut lebih baik ketimbang nekat keluar rumah.
"Bagi Anda yang sekarang bosan untuk terus diam di rumah," kata Bima Arya.
"Enggak sabar untuk ingin jalan keluar rumah," imbuhnya.
• Hotman Paris Parno dengan Virus Corona hingga Harus Masukkan Minuman Beralkohol ke Bilik Disinfektan
Selain itu, Bima Arya juga menceritakan perasaannya ketika dirawat di rumah sakit.
Bima Arya mengakui bahwa dirinya sangat merindukan pulang ke rumah saat dirawat karena Covid-19.
"Percayalah ketika Anda keluar dan mungkin terpapar Covid-19 hingga harus dirawat di rumah sakit," ujar Bima Arya.
"Hal yang anda mimpikan dan rindukan hanya satu, pulang ke rumah," imbuhnya.
Oleh karena itu, Bima Arya meminta kepada seluruh warga Indonesia untuk mengikuti imbauan pemerintah.
"Karena itu lebih baik tetap di rumah ikuti imbauan dari pemerintah agar Covid-19 cepat berlalu," ujar Bima Arya.
"Ikhtiar dan doa kita serta kebersamaan kita menentukkan kita untuk mengatasi ini semua," imbuhnya.
Lihat videonya dari awal
• Sosialisasi dengan Ganjar, dr Tirta Tanggapi Pasien Virus Corona Tak Jujur: Ora Jujur Negara Ajur
Jokowi Minta Buka-bukaan Data Virus Corona
Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini meminta agar pihak terkait secara buka-bukaan membuka data Virus Corona.
Dosen Senior Centre For Precision Health Unisa, Beben Benyamin mengatakan bahwa selama ini perihal keterbukaan data itu lah yang selama ini disarankan oleh timnya.
Hal itu diungkapkan Beben Benyamin melalui sambungan telepon di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV pada Jumat (17/4/2020).
Beben menjelaskan bahwa keterbukaan data itu bermanfaat bagi masyarakat dan ilmuwan.
"Saya juga kebetulan bersama dengan teman-teman Young Scientist Forum dalam sebulan terakhir ini juga membantu memberikan rekomendasi pada pemerintah salah satunya rekomendasi kita ya memang keterbukaan data."
"Jadi keterbukaan data ini ada mempunya dua fungsi, salah satu fungsi untuk publik dan satu lagi fungsi untuk ilmuwan ataupun juga ahli-ahli kesehatan," ujar Beben.
Bagi publik, keterbukaan data bisa mengurangi kecurigaan masyarakat akan masalah Virus Corona di Indonesia.
"Jadi informasi untuk publik itu kita memberikan informasi bahwa pemerintah ini terbuka dengan masalah ini. Masyarakat tahu seberapa besar masalah daripada Covid-19 sehingga tidak ada kesan yang ditutup-tutupi," ungkapnya.
Sedangkan bagi para ilmuwan, keterbukaan data bisa menjadi penelitian mereka hingga bisa dilakukan langkah-langkah pencegahan.
Selama ini para ilmuwan disebut lebih menggunakan data-data dari negara yang sudah lebih dulu terjangkit untuk diteliti.

• Hari Ini Kota Palembang Resmi Berstatus Zona Merah Virus Corona, 54 Orang Positif Covid-19
"Nah sedangkan untuk ilmuwan sendiri, scientist sendiri keterbukaan data itu adalah penting untuk menyediakan semacam feedback loop."
"Jadi data-data yang kita selama ini untuk melakukan pencegahan,diagnosa ini kan banyak menggunakan data-data yang memang sudah dipublikasikan dari China misalnya yang lebih dulu menghadapi pandemi kemudian dari Korea dari Singapura," ujar dia.
Padahal, setiap negara memiliki masalah penyakit penyerta atau penyakit lain di luar Covid-19 yang berbeda-beda.
Seperti di Indonesia di mana tingkat perokoknya cukup tinggi.
"Kan tiap negara unik demografinya unik juga tingkat penyakit-penyakit lainnya penyakit komordibitasnya, maksudnya tingkat perokok di Indonesia sangat tinggi."
"Kemudian juga penyakit-penyakit lain itu juga kan membutuhkan penanganan khusus sehingga data-data epidemiologi kemudian itu bisa digunakan misalkan terbuka," jelasnya.
• Curhat Dokter RS Kariadi Positif Corona soal Pasien Tak Jujur: Kami selama Ini Tidak di Garda Depan
Kemudian Beben menjelaskan dengan data yang dibuka maka pemerintah dan ilmuwan bisa bekerja sama untuk menemukan masalah apa yang sebenarnya terjadi pada pasien Indonesia terkait Virus Corona.
Jika telah ditemukan masalahnya, maka pemerintah dan ilmuwan bisa fokus pada masalah itu.
"Lalu misalkan kerja sama dengan ilmuan yang ada di Indonesia yang banyak maupun orang Indonesia di luar negeri, kita bisa olah data-data tersebut sehingga kita bisa memberikan rekomendasi kepada klinik oh ternyata data di Indonesia seperti ini, kayaknya bisa lebih fokus ke ini," pungkasnya.
(TribunWow.com/Khistian TR/Mariah)