Virus Corona
Soal Isu Lockdown, Karni Ilyas Tegas Imbau Warga Kompak Hadapi Corona: Semua Hancur kalau Dibiarkan
Pimpinan Redaksi tv One, Karni Ilyas buka suara soal peluang lockdown di Indonesia akibat wabah Virus Corona.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Pimpinan Redaksi tv One, Karni Ilyas buka suara soal peluang lockdown di Indonesia akibat wabah Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Karni Ilyas menyebut dampak lockdown bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Terkait hal tersebut, Karni Ilyas lantas mengimbau semua pihak bekerja sama melawan Corona.

• Kabar Gembira, Kemenag Perpanjang Waktu Pelunasan Biaya Haji 2020 di Tengah Pandemi Virus Corona
• 7 Dokter Tewas akibat Covid-19, Ngabalin sambil Terisak: Mereka Pergi, Kita akan Perang Lawan Corona
Pernyataan tersebut disampaikan Karni Ilyas melalui tayangan 'Kabar Petang' tvOneNews, Senin (23/3/2020).
"Karena di Indonesia jumlah pekerja informalnya itu mencapai 72 juta orang," jelas Karni Ilyas.
"Di DKI saja itu pekerja formalnya 3 juta orang, sedangkan sektor informal 1,5 juta orang lebih. Ini bukan beban yang ringan."
"Jadi kalau hanya teriak lockdown atau tidak lockdown, itu hal yang gampang," sambungnya.
Karni Ilyas lantas meminta semua masyarakat Indonesia bersama-sama menghadapi Virus Corona.
Hal itu dinilainya lebih penting ketimbang saling menyalahkan di media sosial.
"Jadi satu-satunya yang harus dilakukan oleh masyarakat Indonesia, kita harus bahu-membahu mematuhi imbauan dari pemerintah," kata Karni Ilyas.
"Baik pemerintah daerah maupun pusat, dan kita harus bersatu padu melawan Corona ini. Udah lah tinggalkan semua perbedaan-perbedaan, saling ejek di media sosial, saling menyalahkan segala macam."
• 5 Langkah Cegah Virus Corona yang Disarankan WHO, dari Cuci Tangan sampai Jaga Jarak
Bahkan, ia sampai memberikan perumpamaan untuk memperjelas pernyataannya itu.
Menurut Karni Ilyas, penanganan Virus Corona harus dilakukan bersama agar tak terus menimbulkan korban jiwa.
"Enggak ada gunanya itu, sekarang ini kita harus bersatu bahwa kita itu tidak ada satu rel, tapi kita di satu gerbong," kata Karni Ilyas.
"Jadi kalau gerbongnya terbalik tidak hanya satu kelompok atau satu lorong yang akan mati, kita semua akan hancur kalau ini kita biarkan."
Pada kesempatan itu, sebelumnya Karni Ilyas menyoroti dampak lockdown terhadap nasib pekerja yang menerima upah harian.
"Mereka sangat-sangat tidak setuju lockdown, jadi beban ini bukan hanya beban rakyat tapi juga beban pemerintah," ucap Karni Ilyas.
Karena itu, Karni Ilya mengaku memahami pemerintah hingga kini belum memberlakukan lockdown meski korban Corona semakin betambah.
"Makanya saya memahami benar kalau pemerintah pusat sampai hari ini belum mau memutuskan lockdown tersebut," ucap Karni Ilyas.
Lebih lanjut, ia menyinggung jumlah pekerja informal di Indonesia yang bakal terkena dampak jika lockdown dilakukan.
Karena itu, lockdown menurutnya bukanlah hal yang mudah dilakukan.
• Sebut Tak Bermoral, Abetnego Tarigan Ogah Bahas Statistik Korban Tewas Corona: Logikanya akan Tambah
Simak video berikut ini menit ke-8.02:
Alasan Belum Lockdown
Presiden Joko Widodo (Jokowi) terang-terangan mengungkap alasan kebijakan lockdown belum juga diterapkan di Indonesia meskipun korban terus bertambah.
Dilansir TribunWow.com, Jokowi pun menyinggung tingkat kedisplinan masyarakat Indonesia dalam menjalankan imbauan pemerintah.
Jokowi menilai, setiap negara memiliki kondisi yang berbeda.
Sehingga, tak semua negara harus menerapkan kebijakan lockdown untuk mencegah pandemi Corona.

• Keuskupan Agung Jakarta akan Siarkan Seluruh Misa Pekan Suci secara Live Streaming di Tengah Corona
• Soal Isu Lockdown akibat Corona, Karni Ilyas Soroti Nasib Pekerja Harian: Kalau Cuma Teriak Gampang
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam Rapat Terbatas (Ratas) dengan gubernur seluruh Indonesia yang disiarkan saluran YouTube tvOneNews, Selasa (24/3/2020).
"Ada yang bertanya pada saya, kenapa kebijakan lockdown tidak kita lakukan?," ucap Jokowi.
Terkait hal itu, ia pun menyinggung kondisi dan kedispilinan setiap negara yang berbeda-beda.
"Perlu saya sampaikan bahwa setiap negara memiliki karakter yang berbeda, memiliki kebudayaan yang berbeda, memiliki kedisiplinan yang berbeda," ucap Jokowi.
"Oleh sebab itu kita tidak memilih jalan itu."
Hingga kini, Jokowi mengaku sudah memiliki analisa soal negara yang menerapkan kebijakan lockdown akibat Corona.
Ia menilai, kebijakan paling tepat untuk diterapkan di Indonesia yakni jaga jarak dengan orang lain atau physical distance.
"Dan itu sudah saya pelajari, saya memiliki analisa-analisa sewaktu ini dan semua negara ada semuanya kebijakan mereka apa, mereka melakukan apa, kemudian hasilnya seperti apa, semuanya dari Kementerian Luar Negeri," kata Jokowi.
"Terus kita pantau setiap hari sehingga negara kita memang yang paling pas adalah physical distancing."
• Kisah Maidar, Ilmuwan Asal Aceh di Jerman Hadapi Virus Corona, Sembunyi di Bunker sejak 27 Februari
Jokowi meyakini, phisical distancing adalah cara paling tepat untuk mencegah penyebaran virus dengan nama lain Covid-19 itu.
"Menjaga jarak aman, itu yang paling penting," ujar Jokowi.
"Kalau itu bisa kita lakukan saya yakin bahwa kita akan bisa mencegah penyebaran Covid-19 ini."
Karena itu, mantan wali kota Solo itu mengajak semua masyarakat Indonesia untuk disiplin menjaga jarak dari orang lain.
Bahkan, Jokowi turut menyinggung warga yang diisolasi namun tetap melakukan kegiatan di luar rumah.
"Tetapi dibutuhkan sebuah kedisiplinan yang kuat, membutuhkan ketegasan yang kuat," imbuh Jokowi.
"Jangan sampai yang sudah diisolasi, saya membaca sebuah berita sudah diisolasi masih membantu tetangganya yang mau hajatan."
"Ada yang sudah diisolasi masih beli handphone dan belanja di pasar. Saya kira kedisplinan untuk diisolasi itu yang paling penting." (TribunWow.com)