Virus Corona
Menko PMK Bahas Problem Kemiskinan di Tengah Corona: Kalau Bapak Presiden Menyebut Miskin Kagetan
Menko PMK Muhadjir Effendy membahas tentang permasalahan kemiskinan yang mencuat akibat adanya wabah Virus Corona di Indonesia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Wabah Virus Corona (Covid-19) membawa dampak yang beragam bagi Indonesia.
Selain dari sisi kesehatan, Covid-19 juga membuat roda perekonomian di Indonesia terganggu.
Menko Pembangunan Manusia, dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengakui banyak kemiskinan yang lahir dari Covid-19.

• Larang Ojol Angkut Penumpang, Anies Baswedan Bolehkan Berboncengan dengan Syarat: Alamat KTP Sama
Dikutip dari YouTube Kompastv, Senin (13/4/2020), awalnya Presenter SAPA INDONESIA MALAM Aiman memaparkan bahwa tingkat kemiskinan Indonesia sempat berada di bawah 10 persen pada tahun lalu.
Namun dengan datangnya wabah Covid-19, jumlah kemiskinan semakin bertambah.
Aiman pun menanyakan bagaimana sebenarnya kondisi tingkat kemiskinan di Indonesia kepada Muhadjir.
"Pada hari ini ada pertambahan yang cukup signifikan, cukup tinggi, betul demikian Pak?" tanya Aiman.
"Pasti itu saya kira, bisa dipastikan," jawab Muhadjir.
Muhadjir mengatakan angka kemiskinan naik karena banyak warga yang tadinya tidak tergolong miskin, namun pasca wabah Covid-19 menyebar, kini mereka masuk ke dalam kelompok masyarakat miskin.
"Kalau Bapak Presiden menyebut miskin kagetan itu," kata Muhadjir.
"Jadi tiba-tiba mendadak jadi miskin, semula tidak."
"Bahkan orang yang tidak tergolong hampir miskin, tiba-tiba langsung terjun bebas menjadi miskin," lanjutnya.
Muhadjir lalu menjelaskan perhitungannya soal kenaikan angka kemiskinan.
Ia mengakui angka kemiskinan akan naik, namun jumlahnya tidak akan mencapai dua kali lipat.
"Belum bisa kita predikisi, tapi pasti akan naik," kata Muhadjir.
"Saya kira tidak sampai kalau dua kali lipat," tambahnya.
Muhadjir lalu membahas soal bantuan sosial yang telah direncanakan oleh pemerintah.
Mantan Menteri Pendidikan, dan Kebudayaan tersebut mengatakan bantuan sosial dari pemerintah, justru ditargetkan kepada orang-orang yang pada awalnya merupakan warga mampu.
"Sekarang justru pemerintah dalam memberikan bantuan program jaring pengaman sosial, ini tidak melulu kepada warga tidak mampu yang selama ini sudah mendapatkan bantuan secara periodik, dan sudah ada di dalam data," kata Muhadjir.
"Jadi sekarang pemerintah sedang kerja keras untuk mencari, dan menemukan para, dalam tanda petik orang miskin baru ini," lanjutnya.
Ia juga mengutip pesan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk memerhatikan golongan masyarakat yang tadinya tidak pernah menerima bantuan dari pemerintah.
"Karena itu Bapak Presiden selalu wanti-wanti supaya diperhatikan betul, mereka yang selama ini tidak kebagian berbagai bantuan sosial pemerintah, karena dianggap dulu tidak miskin," ucap Muhadjir.
"Tapi sekarang tiba-tiba menjadi miskin," tambahnya.
• Larang Ojol Angkut Penumpang, Anies Baswedan Bolehkan Berboncengan dengan Syarat: Alamat KTP Sama
Muhadjir lalu memaparkan contoh masyarakat yang tergolong dalam kelompok yang dimaksud miskin kagetan.
Pertama adalah pengusaha kecil, dan mikro.
"Misalkan pedagang keliling, jualan makanan di warung-warung," kata Muhadjir.
Ia lanjut menyebutkan pengemudi Ojek Online (Ojol) sebagai kelompok yang sebelum wabah Covid-19 melanda, tergolong kelompok yang mampu.
"Kemudian bakso, kemudian juga pengemudi Ojol, kemudian mereka yang jualan di pasar-pasar tradisional, itu adalah merupakan kelompok masyarakat yang sangat rentan," kata Muhadjir.
"Dan itu selama ini sebagian besar tidak berada di dalam skema bantuan yang diberikan oleh pemerintah."
"Baik itu merupakan bantuan sembako, atau bantuan PKH, dan seterusnya," tandasnya.
Simak videonya mula menit awal:
Jokowi Jamin Bansos Bukan Bualan
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan statement tegas terkait masalah bantuan untuk warga terdampak Virus Corona (Covid-19).
Pernyataan tersebut ia keluarkan saat mengadakan Rapat Terbatas (Ratas) di Istana Merdeka, Senin (13/4/2020).
Pada kesempatan tersebut, Jokowi mengatakan akan menjamin pada minggu ini, seluruh bantuan kepada masyarakat akan tersalurkan.

• Sempat Viral, Kini Polisi Telah Amankan Oknum Driver Ojol yang Provokasi Berlaku Beringas
Dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin (13/4/2020), awalnya Jokowi menyampaikan instruksinya kepada Menteri Sosial Juliari Batubara, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Jokowi mengatakan dirinya ingin agar dalam kurun waktu tujuh hari, terhitung sejak Senin (13/4/2020), seluruh bantuan sosial yang dicanangkan oleh pemerintah, agar segera berjalan.
"Yang berkaitan dengan dampak sosial ekonomi," kata Jokowi.
"Saya minta menteri sosial, menteri keuangan, minggu ini semuanya harus bisa jalan," lanjutnya.
Jokowi mengatakan situasi Indonesia kini sudah amat mendesak.
Ia lalu memaparkan sejumlah program bantuan yang harus segera berjalan.
Program-program tersebut di antaranya adalah Kartu Prakerja, Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan sosial langsung, Kartu Sembako, dan pembagian sembako di daerah Jabodetabek.
Jokowi kembali menekankan agar semua bantuan tersebut bisa dijalankan minggu ini.
"Semuanya harus jalan minggu ini," tegasnya.
Presiden yang menjabat di periodenya yang kedua itu, lanjut bercerita mengenai kondisi masyarakat yang sudah sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah.
Jokowi juga tak ingin negara dicap hanya membual soal bantuan-bantuan untuk warga terdampak Covid-19.
"Saya turun ke bawah kemarin, saya melihat bahwa kebutuhan itu sudah ditunggu oleh masyarakat, jangan nanti di bawah melihat bahwa kita hanya omong saja, tetapi barangnya tidak sampai ke rakyat, ke masyarakat," paparnya.
Simak videonya mula menit ke-5.20:
(TribunWow.com/Anung)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Menko PMK Bahas Problem Kemiskinan di Tengah Corona: Kalau Bapak Presiden Menyebut Miskin Kagetan".