Erupsi Gunung Krakatau
Media Asing Soroti Dentuman Beriringan dengan Anak Krakatau Meletus, Sebut Erupsi Terkuat sejak 2018
Kabar mengenai meletusnya Gunung Anak Krakatau pada Jumat (10/4/2020) juga menjadi sorotan media asing.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Kabar mengenai meletusnya Gunung Anak Krakatau pada Jumat (10/4/2020) juga menjadi sorotan media asing.
Satu di antaranya media Inggris, Daily Mail, yang menyoroti suara dentuman yang muncul dan menghebohkan publik.
"Terdengar hingga 150 kilometer jauhnya di ibu kota Jakarta sekitar pukul 11 malam waktu setempat," tulis mereka.
Media tersebut juga menuliskan, Gunung Anak Krakatau tampak mengeluarkan kepulan asap setinggi 15 km ke udara.

• Warga Dusun Teluk Baru Masih Waspada dan Berjaga Pasca-letusan Gunung Anak Krakatau
"Citra satelit mendeteksi 'letusan magmatik besar' dengan kepulan asap setinggi 15 km (47.000 kaki) ke langit."
Daily Mail menyebut, letusan ini merupakan erupsi terkuat Gunung Anak Kratatau sejak 2018 lalu.
"Ini diyakini sebagai aktivitas terkuat sejak letusan pada Desember 2018."
"Gunung berapi itu kehilangan lebih dari dua pertiga ketinggiannya setelah ledakan yang memicu tsunami mematikan yang menewaskan 400 orang," tulis Daily Mail selanjutnya.
Media online yang diluncurkan pada 2003 itu kemudian mencantumkan kesaksian para warganet Indonesia, yang mengunggah foto letusan Gunung Anak Krakatau di Twitter.
Salah satu yang dicantumkan adalah dari akun @ayingmaung yang menulis, "Krakatau, We are fighting coronavirus. Please go to sleep (Krakatau, kami sedang melawan virus corona, tolong tidurlah lagi)."
Terkait suara dentuman keras yang hingga kini masih menjadi misteri, Daily Mail mencantumkan kesaksian dari seorang warganet perempuan yang tidak dicantumkan nama akunnya.
"I keep hearing noises here in Indonesia (Aku terus mendengar suara-suara di sini di Indonesia)," tulis warganet tersebut.

Media Rusia Sputnik News turut menyoroti letusan Gunung Anak Krakatau semalam.
Beritanya juga menunjukkan ini letusan terbesar sejak Desember 2018 yang saat itu memicu tsunami.
Data yang dicantumkan Sputnik sedikit berbeda dengan Daily Mail.