Virus Corona
Di Mata Najwa, dr Aman Bhakti Jelaskan 4 Kunci Selesainya Wabah Corona: Tidak Ada Paket Hematnya
dr Aman Pulungan menjelaskan apa saja yang harus dikerjakan agar masalah wabah Covid-19 bisa cepat diselesaikan
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Aman Bhakti Pulungan menanggapi kondisi terkini penanganan wabah Virus Corona (Covid-19) di Indonesia.
Aman menjelaskan ada empat poin yang harus wajib dikerjakan apabila ingin wabah Covid-19 cepat diselesaikan.
Dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Rabu (1/4/2020), Aman tegas mengatakan keempat unsur tersebut harus dilakukan semuanya, tidak ada unsur yang bisa ditinggal.

• Ali Ngabalin Umumkan Seorang Pegawai KSP Positif Virus Corona, Ngaku Sempat Tak Percaya
"Saya rasa tetap yang empat itu harus tetap dilakukan," kata Aman.
Keempat poin tersebut di antaranya adalah melakukan tes, kemudian tracing, lalu isolasi, dan terakhir adalah pembatasan sosial.
Aman menuntut pemerintah menyediakan sarana untuk melakukan tes dengan metode polymerase chain reaction (PCR).
Menurutnya tes PCR dianggap lebih akurat dibandingkan rapid test yang memang unggul dari segi kecepatan.
"Pertama, testing ini harus diperbanyak sebanyak mungkin, terutama Jakarta, tetapi bukan rapid test (tes cepat), kalau bisa PCR," kata Aman.
"Ini menjadi masalah bagi kita medis kalau dapatnya hanya rapid test."
Kemudian, Aman mengomentari tentang upaya pemerintah yang ia sebut belum maksimal melakukan tracing orang-orang yang berpotensi terjangkit Covid-19.
"Kedua adalah, sekali lagi saya ingatkan tracing pelacakan, saya tahu sekali bahwa pelacakan itu masih kurang," kata Aman.
"Yang ketiga, isolasi atau karantina, yang keempat itu pembatasan sosial," lanjutnya.
Aman menekankan bahwa keempat hal tersebut, semuanya harus dilakukan secara bersamaan.
Tidak boleh ada satu unsur yang ditinggal.
"Tetapi Nana, yang empat ini, ini bukan kayak menu makanan yang harus ditawar-tawar, dan ada paket hematnya, tidak," kata Aman.
"Ini harus all out untuk semuanya, jadi enggak bisa dari tiga ini, yang satu didiskon, yang satu minta paket hemat, ini harus semuanya ini bersamaan, dan komprehensif, dan sistem harus jalan ke daerah-daerah," lanjutnya.
"Jadi tidak bisa hanya sekadar social distancing, tidak bisa hanya sekadar tracing, tidak bisa hanya sekadar tes yang masif, tetapi juga harus anda tadi katakan isolasi wilayah," sahut presenter Mata Najwa, Najwa Shihab.
"Harus empat-empatnya dilakukan kalau kita mau lihat ada perbaikan dari kondisi yang saat ini," imbuh Najwa.
"Iya, dan itu harus bersamaan," jawab Aman.
"Sekarang saat yang tepat, harus dilakukan sekarang, sesegera mungkin," pungkasnya.
Aman mengatakan para tenaga medis telah siap berkroban jiwa raga untuk menangani Covid-19, di sisi lain ia juga menuntut agar pemerintah bisa bekerja sama dengan baik.
"Kita siap, kita medis siap, jiwa kita, raga kita ini sekarang kita berikan pada negara," ujarnya.
"Tapi tolong ajak kami juga kerja sama, kalau usulan saya empat ini jangan ditawar-tawar," imbuh Aman.
• Sambil Tertawa, Luhut Binsar Pandjaitan Jawab Tuduhan Datangkan TKA China di Tengah Wabah Corona
Simak video berikut ini menit ke-5.20:
Anies Baswedan: Tesnya Sedikit, Jumlah Positif Sedikit
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan kasus di Virus Corona (Covid-19) di Ibu Kota berada dalam situasi yang mengkhawatirkan.
Laporan tersebut ia sampaikan saat melakukan teleconference dengan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, Kamis (2/4/2020).
Dikutip dari YouTube Kompastv, Kamis (2/4/2020), awalnya Anies menunjukkan jumlah warga Jakarta yang dikubur dengan menggunakan protokol penguburan jenazah Covid-19, yakni menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap, serta jenazah dibungkus plastik.

• Ali Ngabalin Umumkan Seorang Pegawai KSP Positif Virus Corona, Ngaku Sempat Tak Percaya
Ditunjukkan oleh Anies, bahwa angka pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19 terus naik.
Anies mengatakan apabila melihat kasus-kasus di tempat lain, kasus positif Covid-19 terlihat kecil karena terlambatnya hasil tes laboratorium.
"Bila kita melihat dari pelajaran di tempat lain, kasus yang confirm selalu lebih kecil jumlahnya, dibanding yang senyatanya, biasanya setelah satu bulan kemudian kita baru tahu," ujarnya.
Anies kemudian menggambarkan prediksi besaran kasus positif Covid-19 melalui angka kematian pasien.
"Kalau kita proyeksikan misalnya kita kembali menggunakan angka tadi," katanya.
"Misalnya saat ini sudah ada 400 orang yang meninggal, sebut lah tingkat kematiannya adalah 10 persen, maka proyeksi kita yang saat ini sudah ada itu empat ribu kasus."
"Bila yang meninggal lima persen, artinya kita ada delapan ribu kasus," sambung Anies.
Anies menyimpulkan, jumlah positif kasus Covid-19 tergantung dari tes yang dilakukan oleh instansi kesehatan, apabila yang dites banyak, maka kasus positif yang ditemukan juga akan banyak.
"Jadi jumlah yang dites hasilnya positif, itu tergantung kecepatan kita melakukan testing, karena yang ditesnya sedikit, maka jumlah yang confirm (dikonfirmasi) positif jadi sedikit juga," kata Anies.
"Kalau yang ditesnya itu banyak, dan orang-orang yang mungkin relevan dengan interaksi mereka-mereka yang confirm positif, mungkin kita akan menemukan angka yang lebih tinggi," tambahnya.

Kemudian, Anies berpesan kepada Ma'ruf Amin bahwa kondisi di Jakarta saat ini cenderung mengkhwatirkan.
Ia merujuk pada kurva pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19 yang masih terus naik hingga saat ini.
"Jadi Pak Wapres saat ini di Jakarta kita belum menyaksikan kurva ini merata," kata Anies.
"Kurvanya masih meningkat, ini agak mengkhawatirkan."
"Jadi kalau kita perhatikan masih meningkat terus," imbuhnya.
• Sambil Tertawa, Luhut Binsar Pandjaitan Jawab Tuduhan Datangkan TKA China di Tengah Wabah Corona
Simak videonya mulai menit ke-7.30:
(TribunWow.com/Anung)