Puasa Ramadan 2020
Atur Jadwal Tidur Selama Puasa Ramadan, Perhatikan Gejala Sakit Kepala sampai Mood Swing
Selama bulan puasa Ramadan, tubuh harus beradaptasi kembali. Baik pola makan sampai pola tidur harus menyesuaikan pola puasa selama bulan Ramadan.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Atri Wahyu Mukti
Makan berlebihan juga dapat memicu gangguan pola tidur, seperti makan makanan yang mengandung kalori, gula, dan lemak yang tinggi.
Risiko gangguan tidur juga dapat bertambah akibat naiknya berat badan, gangguan pencernaan, dan gangguan usus.
Maka dari itu, penting untuk mengatur ulang jadwal tidur selama bulan Ramadan agar ibadah tidak terganggu.
Orang yang memiliki riwayat insomnisa dan gangguan jam biologis yang kronis, ditambah lagi jadwal tidur yang terbalik selama bulan Ramadan, akan kesulitan kembali ke pola kerja biasanya setelah Ramadan usai.
Perlahan-lahan cobalah atur pola tidur Anda selama beberapa hari, baik jam tidur maupun jam bangun.
Saat menjelang akhir bulan Ramadan, perlahan-lahan biasakan pola tidur seperti rutinitas harian Anda apabila tidak berpuasa.
• Penderita Diabetes Harus Hati-hati saat Puasa Ramadan, Perhatikan Gejala yang Muncul
Hal ini akan membantu tubuh kembali beradaptasi dengan jam biologis.
Membiarkan diri terpapar sinar yang terang, seperti sinar matahari, selama satu jam setelah bangun dapat membantu mengembalikan pola tidur yang normal.
Paparan cahaya adalah salah satu faktor penting bagi tubuh merespons rasa mengantuk.
Hal ini juga akan membantu tubuh mengurangi hormon tidur (melatonin) yang ada dalam darah.
Membiarkan diri terpapar sinar melalui jendela juga cukup membantu.
(TribunWow.com)