Breaking News:

Virus Corona

Luhut Binsar Bantah Negara Tak Ketat Urus Masyarakat di Tengah Corona: Biar Bangsa Ini Belajar

Luhut Binsar Panjaitan menjelaskan mengapa Indonesia enggan mengeluarkan larangan resmi untuk membubarkan kerumunan masyarakat

Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
youtube kompastv
Menko Kemarimitiman, dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, di acara ROSI, Jumat (3/4/2020) 

TRIBUNWOW.COM - Physical distancing atau pemisahan jarak antar manusia merupkan prioritas utama pemerintah Indonesia untuk menekan angka penyebaran Virus Corona (Covid-19).

Hingga saat ini pemerintah telah terus menerus melakukan seruan agar masyarakat tetap menjaga jarak satu dengan yang lain.

Menko Kemaritiman, dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menjelaskan ada alasan tersendiri mengapa pemerintah enggan mengeluarkan larangan resmi untuk menerapkan physical distancing.

Kapolsek Cisoka AKP Akbar Baskoro bersama jajarannya membubarkan acara hajatan yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19 di Kabupaten Tangerang, Sabtu (28/3/2020).
Kapolsek Cisoka AKP Akbar Baskoro bersama jajarannya membubarkan acara hajatan yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19 di Kabupaten Tangerang, Sabtu (28/3/2020). (Dok Polsek Cisoka/ Tribunjakarta.com)

Pemerintah Disebut Lambat Tangani Corona, Luhut Buka Wanti-wanti Jokowi: Tidak Banyak Dipahami Orang

Dikutip dari YouTube Kompastv, Kamis (2/4/2020), awalnya presenter Rosi Silalahi mempertanyakan mengapa pemerintah tidak segera mengeluarkan larangan bagi masyarakat untuk berkerumun.

Menurutnya tanpa adanya langkah tegas dari pemerintah untuk mengeluarkan larangan resmi, efektivitas penerapan physical distancing tidak akan bisa maksimal.

Mendengar pernyataan tersebut, Luhut membantahnya.

"Enggak bisa diomong begitu, saya enggak setuju kalau Rosi bilang enggak," jawab Luhut.

Luhut mengatakan hingga saat ini pemerintah lebih memilih melakukan sistem reward, and punishment (hadiah, dan hukuman) dalam menyerukan physical distancing.

"Kita pastikan harus dengan cara kita, kan tidak mesti cara itu harus bilang enggak boleh pulang," ujarnya.

"Kita harus berikan penalti, kalau kau lakukan begini, kau kita punish (hukum) begini, ini kita lakukan sekarang, daripada sekarang melarang," sambung Luhut.

Luhut mengatakan langkah melarang tidak kan bisa mendidik masyarakat Indonesia, di sisi lain langkah yang telah diterapkan oleh pemerintah, disebutnya sampai saat ini telah terus berjalan.

"Melarang itu kan tidak mendidik menurut saya, hanya terus mukul saja begitu, enggak, kita jangan pukul," katanya.

"Kau kalau enggak lakukan ini, kau nanti bisa jadi begini, itu sekarang yang tanpa Anda sadari, atau banyak orang sadari, sedang terjadi," tambah Luhut.

Luhut juga mengatakan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ingin agar masyarakat Indonesia bisa belajar, melalui cara imbauan, dan seruan.

"Dan presiden saya lihat maunya begitu, biar bangsa ini belajar, belajar disiplin," katanya.

Pria kelahiran Sumatera Utara itu mengatakan berhasil atau tidaknya imbauan memang akan bergantung kepada tiap individu masyarakat.

"Kalau dia tidak sadar kelakuannya ini, bisa nanti korbankan diri dia," tegas Luhut.

Luhut lalu kembali menekankan bahwa penerapan physical distancing adalah hal yang sangat penting.

"Saya ingin clear (jelas), saya tidak pernah katakan bahwa social distancing tidak penting, super penting," katanya.

"Makannya buat kita sekarang paling penting itu bagaimana mereka kita bikin jaga jarak."

"Jadi semua policy (kebijakan) kita akan mengacu pada jaga jarak tadi," tandasnya.

Luhut Binsar Pandjaitan Jawab Tudingan Jadi Pembisik Jokowi: Buktiin, Nanti Saya Cium Tangannya

Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke-3.35:

Guru Besar UI Sarankan Warga Tak Social Distancing Didenda

Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja menegaskan pembatasan sosial dalam skala besar.

Menanggapi itu, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. dr. Hasbullah Thabrany mendukung penuh.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show Tv One pada Senin (30/3/2020), dokter Thabrani mengatakan bahwa menangani Virus Corona harus rela berkorban.

Tim gabungan Kecamatan Ngantru, Polsek Ngantru, dan Koramil Kedungwaru saat membubarkan hajatan warga Tulungagung untuk antisipasi penyebaran virus Corona (Covid-19), Maret 2020
Tim gabungan Kecamatan Ngantru, Polsek Ngantru, dan Koramil Kedungwaru saat membubarkan hajatan warga Tulungagung untuk antisipasi penyebaran virus Corona (Covid-19), Maret 2020 (ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM)

Bahas Corona, Fadli Zon Kritik Kebijakan Jokowi yang Dianggap Berubah-ubah: Seperti Jurus Mabuk

Seperti mengurangi kegiatan ekonomi hingga berkumpul.

"Jadi kita korban sedikit, kurangin kegiatan ekonomi, kurangin keinginan kita mau berkumpul dan sebagainya untuk manfaat yang lebih besar," kata dokter Thabrany.

Menurunya bila perlu ada tindakan lebih tegas terkait social distancing yang telah dilakukan

"Nah ini enggak disadari banyak umat, walaupun dibaca barang kali maka ada perlu tindakan tegas," ucapnya.

Sehingga, ia mendukung langkah pemerintah untuk melakukan social distancing lebih ketat.

Namun, menurutnya jika perlu diberlakukan hukuman denda agar ada efek jera.

"Maka saya mendukung upaya ada tindakan lebih tegas, kalau perlu denda."

"Kalau masukin penjara enggak cukup penjara kita," tegasnya.

Dokter Thabrani mengatakan, terkadang membuat masyarakat paham itu harus menggunakan paksaan.

"Dendalah ini karena apa karena manusia itu bersifat pemikirannya pendek enggak ngerti, kalau dia dipaksa InsyaAllah nanti dia akan mengerti," ujar dokter Thabrany.

Lihat videonya mulai menit ke-1:34:

(TribunWow.com/Anung/Gipty)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Virus CoronaLuhut Binsar PandjaitanCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved