Virus Corona
42 Tenaga Medis di Jakarta Terjangkit Virus Corona, Total Pasien Positif Covid-19 Sebanyak 355 Kasus
Provinsi DKI Jakarta kembali mengalami lonjakan pasien positif Virus Corona. Selain itu 42 tenaga medis di Ibu Kota ikut terjangkit Covid-19.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Provinsi DKI Jakarta kembali mengalami lonjakan pasien positif Virus Corona.
Ada penambahan sejumlah 32 pasien positif Covid-19 pada hari Senin (23/3/2020).
Kepastian tersebut disampaikan oleh Kepala Tim Siaga Covid-19 DKI Jakarta, Catur Laswanto, seperti yang dikutip TribunWow.com dari Youtube KompasTV.
• Hasil Rapid Test Negatif Bukan Jaminan Tak Terkena Virus Corona, Begini Penjelasan Achmad Yurianto
Dengan begitu, total jumlah pasien positif Virus Corona di Jakarta sampai Senin (23/3/2020), menurut Catur mencapai 355, dari yang sebelumnya hanya 303 kasus.
Dari 355 kasus tersebut, 29 di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Sedangkan kabar baiknya, ada 22 pasien yang berhasil disembuhkan.
"Total pasien positif pada hari ini 355, jadi kalau kita bandingkan dengan kemarin yang 303, maka terjadi kenaikan sejumlah 32 orang," ujar Catur.
"Namun yang sembuh adalah 22 orang, dan yang meninggal 29 orang," imbuhnya.
Selain itu, Catur juga mengabarkan ada 42 tenaga medis di Jakarta yang ikut terinfeksi Virus Corona.
Seperti yang diketahui, tenaga medis mempunyai risiko paling tinggi untuk terpapar Virus Covid-19, lantaran berhadapan langsung dengan pasien.
Ditambah lagi jika para tenaga medis tersebut tidak mendapatkan perlindungan tubuh yang sesuai dengan standar.
"Tenaga kesehatan yang terinfeksi mencapai 42 orang," jelasnya.
• Blak-blakan, Warga DKI Akui Sempat Alami Perlakuan Sinis dari Puskesmas setelah Jadi ODP Corona
Sementara itu untuk orang dalam pengawasan (ODP) di Ibu Kota berjumlah 1465 dan 1064 di antaranya sudah selesai dalam pemantauan dan dinyatakan negatif.
Untuk sisanya, 401 orang masih terus dalam pemantauan.
"Selanjutnya, terkait dengan jumlah ODP pada hari ini berjumlah 1465, adapun yang selesai dipantau sejumlah 1064, dan yang masih dalam pemantauan sejumlah 401 orang," tutupnya.
Simak videonya:
Hasil Rapid Test Negatif Bukan Jaminan Tak Terkena Virus Corona
Pemerintah telah melakukan pemeriksaan cepat atau rapid test untuk mendeteksi penyebaran Virus Corona.
Namun yang perlu menjadi perhatian, hasil dari rapid test yang menunjukkan negatif, belum tentu orang tersebut tidak terkena Virus Corona.
Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk kasus Covid-19, Achmad Yurianto, seperti yang dilansir TribunWow.com dari tayangan Youtube KompasTV, Senin (23/3/2020).
Yuri mulanya menjelaskan hasil rapid test yang sudah dilakukan banyak yang menunjukkan negatif.

• Prabowo Subianto Beberkan Alasan China Memberikan Bantuan APD 12 Ton untuk Penanganan Virus Corona
Meski begitu, Yuri mengatakan hasil negatif saat dilakukan rapid test tersebut masih ada kemungkinan terkena Virus Corona.
Menurutnya, karena bisa saja pada saat pemerikaan itu memang belum positif, hal itu lantaran orang tersebut terinfeksi Virus Corona belum sampai 7 hari, makanya belum bisa terdeteksi.
"Kita mendapatkan beberapa hasil positif, meskipun lebih banyak kita temukan yang hasilnya negatif dari pemeriksaan screening ini," ujar Yuri.
"Perlu dipahami bersama, bahwa hasil negatif tidak memberikan jaminan bahwa yang bersangkutan tidak sedang sakit," jelasnya.
Dirinya menjelaskan cara kerja rapid test adalah dengan mengukur kadar antibodi.
Maka dari itu, kadar antibodi tersebut tidak bisa langsung diketahui jika orang tersebut baru terpapar Virus Corona belum sampai 7 hari.
"Karena kita diketahui, pemeriksaan rapid test ini adalah berbasis pada shareology untuk mengukur kadar antibodi dari munculnya virus," jelasnya.
"Sudah barang tentu bahwa tidak setiap infeksi virus dari hari yang sama langsung muncul antibodi, dibutuhkan waktu beberapa hari sejak infeksi itu terjadi agar antibody muncul dan bisa terdeksi."
"Oleh karena itu pada saat pemeriksaan menghasilkan negatif bisa saja antibody belum terbentuk karena infeksinya baru berlangsung kurang dari 7 hari."
• Virus Corona Merebak, Anies Baswedan akan Tindak Tegas dan Sanksi Pegumpul Massa di DKI Jakarta
Oleh karena itu, Yuri mengatakan langkah selanjutnya tetap harus kembali melakukan pemeriksaan kedua.
Pemeriksaan kedua tersebut dilakukan setelah 7-10 hari ke depan untuk dilihat kembali kadar antibodinya.
"Oleh karena itu langkah yang harus dilakukan berikutnya adalah dilakukan pemeriksaan ulang setelah hari ketujuh sampai hari ke-10 untuk kita ukur kembali antibodinya," kata Yuri.
"Manakala hasil pemeriksaan kedua ini masih tetap negatif, kita bisa menyimpulkan bahwa, saat ini sedang tidak terinfeksi, tetapi ingat bahwa kita belum mempunyai kekebalan untuk tidak terinfeksi," imbuhnya.
Simak videonya:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)