Virus Corona
Persatuan Perawat Merasa Disia-siakan terkait Penolakan Jenazah: Katanya Bising sampai Ketakutan
Ketua DPW PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Jawa Tengah, Edy Wuryanto angkat bicara soal penolakan jenazah tenaga medis Covid-19.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
Akibat kejadian tersebut, Edy mengaku sangat kecewa.
Apalagi tenaga medis termasuk perawat merupakan garda terdepan dalam penanganan Virus Corona.
• Pasien Positif Corona yang Berbohong saat Pemeriksaan Awal Sempat Dirawat di Bangsal Umum Sepekan
"Karena kita tahu teman-teman perawat ini kan sedang berjuang hidup mati ingin menyelamatkan masyarakat yang terkena Virus Corona."
"Mereka ini dalam suasana pekerjaan yang penuh dengan kecemasan tinggi, dia harus menyelematkan orang lain, dia harus menyelamatkan dirinya sendiri di saat APD kita yang memang sangat terbatas," ungkapnya.
Sehingga ia merasa maklum jika masalah ini viral di media sosial.
"Ini memukul mental semua perawat Indonesia yang akhirnya muncul respons berlebihan di media sosial," lanjutnya.
Menurutnya, penolakan tersebut membuat para perawat disia-siakan.
"Inilah respons spontan kami dari perawat karena seharusnya kami dihargai, diberi semangat sedang membutuhkan pengakuan dari masyarakat yang dilayani, yang justru diterima penolakan yang menghinakan dan kami merasa disia-siakan," kata Edy.
• Pada Ganjar Pranowo, Ibu Hamil Muda Duga Terjangkit Corona karena Uang Kembalian dari Tukang Sayur
Lihat videonya mulai menit ke-2:13:
Ganjar Pranowo Merasa Terluka
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengomentari soal penolakan jenazah Covid-19 di Ungaran, Jawa Tengah.
Ganjar Pranowo mengaku merasa hatinya terluka bahwa ada penolakan jenazah Covid-19 untuk kesekian kalinya di wilayahnya.
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Ganjar Pranowo pada Jumat (11/4/2020), Ganjar Pranowo mengaku kaget mendengar kabar tersebut.
• PDP Virus Corona di Samarinda Ngamuk, Ancam Perawat Pakai Pecahan Kaca saat Mau Diisolasi
"Bapak Ibu Warga Jawa Tengah saya mendapatkan laporan yang mengejutkan, peristiwa yang membuat tatu ati (hati terluka)."
"Sekelompok warga Ungaran menolak pemakaman pasien Covid-19 ini kejadian kesekian kalinya," ujar Ganjar.