Breaking News:

Virus Corona

Bahas Mudik saat Corona, Dekan UI Ari Fahrial Singgung Ucapan Anies soal Angka Kematian Naik Tajam

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Professor Ari Fahrial turut mengomentari soal mudik di tengah wabah Virus Corona.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Channel YouTube Talk Show TV One
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,, Professor Ari Fahrial turut mengomentari soal mudik di tengah wabah Virus Corona. 

TRIBUNWOW.COM - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Professor Ari Fahrial turut mengomentari soal mudik di tengah wabah Virus Corona.

Hal itu diungkapkan Ari Fahrial saat menjadi narasumber di acara Kabar Petang tvOne pada Sabtu (4/4/2020).

Ari Fahrial mulanya menyinggung soal tingkat kematian Virus Corona di Indonesia cukup tinggi.

Ramadan di Tengah Virus Corona, Din Syamsuddin: Ini Ujian, Hanya Dimengerti oleh Orang Mau Mengerti

Ia menjelaskan, agar dapat menurunkan risiko penyebaran Virus Corona, menerapkan physycal distancing seperti menghindari kerumunan sangat perlu dilakukan.

"Berarti angka kematian di atas sembilan persen, bagaimana nih agar bisa landai berkurang."

"Bagaimana caranya ya menghindari orang tidak ada di jalanan, menghindari interaksi antar manusiayang lebih banyak gitu loh," kata Ari.

Lalu, ia meminta agar status Darurat Kesehatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dilakukan lebih tegas.

"Saya rasa tiga Kepres dan Pepres yang dikeluarkan pemerintah itu semestinya ditindaklanjuti mengenai darurat kesehatan masyarakat," ungkapnya.

Lalu, ia membenarkan bahwa kepala daerah memang tak bisa menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) tanpa izin Pemerintah Pusat.

Banyak Kritik untuk Pemerintah soal Penanganan Virus Corona, Luhut: Jangan Digunakan Berpolitik

"Ya memang prosedurnya Gubernur bersurat kepada Kementerian Kesehatan, silahkan Gubernur ini memutuskan," lanjutnya.

Lalu, ia menyorot soal kematian di DKI Jakarta yang meningkat drastis yang sempat diungkap Gubernurnya, Anies Baswedan.

Anies Baswedan pernah menyebut ada 283 orang meninggal dimakamkan dengan protokol seperti jenazah Virus Corona.

"Pak Gubernur DKI kan juga menyampaikan bahwa kalau dilihat dari jumlah kematian pada bulan Maret ini terjadi peningkatan lebih dari 50 persen."

"Artinya apa sebenarnya kasus-kasus meninggal yang meninggal dalam tanda petik apakah ini berhubungan dengan Covid atau tidak," ujar Ari.

Periksa Suspect Virus Corona, Dua Dokter Perempuan di India Dilempari Batu oleh Warga Setempat

Dengan data kematian tersebut, Ari menilai seharusnya masyarakat makin sadar untuk menerapkan physycal distancing.

Akan tetapi malah masih banyak yang mudik dari Jakarta ke daerah-daerah lain.

"Jadi ini memang yang disadari cukup meningkat khususnya masyarakat Jakarta ini, yang sebentar lagi mau mudik ini, atau bahkan ada yang mau mudik," kata dia.

Lihat videonya mulai menit ke 00:50:

Anies Ungkap 283 Jenazah Dimakamkan dengan Protokol Virus Corona

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkap status daerahnya terkait Virus Corona.

Hal itu diungkapkan Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta pada Senin (30/3/2020).

Anies Baswedan mengatakan status DKI Jakarta terkait Covid-19 sudah mengkhawatirkan.

 Ganjar Pranowo Akui Masih Ada Warga Ngeyel Mudik di Tengah Corona: Diusir Lagi Kan Enggak Bisa

Mulanya ia menceritakan bahwa data dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota yang mengurus pemakaman mengatakan sudah ada 283 orang pada Maret yang dimakamkan dengan aturan seperti penanganan jenazah Covid-19.

Jenazah-jenazah itu dimakamkan dengan dibungkus plastik hingga para pengurus mengenakan Alat Pelindung Diri (APD).

"Kami juga memantau data dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, ini adalah Dinas yang mengurusi Pemakaman."

"Di bulan Maret ini terjadi pemulasaran dan pemakaman dengan menggunakan protap Covid-19, protap itu antaranya bahwa jenazah dibungkus dengan plastik, menggunakan peti, lalu harus dimakamkan kurang dari empat jam lalu petugasnya menggunakan APD," jelas Anies.

Ia mengatakan hal itu terjadi sejak 6 Maret lalu.

"Sejak tanggal enam ada kejadian pertama sampai kemarin tanggal 29 itu ada 283 kasus," lanjutnya.

Meski demikian, mereka belum bisa disebut meninggal karena positif Covid-19 akibat belum dilakukan tes.

"Artinya ini adalah mungkin mereka-mereka yang belum sempat dites karena itu tidak bisa disebut sebagai positif," ucap dia.

 Dukung Tenaga Medis Lewat Video Call, Guyon Ganjar Pranowo Langsung Disambut Gelak Tawa

Sehingga, Mantan Rektor Universitas Paramadina ini menegaskan bahwa status ibu kota kini mengkhawatirkan.

"Atau sudah dites tapi belum ada hasilnya kemudian wafat ini menggambarkan bahwa situasi di Jakarta terkait Covid-19 amat mengkhawatirkan," ucapnya.

Dengan demikian, ia meminta masyarakat tidak meremehkan penyakit Virus Corona yang telah menyerang ribuan orang di Indonesia.

"Makanya saya benar-benar meminta kepada seluruh masyarakat Jakarta, jangan pandang angka ini angka statistik, 283 itu bukan angka statistik, itu adalah warga kita bulan lalu sehat, yang bulan lalu bisa berkegiatan, " tegasnya.

Ia lalu mengimbau warganya benar-benar menerapkan aturan social distancing

"Mereka punya anak, mereka punya istri, punya saudara dan ini semua harus kita cegah pertambahannya dengan secara serius melakukan pembatasan, tinggalah di rumah, disiplin untuk menjaga jarak, lindungi diri, lindungi keluarga, lindungi semua," imbau Anies.

 Dokter Tirta Sempat Didiagnosa Suspek Virus Corona, Ini Penyakit Paru-paru yang Ternyata Dideritanya

Lihat videonya mulai menit ke 2:35:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Virus CoronaMudikAnies Baswedan
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved