Virus Corona
Puluhan Tenaga Medis Wafat akibat Virus Corona, IDI Ungkap Beberapa Faktor Meninggalnya, Kurang APD
Wakil Ketua Umum PB IDI, Adib Khumaidi mengatakan ada sekitar 20 dokter meninggal termasuk dokter yang masih berstatus PDP (Pasien Dalam Pengawasan).
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Virus Corona bisa menyerang siapa saja termasuk para tenaga medis.
Sebagai garda terdepan, para tenaga medis itu meninggal setelah menangani masalah Virus Corona.
Hingga Senin (6/4/2020), tercatat ada puluhan tenaga medis yang meninggal setelah menangani Virus Corona.
• Bantu Tenaga Medis dalam Tangani Pasien Corona, 3 Bocah di Makassar Sumbang Uang Hasil Celengan
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Official iNews pada Senin (6/4/2020), angka kematian tenaga medis di Indonesia cukup tinggi.
Wakil Ketua Umum PB IDI, Adib Khumaidi mengatakan ada sekitar 20 dokter meninggal termasuk dokter yang masih berstatus PDP (Pasien Dalam Pengawasan).
Lalu ada lima dokter gigi serta enam perawat meninggal karena terpapar Virus Corona.
"Saat ini data yang ter-record di kita yang memang terkonfimasi dia dengan PDP ataupun yang sudah terkonfirmasi hasil swab itu yang dokter ya itu sekitar 20 dengan 5 orang saat ini dokter gigi, dan infomasi yang kami dapatkan 6 perawat,"ujar Adib.
Sedangkan berdasarkan data dari situs medscape, Adib mengatakan sudah ada sekitar 100 dokter meninggal di luar Indonesia.
• Masker Kain Lebih Dianjurkan Pemerintah untuk Masyarakat dalam Cegah Corona, Ini Alasannya
Angka kematian tenaga medis di Italia tercatat yang paling banyak.
"Nah pada saat kemudian kita bicara saat ini dalam jangka satu bulan dibandingkan secara total data yang kita bandingkan medscape di seluruh dunia, total seluruh di dunia di luar yang ada di Indonesia itu ada sekitar 100 dokter yang meninggal dengan jumlah terbanyak dari Italia," jelas Adib.
Menurut analisa tim IDI, ada banyak faktor yang menyebabkan dokter-dokter tersebut meninggal.
"Tapi kalau kemudian kita coba menganalisa dan kita juga diskusikan di internal profesi ada berapa faktor juga yang mengakibatkan meninggalnya para tenaga kesehatan kami," lanjutnya.
• Ingatkan soal Pentingnya Physical Distancing, Istana: Harus Anggap Semua Potensial Menularkan
Adib mengatakan, selain faktor usia dan faktor penyakit bawaan ada pula faktor keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD).
"Memang selain faktor usia, faktor penyakit penyerta dan juga memang ada hal-hal lain yang kemudian mengakibatkan terjangkit atau tertular."
"Salah satunya juga faktor kekurangan APD di dalam pelayanan," tukasnya.
Lihat vidoenya sejak menit awal:
Dekan FH UI Ari Fahrial Singgung Kematian di Jakarta Meningkat
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Professor Ari Fahrial turut mengomentari soal mudik di tengah wabah Virus Corona.
Hal itu diungkapkan Ari Fahrial saat menjadi narasumber di acara Kabar Petang tvOne pada Sabtu (4/4/2020).
Ari Fahrial mulanya menyinggung soal tingkat kematian Virus Corona di Indonesia cukup tinggi.
• Ramadan di Tengah Virus Corona, Din Syamsuddin: Ini Ujian, Hanya Dimengerti oleh Orang Mau Mengerti
Ia menjelaskan, agar dapat menurunkan risiko penyebaran Virus Corona, menerapkan physycal distancing seperti menghindari kerumunan sangat perlu dilakukan.
"Berarti angka kematian di atas sembilan persen, bagaimana nih agar bisa landai berkurang."
"Bagaimana caranya ya menghindari orang tidak ada di jalanan, menghindari interaksi antar manusiayang lebih banyak gitu loh," kata Ari.
Lalu, ia meminta agar status Darurat Kesehatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dilakukan lebih tegas.
"Saya rasa tiga Kepres dan Pepres yang dikeluarkan pemerintah itu semestinya ditindaklanjuti mengenai darurat kesehatan masyarakat," ungkapnya.
Lalu, ia membenarkan bahwa kepala daerah memang tak bisa menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) tanpa izin Pemerintah Pusat.
• Banyak Kritik untuk Pemerintah soal Penanganan Virus Corona, Luhut: Jangan Digunakan Berpolitik
"Ya memang prosedurnya Gubernur bersurat kepada Kementerian Kesehatan, silahkan Gubernur ini memutuskan," lanjutnya.
Lalu, ia menyorot soal kematian di DKI Jakarta yang meningkat drastis yang sempat diungkap Gubernurnya, Anies Baswedan.
Anies Baswedan pernah menyebut ada 283 orang meninggal dimakamkan dengan protokol seperti jenazah Virus Corona.
"Pak Gubernur DKI kan juga menyampaikan bahwa kalau dilihat dari jumlah kematian pada bulan Maret ini terjadi peningkatan lebih dari 50 persen."
"Artinya apa sebenarnya kasus-kasus meninggal yang meninggal dalam tanda petik apakah ini berhubungan dengan Covid atau tidak," ujar Ari.
• Periksa Suspect Virus Corona, Dua Dokter Perempuan di India Dilempari Batu oleh Warga Setempat
Dengan data kematian tersebut, Ari menilai seharusnya masyarakat makin sadar untuk menerapkan physycal distancing.
Akan tetapi malah masih banyak yang mudik dari Jakarta ke daerah-daerah lain.
"Jadi ini memang yang disadari cukup meningkat khususnya masyarakat Jakarta ini, yang sebentar lagi mau mudik ini, atau bahkan ada yang mau mudik," kata dia.
Lihat videonya mulai menit ke 00:50:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)
BACA JUGA Puluhan Tenaga Medis Wafat akibat Virus Corona, IDI Ungkap Beberapa Faktor Meninggalnya, Kurang APD