Virus Corona
Disebut Tak Transparan soal Virus Corona, Achmad Yurianto: Terserah, Saya Bicara Basis pada Data
Dalam penanganan Virus Corona, pemerintah pusat dinilai oleh banyak pihak tidak transparan, khususnya terkait data kasus Covid-19.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
Yurianto kemudian menanyakan dari mana data positif Covid-19 hasil tes swab pada setiap daerah.
Menurutnya, jika bersumber dari laboratorium yang sama, secara otomatis datanya tentu tidak akan mengalami perbedaan.
Maka dari itu ketika ada perbedaan data, menurut Yurianto berarti ada dua kemungkinan yang menjadi penyebabnya.
Kemungkinan pertama adalah ada laboratorium di suatu daerah yang belum terdaftar di pemerintah pusat.
Atau kemungkinan kedua adalah adanya perbedaan waktu dalam pencatatan atau pengiriman data.
• 10 Ribu WNI Terjebak di Zona Merah Virus Corona New York, Amerika, KJRI akan Salurkan Bantuan
"Saya tanyakan data positif VCR daerah itu sumbernya dari mana?," kata Yurianto.
"Oleh karena itu kalau ada perbedaan apakah ada laboratorium yang digunakan dan kemudian belum terdaftar di kita, atau perbedaan itu karena perbedaan pencatatan waktu," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke-13.12:
Refly Harun: Pemerintah Punya Ketakutan dalam Atasi Virus Corona
Pakar Tata Usaha, Refly Harun terang-terangan mengaku memberikan kritik kepada pemerintah dalam penanganan Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Refly Harun mengatakan pemerintah seolah-olah hanya seperti memikirkan ekonomi, dibandingkan dengan nyawa masyarakat Indonesia.
Dalam tayangan Youtube Talk Show tvOne, Senin (6/4/2020), Refly Harun juga menyebut pemerintah justru ketakutan menghadapi pandemi Virus Corona.

• Jokowi Ungkap 10 Besar Negara dengan Kasus Virus Corona Tertinggi: Ini Perlu Disampaikan ke Publik
Pemerintah dinilai takut dalam mengambil kebijakan yang tegas, seperti misalnya lockdown dengan alasan akan terjadi kerusuhan.
Menurut Refly Harun, pemerintah harus sebaliknya yaitu bisa memastikan kepada masyarakat jika negara bisa mengatasi Covid-19 ini.
Dengan begitu maka masyarakat akan merasa tenang dan bisa percaya dengan pemerintah.
"Saya mengkritik pemerintah pusat, yang menurut saya terlalu berhitung terhadap nyawa manusia, pemerintah mempunyai ketakutan sendiri yang menurut saya enggak beralasan, yaitu ketakutan terjadi riot," ujar Refly Harun.
"Masa pemerintah sendiri yang kemudian seperti mengkampayekan 'awas lho nanti terjadi ada kerusuhan dan lain sebagainya'."
"Mestinya pemerintah mengamankan, menenangkan, menyamankan bahwa kita akan mulai memerangi Covid-19," jelasnya.