Virus Corona
Cerita Masa Kecilnya, Luhut Pandjaitan Ungkap Alasan Tetap Izinkan KRL Beroperasi: Saya Anak Sopir
Cerita masa kecil, Luhut Binsar Pandjaitan mangungkapkan alasannya tetap mengizinkan KRL Comuter Line Jabodetabek di tengah pendemi Virus Corona.
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan pelaksana tugas Menteri Perhubungan, Luhut Binsar Pandjaitan mangungkapkan alasannya tetap mengizinkan Kereta Rel Listrik (KRL) Comuter Line Jabodetabek tetap beroperasi di tengah pendemi Virus Corona.
Purnawirawan Jendral TNI tersebut menyebut keputusan tersebut ia ambil atas dasar pertimbangan kepentingan masyarakat kelas menengah ke bawah.
Melalui tulisan di kolom Faceboknya @luhutbinsar.panjaitan, Minggu (19/4/2020), Luhut bercerita panjang tentang masa kecilnya yang sulit.

• Kata Analis Kebijakan Publik soal Pembatalan Penutupan KRL,Sebut PSBB Serba Tanggung Atasi Corona
Dilahirkan sebagai anak biasa di keluarga sederhana di wilayah Simargala, Toba Samosir, Luhut tumbuh dari seorang ayah yang berprofesi sebagai sopir bus AKAP.
Kehidupan yang sulit membuat Luhut banyak menghabiskan masa kecilnya di rantau.
Kehidupannya yang sulit itulah yang selalu ia jadikan pegangan dalam merumuskan berbagai kebijakan yang terkait dengan hajat hidup masyarakat Indonesia seluruhnya.
Apalagi di tengah badai pandemi Covid-19 yang sedang melanda negara kita saat ini, yang memang membawa dampak yang cukup signifikan terutama dalam penghidupan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Luhut mengatakan, ia tetap mengizinkan KRL Commuter Line Jabodetabek tetap beroperasi atas alasan kemanusiaan.
Ia mengatakan, sebagai anak mantan supir bus AKAP di Sibualbuali, ia paham betul kehidupan masyarakat kecil yang hidupnya semakin sulit di masa pandemi ini.
Menurutnya seandainya KRL juga dihentikan operasionalnya, maka hidup mereka akan semakin merana.
Selain itu masyarakat yang menggunakan KRL tersebut untuk kepentingan bertahan hidup dan kemanusiaan juga akan terhambat.
Sebagai contoh, ia juga menyebutkan banyak tenaga medis dari luar Jakarta yang menggunakan KRL untuk menunaikan tugasnya.
• Tanggapi Permintaan Daerah untuk Berhentikan KRL, Plt Menhub Luhut: Enggak seperti Membalik Tangan
• Cover Proposal Skripsi Hak Istimewa Luhut Ternyata Hanya Tugas, Dekan Unsoed: Belum Diterima Dosen
Berikut adalah tulisan panjang Luhut Pandjaitan tentang masa kecil dan KRL dikutip dari akun Facebooknya:
Di usia yang sudah cukup tua ini, saya masih seringkali teringat pada kenangan masa kecil dan kehidupan bersama orang tua saya di Simargala, Toba Samosir. Saya menjalani kehidupan masa kecil bersama orang tua dan adik-adik dalam keadaan yang sangat sulit, karena Ayah saya adalah satu-satunya pencari nafkah dalam keluarga dengan menjadi sopir bus AKAP di Sibualbuali.
Gaji beliau hanya cukup untuk kami makan sehari-hari kami. Jadi kalau mau dibilang, saya adalah anak sopir bus AKAP dan dilahirkan dari seorang Ibu yang tangguh meskipun tidak tamat Sekolah Rakyat. Masa kecil saya juga dihabiskan dengan merantau, karena Ayah dan Ibu saya ingin mencari penghidupan yang lebih baik.