Virus Corona
Media Asing Soroti Tingkat Kematian akibat Corona di Indonesia, Bandingkan Negara Asia Tenggara Lain
Pandemi Virus Corona (Covid-19) yang merambah sampai Indonesia menimbulkan sorotan banyak pihak, termasuk media asing.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Pandemi Virus Corona (Covid-19) yang merambah sampai Indonesia menimbulkan sorotan banyak pihak, termasuk media asing.
Diketahui virus yang berawal dari Wuhan, China ini menjadi pandemi dan menimbulkan ribuan korban jiwa di sejumlah negara.
Meskipun Indonesia baru mengumumkan kasus positif lama setelah negara-negara lain.

• Peneliti INDEF Sebut Kelas Menengah Rentan Miskin karena Belum Tersentuh Bantuan di Tengah Corona
Dikutip TribunWow.com dari Aljazeera, tingkat kematian akibat Virus Corona di Indonesia adalah yang tertinggi di Asia Tenggara.
Laporan dua kasus positif pertama di Indonesia muncul pada 2 Maret 2020.
Sejak saat itu, sebanyak 181 pasien meninggal dunia per 3 April 2020.
Dari nol kasus pada awal 2020, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia melonjak tinggi.
Sampai Jumat (3/4/2020), rasio kematian di Indonesia mencapai 9,1 persen.
Jumlah tersebut tinggi jika dibandingkan dengan tingkat kematian dunia yang hanya 5,2 persen.
Sebagai perbandingan, Filipina memiliki rasio 4,5 persen dan Malaysia hanya 1,6 persen pada kurun waktu yang sama.
Padahal kedua negara tetangga tersebut mendapati lebih banyak kasus positif, yakni lebih dari 3.000 kasus pada masing-masing negara.
Selain itu, tingkat infeksi yang tinggi juga terjadi pada tenaga medis.
Sampai Jumat (3/4/2020), sebanyak 95 petugas medis positif terjangkit Covid-19 dan setidaknya 13 meninggal dunia.
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Padjajaran Panji Fortuna Hadisoemarto menjelaskan pendapatnya tentang isu tersebut.
"Kita bisa melihat pemerintah masih beberapa langkah terbelakang dalam menangani penyebaran virus," kata Panji Fortuna Hadisoemarto, dikutip dari Aljazeera, Sabtu (4/4/2020).
• 3.611 Buruh di DKI Kena PHK Gara-gara Corona, Menaker Beri Solusi, Dapat Pelatihan hingga Insentif
Ia juga menyoroti layanan kesehatan, minimnya alat pelindung diri (APD), dan kurangnya rapid test (tes kilat) secara massal.
"Terlambatnya penyediaan perlengkapan laboratorium dan alat uji serta kurangnya tes," jelas Panji.
"Fasilitas dan tenaga medis tidak siap, anjuran tinggal di rumah hanya sebatas imbauan, dan minimnya transparansi informasi," tambahnya.
Sementara itu, penelitian dari The Eijkman-Oxford Clinical Research Unit mengungkapkan perkiraan tentang jumlah pasien Covid-19 di Indonesia akan terus membludak.
Diperkirakan warga Indonesia yang terjangkit Virus Corona pada akhir April 2020 akan mencapai 71 ribu orang.
Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO) berpendapat hal yang serupa.
Michael Ryan selaku Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO berpendapat Indonesia masih dalam tahap awal pandemi Virus Corona.
"(Indonesia) perlu menerapkan rencana yang menyeluruh, berfokus pada penekanan kasus," kata Michael Ryan, Senin (30/3/2020).
"Hal yang sangat penting adalah menyiapkan sistem layanan kesehatan akan kemungkinan naiknya jumlah kasus," tambah Ryan.
• Orang Sehat Kini Disarankan Memakai Masker untuk Cegah Corona, Gugus Tugas Covid-19: Pakai 2 Lapis
Pesan dokter Tirta
Influencer, dokter Tirta Mandiri Hudhi mewanti-wanti warga untuk tak takut memerisakan diri ke rumah sakit jika merasakan gejala terinfeksi Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, dr Tirta bahkan mengimbau masyarakat untuk mengaku dan tak berbohong jika merasakan gejala virus dengan nama lain Covid-19 itu.
Menurut dia, hal itu perlu dilakukan untuk mencegah penularan Virus Corona yang lebih luas lagi.
Pernyataan tersebut disampaikannya melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Jumat (3/4/2020).
• Ramai Warga Tolak Jenazah Pasien Corona, MUI Sampaikan Imbauan Tegas: Meninggal karena Wabah, Syahid
Pada kesempatan itu, ia juga mengimbau warga untuk menerapkan pola hidup sehat dan bersih.
"Jadi kalau buat teman-teman semua yang di rumah, intinya adalah terapkan pola hidup bersih sehat," ujar dia.
Tirta menyebut, tetap berada di dalam rumah akan lebih aman dan menjaga warga dari paparan Virus Corona.
Meksipun begitu, ia memaklumi jika ada warga yang terpaksa keluar rumah untuk bekerja.
Karena itu, Tirta mengimbau para pekerja tetap menjaga kondisi kesehatan tubuh agar tak tertular Virus Corona.
"Jadi cuci tangan yang bener, kalau batuk ditutupi, kalau kerasa sakit pakai masker, enggak ada masker di rumah aja pokoknya," ujarnya.
"Tapi kalau kalian masih kerja seperti ojol, pedagang asongan, warteg dan lain-lain, kerja tapi jaga kondisi."

• Dampak Corona, Jenazah Bergeletakan di Jalan Guayaquil Ekuador, Tunggu Berhari-hari sebelum Diurus
Lebih lanjut, Tirta mengimbau warga untuk tak merasa panik jika merasakan gejala terinfeksi Virus Corona.
Ia bahkan meminta warga tak berbohong soal kondisi kesehatan.
"Kalau sakit tetap ke fasilitas kesehatan, dan jangan panik atau bingung kalau sakit," terang Tirta.
"Kalian itu kalau sakit ngaku jangan bohong."
Sebab, menurutnya kebohongan itu justru bisa membahayakan nyawa orang lain.
"Kalau bohong malah kalian enggak mati, nyebabin orang mati, nanti ditanya sama Yang di Atas," imbuhnya.
Menurut Tirta, warga tak perlu takut jika karena kondisi kesehatan harus dirawat di rumah sakit.
Ia menyatakan, perawatan di rumah sakit akan lebih baik dilakukan demi menyelamatkan nyawa warga.
"Jadi yang paling pinter, yang paling bener itu adalah kalian sakit, kalian akan ditolong di rumah sakit," tutur Tirta.
"Dikarantina itu enggak diapa-apain, enggak diisolasi." (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Jayanti Tri Utami)