Breaking News:

Virus Corona

Bahas Corona, Quraish Shihab Contohkan Zaman Nabi, Ceritakan Rasul Tetap Baik pada Mayat Musuh

Pendakwah, M. Quraish Shihab turut mengomentari soal stigma negatif yang didapat para korban Virus Corona.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
Channel YouTube Najwa Shihab
M Quraish Shihab menjadi narasumber di acara Mata Najwa Trans 7 pada Rabu (15/4/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Pendakwah, M. Quraish Shihab turut mengomentari soal stigma negatif yang didapat para korban Virus Corona.

Hal itu diungkapkan M Quraish Shihab menjadi narasumber di acara Mata Najwa Trans 7 pada Rabu (15/4/2020).

Menurut M Quraish Shihab, dalam menanggapi masalah Virus Corona masyarakat diimbau untuk menonjolkan rasa kemanusiaan.

BIN Sebut Tren Kasus Corona Kian Menurun, Akurasi Prediksi 99 Persen: Naik Kalau Ada Orang ke Daerah

"Kita harus tonjolkan kemanusiaan ini, kita harus ingat bahwa apa yang terjadi pada orang lain bisa terjadi kepada kita."

"Sehingga kalau kita menginginkan sesuatu yang baik terhadap kita, keluarga kita, tentu pada orang lainpun kita seharusnya berlaku demikian," kata Quraish.

Harus ada kesadaran bahwa ini masalah sesama manusia, sehingga bukan hanya sisi agama yang ditonjolkan.

"Jadi tidak alasan untuk tidak berbuat baik, jadi tidak ada alasan untuk kita tidak saling bantu membantu karena kita sama-sama manusia, sama-sama ciptaan Tuhan, jadi sisi kemanusiaan itu yang harus ditonjolkan bukan hanya sekedar sisi agama," ujarnya.

Lantas, ayah dari Najwa Shihab ini meminta agar masyarakat meniru apa yang pernah dilakukan Nabi Muhammad Saw pada musuhnya.

Rasullulah meminta agar mayat musuhnya di dalam medan perang segera dikebumikan.

Masih Ada Berita Baik soal Virus Corona, Sosiolog Imam Prasodjo: Informasi yang Baik Saja Tak Cukup

"Karena itu kalau kita mau lihat di zaman Nabi itu, musuh-musuh Beliau yang memerangi beliau pun yang tewas dalam peperangan pun itu Beliau perlakukan dengan baik."

"Memerintahkan untuk menguburkannya segera. Itu sebabnya dalam agama orang yang meninggal, sebut-sebutlah kebaikannya," cerita Quraish.

Disebut Quraish bahwa seseorang harus segera dikuburkan itu agar seseorang yang meninggal dapat segera mendapat ganjarannya.

"Orang yang meninggal percepatlah, kuburkan dia, kalau dia baik biarkanlah dia segera mendapatkan panjang ganjaran kebaikannya," ungkapnya.

Hal itu merupakan tuntunan agama untuk memperlakukan orang-orang yang meninggal akibat wabah tersebut.

"Kalau dia buruk tidak wajar berlama-lama tinggal di kita, itu-itu tuntunan-tuntunan agama yang semestinya bisa mendorong kita untuk berlaku lebih baik terhadap saudara-saudara kita, keluarga-keluarga kita yang gugur," ujar dia.

Viral Polisi Bantu Kuburkan Jenazah Corona karena Tak Ada yang Mau: Saya Sempat Diteriaki Kapolsek

Lihat videonya mulai menit awal:

Kurangnya Rasa Empati

Sosiolog Universitas Indonesia, Imam Prasodjo turut menanggapi soal stigma negatif yang didapat orang-orang yang berhubungan dengan Virus Corona.

Hal itu diungkapkan Imam Prasodjo saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa Trans 7 pada Rabu (15/4/2020).

Imam Prasodjo mengatakan bahwa stigma negatif bisa berasal dari berita-berita yang beredar.

 Keluh Kesah hingga Kegeraman Sopir Mobil Jenazah Virus Corona: Tolong, sampai Kapan Kita Begini

Namun, berita-berita mengenai Virus Corona itu bukan bermaksud menakut-nakuti melainkan untuk menimbulkan sikap kehati-hatian.

"Ya ini jelas mengarah pada public stigma ya jadi ada semacam pergulatan pertama memang ada berita-berita yang sekarang ini muncul memang menumbuhkan sikap kehati-hatian, itu sebenarnya yang ingin ditumbuhkan."

"Tapi bukan sikap kekhawatiran yang berlebihan, nah jadi kehati-hatian ini sekarang sudah masuk kekhawatiran yang berlebih bahkan ketakutan yang berlebihan ini yang pertama," ujar Imam.

Menurutnya, ketakutan yang terjadi tidak disertai perasaan empati pada pasien Virus Corona.

"Nah yang saya khawatir di saat orang itu khawatir apa berlebihan dan kemudian takut berlebihan itu menjadi liar, tetapi tidak diimbangi dengan empati," sambunya.

 Kabar Baik, Polri Beri Bantuan Rp 600 Ribu Bagi Sopir Bus, Taksi, hingga Andong Terdampak Corona

Imam mengatakan, orang-orang yang takut berlebihan itu tidak ikut memposisikan dirinya sebagai korban.

Selain itu, kurangnya informasi yang didapat juga menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan.

"Kemampuan untuk bersimpati membayangkan bagaimana kalau seandainya dirinya itu berada di dalam posisi korban, nah ini menumbuhkan empati itu terlupakan."

"Ditambah lagi informasi yang tidak lengkap atau disinformasi," kata dia.

Sehingga, Imam menilai dari apa yang terjadi sekarang misalnya penolakan jenazah Covid-19 itu karena simpati kalah dengan rasa ketakutan tersebut.

"Jadi apa yang terjadi ini menggambarkan menangnya ketakutan berlebihan, menangnya kekhawatiran berlebihan, dibanding simpati, empati dan informasi yang lengkap tentang bagaimana virus ini harusnya disikapi," ucap dia.

 Tak Tahu Asal Corona yang Tewaskan Istri, Suami Perawat yang Jenazahnya Ditolak: Dia Orang Gigih

Lihat videonya mulai menit ke-12:15:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Quraish ShihabNajwa ShihabVirus CoronaMata Najwa
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved