Virus Corona
Disebut Pembisik Jokowi soal Kebijakan Virus Corona, Luhut: Suruh Buktiin, Nanti Saya Cium Tangannya
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menanggapi tudingan bahwa dirinya sebagai pembisik Presiden Jokowi.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Menhub Ad Interim, Luhut Binsar Panjaitan menanggapi tudingan bahwa dirinya sebagai pembisik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir TribunWow.com, Luhut Panjaitan sering disebut sebagai penentu kebijakan-kebijakan dari Jokowi, khususnya terkait penanganan Virus Corona.
Mulanya, Luhut Panjaitan tidak setuju dengan anggapan Jokowi lambat dalam mengambil keputusan.

• Anies Baswedan Jamin Rp 1 Juta per Keluarga selama 2 Bulan untuk Warga Terdampak Virus Corona
Luhut mengatakan sebagai seorang presiden tentunya Jokowi harus benar-benar memikirkan dan juga mempertimbangkan dengan matang setiap kebijakan yang akan dikeluarkan.
Hal itu dikatakan Luhut saat menjadi narasumber dalam acara Rosi yang tayang di channel Youtube KompasTV, Kamis (2/4/2020).
Dirinya menambahkan Jokowi tentunya juga tidak bisa serta merta dalam mengambil keputusan, tetapi harus berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk para menteri.
Selain itu pastinya harus melihat pengalaman dari negara-negara lain yang juga mengalami masalah yang serupa, seperti di India, Italia ataupun China.
"Orang bilang presiden lambat, di mananya yang lambat? Proses pengambilan keputusannya kan kentara," ujar Luhut.
"Kita kan harus mendengarkan informasi-informasi dari berbagai pihak, sebelum kita membuat keputusan tersebut, untuk memperkecil kemungkinan kesalahan," jelasnya.
"Kita belajar dari India, Italia, China, Korea Selatan, Malaysia, kita lihat semua itu."
Sementara itu tugas dari para menteri tentunya memberikan masukan-masukan kepada presiden.
• Tak Hanya akan Ganti Libur Lebaran, Jokowi Fasilitasi Mudik dan Gratiskan Tempat Wisata Pasca Corona
Dirinya lantas menolak anggapan selalu menjadi dalang dalam setiap keputusan atau kebijakan.
Karena ia mengaku hanyalah sebagian dari sistem pemerintahan yang sangat luas.
"Kita berikan pandangan-pandangan kepada Presiden," kata Luhut.
"Jangan dibilang hanya saya, saya hanya bagian dari sistem itu," tegasnya.
Lebih lanjut, Luhut tidak terima jika dirinya disebut sebagai pembisik seorang presiden.
Menurutnya, Presiden Jokowi merupakan pemimpin yang bijak dan sudah barang tentu paham dengan kebijakan terbaik yang harus diambil.
"Jadi kadang-kadang orang-orang bilang 'Menko Maritim pembisik, Presiden itu bukan manusia yang bisa diatur-atur kok'," jelasnya.
"Beliau itu tahu apa yang mau dia lakukan."
Tidak berselang lama, pembabawa acara Rosi, Rosianna Silalahi memberikan satu contoh jika Luhut merupakan seorang pembisik presiden.
Rosianna mengatakan soal rencana penghentian atau pembatasan bus antar kota antar provinsi yang sudah digodok dan tinggal difinalkan, tetapi semuanya batal dilakukan.
Dan Luhut disebut sebagai orang di balik pembatalan kebijakan tersebut.
"Waktu itu contoh kecilnya seperti ini Pak Luhut, sudah ada rekomendasi yang akan digodok difinalkan soal pembatasan atau penghentian bus antar kota antar provinsi untuk memutus rantai penyebaran Virus Corona," ungkap Rosi.
"Katanya karena Pak Luhut, semuanya batal semua," imbuhnya.
• Luhut Panjaitan Terang-terangan Ungkap Alasan Tak Ada Larangan Mudik, Ekonomi Jadi Pertimbangannya
Mendengar hal itu, Luhut merasa geram dan meminta orang yang mengatakan hal tersebut untuk membuktikannya secara langsung.
Bahkan jika memang terbukti, Luhut siap untuk mencium tangan orang tersebut.
"Ya suruh aja yang ngomong itu datang ke saya, dia buktiin, nanti saya cium tangannya," minta Luhut.
"Nggak pernah saya ngomong itu kok, jadi yang kayak gini, janganlah dibuat, tidak baik
Saya selalu mengikuti mekanisme yang ada, dan saya gunakan logika saya, bener nggak jalan enggak," pungkasnya.
Simak videonya menit ke-07.00:
Luhut Panjaitan Terang-terangan Ungkap Alasan Tak Ada Larangan Mudik
Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan secara terang-terangan mengungkapkan alasannya tidak mengeluarkan larangan mudik di tengah wabah Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Luhut mengatakan larangan untuk tidak melakukan mudik dirasa tidak efektif.
Dirinya menyebut meskipun dilarang, tetap banyak masyarakat yang nekat mudik.

• Anies Lapor Maruf Amin soal Grafik Positif Virus Corona Terus Meningkat: Ini Agak Mengkhawatirkan
Maka dari itu, Luhut mengaku memilih untuk sekadar memberikan inbauan dengan harapan masyarakat bisa menyadarinya tanpa perlu dilarang.
Dalam tayangan Youtube KompasTV, Kamis (2/4/2020), Luhut hanya mengingatkan dengan melakukan mudik maka dirinya mempunyai risiko tinggi untuk terpapar Virus Corona.
Atau bahkan bisa juga menularkan ke keluarga tercinta yang berada di kampung halaman.
"Jadi yang pertama pertimbangan utamanya bahwa orang kalau diarang pun tetap mudik saja," ujar Luhut.
Jadi kita enggak mau, jadi sekarang kita inbau kesadaran bahwa kalau Anda mudik pasti bawa penyakit, hampir pasti bawa penyakit," imbuhnya.
"Kalau bawa penyakit itu di daerah sudah terbukti ada yang meninggal bisa keluargamu."
Menurut Luhut, sebatas imbauan sudah cukup untuk memberikan kesadaran untu para calon pemudik.
Selain itu juga, Luhut mengaku tetap mempertimbangkan masalah ekonomi.
"Nah kita nggak mau itu, oleh karena itu kita anjurkan untuk tidak mudik, karena jika mudik, kita berikan harus ada break kompensasinya di sini dan itu kita lakukan,"
"Jadi pertimbangan utama kita supaya ekonomi tidak mati sama sekali," jelasnya.
• Cegah Corona, 30 Ribu Napi Dibebaskan Termasuk Koruptor dan Bandar Narkoba Yasonna Laoly: Ada Syarat
Selain itu, Luhut kemudian menjelaskan alasan mengapa tidak melakukan lockdown.
Sebelumnya pemerintah hanya memutuakan untuk pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Dikatakan oleh Luhut, kebijakan PSBB dirasa menjadi pilihan tepat untuk menanganani kasus Covid-19.
Luhut juga bercermin pada negara India yang justru menimbulkan kerusuhan pasca diberlakukan lockdown di negaranya.
"Mungkin ini pilihan yang terbaik, dari banyak pilihan yang mungkin tidak cocok," ungkapnya.
"Katakan kita lockdown kita sudah lihat di India, Malaysia, di Cina sendiri hanya di Hubai itu yang lockdown."
Selain itu, pertimbangan lainnya yaitu dampak dari lockdown itu sendiri, khususnya untuk masayarakat Indonesia.
Masyarakat paling bawah dinilai akan merasakan dampak yang paling besar, terutama dari segi ekonomi.
"Jadi dari pertimbangan-pertimbangan semua itu, kita melihat dan kita sarankan ke Presiden," kata Luhut.
"Dan Preisden lebih jernih lagi melihat kalau kita lakukan dampak yang paling kena adalah masyarakat paling bawah," sambungnya.
Simak videonya mulai menit awal:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)