Breaking News:

Virus Corona

Wartawan dengan Gejala Virus Corona Meninggal seusai 'Ditolak' RS Rujukan, Mengapa Bisa Terjadi?

Seorang wartawan yang menunjukkan gejala Covid-19 meninggal dunia setelah ditolak rumah sakit rujukan pemerintah. Begini kisahnya.

TribunVideo/Radifan Setiawan
Ilustrassi Covid-19 atau Virus Corona 

"Ini upaya yang masih akan kita terus lakukan bersamaan dengan semakin bertambahnya kasus," kata Yurianto dalam konfrensi pers di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang disiarkan langsung melalui Youtube.

Pemerintah juga telah menyiapkan 132 rumah sakit rujukan di seluruh Indonesia dalam penanganan Virus Corona.

Saat dihubungi BBC News Indonesia terkait kapasitas RS rujukan yang penuh, Yurianto mengatakan jika perlu penataan pengaturan pasien di RS.

"Kita dorong kasus positif yg klinisnya ringan - sedang tidak dirawat di RS Rujukan, tetapi di RS Darurat Covid-19 di Wisma Atlet (kapasitas 3.000 orang) bahkan kalau klinis ringan bisa self isolation. Kondisi ini diharapkan bisa mengurangi penggunaan tempat tidur di RS rujukan dan hanya diperuntukan bagi pasien dengan kondisi sakit sedang berat," katanya.

Kemudian saat ditanya terkait saran untuk melibatkan RS swasta untuk berpartisipasi menangani pasien Covid-19, Yurianto menyebut, "Sekarang banyak sekali RS Swasta yang sudah ikut serta dalam penanganan Covid19, tetapi tetap seleksi kondisi pasien penting agar tepat guna."

Hingga 30 Maret pukul 12.00 WIB, jumlah kasus positif sebesar 1.414 kasus.

Jumlah korban meninggal pun bertambah delapan orang menjadi total 122 orang. Sementara untuk kasus sembuh bertambah 11 orang menjadi total 75 orang.

Artikel ini telah tayang di BBC Indonesia dengan judul Virus Corona: Wartawan dengan gejala Covid-19 meninggal usai 'ditolak' RS rujukan, mengapa terjadi dan apa solusinya?

Sumber: BBC Indonesia
Tags:
Virus CoronaCovid-19WartawanAchmad Yurianto
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved