Breaking News:

Virus Corona

Beda Flu Burung dengan Virus Corona, Guru Besar UI Prof Thabrany: Sekali Batuk Ribuan Virus Keluar

Guru Besar FKM Universitas Indonesia (UI), Prof. dr. Hasbullah Thabrany mengungkap perbedaan Flu Burung dan Virus Corona.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Virus Corona 

TRIBUNWOW.COM - Guru Besar FKM Universitas Indonesia (UI), Prof. dr. Hasbullah Thabrany mengungkap perbedaan Flu Burung dan Virus Corona.

Flu Burung pernah mewabah di Indonesia pada 2003-2005 lalu.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show tv One pada Minggu (23/2/2020), Prof. dr. Hasbullah Thabrany menegaskan flu burung itu beda dengan Virus Corona.

Waspada Corona, Keluarga dan Karyawan Ruben Onsu Disuntik, Bagaimana dengan Betrand Peto?

Virus flu burung bentuknya bermacam-macam, sedangkan Virus Corona berbentuk seperti matahari.

"Virus Corona ini beda dengan virus Flu Burung yang memang flu juga tetapi virus itu punya beberapa varian ada jenisnya."

"Kalau ayam kan misalnya ada ayam kuras, ada ayam, sama ayamnya gitu."

"Begini juga Virus Corona karena sifatnya, bentuknya ada korona-korona tentakel-tentakel," jelas Prof Thabrany.

Namun, perbedaan mencolok penyakit Flu Burung dan Virus Corona adalah cara penyebarannya.

Tak seperti Virus Corona yang bisa menyebar manusia ke manusia, Flu Burung baru menularkan dari unggas ke manusia.

"Bedanya dengan flu burung, kalau flu burung kan ditularkan melalui unggas ke manusia,"ujar dia.

Lantas, Prof Thabrany menyebut Virus Corona itu lebih berat.

SBY: Tak Perlu Dilakukan Lockdown di Kota-kota, Penyebaran Covid-19 Bisa Kita Batasi

Pasalnya, jika penderita covid-19 batuk, maka bisa mengeluarkan ribuan virus.

"Ini yang berat buat kita, virus ini ditularkan manusia ke manusia yang melalui batuk atau bersin, itu dilemparkan."

"Sekali batuk itu ribuan virus (keluar)," ucap Prof Thabrany.

Mendengar itu, presenter lantas bereaksi seperti merasa ngeri.

"Hiii," ungkap presenter.

Sehingga, Prof Thabrany meminta agar masyarakat bisa menerapkan social distancing dengan disiplin, seperti tak boleh berjarak dengan orang lain kurang dari satu meter.

Selain itu, jika batuk harus ditutup dengan masker.

"Karena itu, hati-hati kalau kita dekat kurang dari satu meter bisa terkena nah bagaimana mencegahnya?"

"Karena dia menyebar hingga satu setengah meter paling jauh maka kita jaga jarak, kalau kita dua meter dari orang, kalau kita bersin, kalau kita batuk, tutup pake masker," imbaunya.

Rupiah Melemah dan Dekati Rp 17.000, Fundamental Ekonomi RI Disebut Jauh Lebih Kuat dari Krisis 1998

Upaya pencegahan harus dilakukan sejak dini, sehingga ia menilai bahwa tidak menularkan virus ke orang lain merupakan sedekah.

"Meskipun kita belum ketahuan kena, tapi bisa jadi virus ada di badan kita. Itu yang menjadi sedekah kita tidak membagi virus itu sedekah yang amal sholeh," sambungnya.

Pada kesempatan itu, Prof Thabrany mengatakan bahwa kegiatan berdagang di tengah wabah ini masih bisa dilakukan.

Asalkan ada jarak di antara pedagang dan pembeli.

"Karena kalau bapak berdagang, dagang masih bisa asal jangan kontak."

"Misalnya bapak ngantar barang ya taruh barangnya di situ, di ambil oleh orang, duitnya diambil, jarak dua meter, jangan depan berhadapan," ungkapnya.

Jengkel Warganya Sepelekan Corona, Wali Kota Tasikmalaya Berorasi Keliling: Bukan Masalah Pencitraan

Selain itu, usahakan sering mencuci tahngan setelah melakukan tranksaksi.

"Tapi begitu barangnya sudah terpegang, terambil, cuci tangan pakai sabun, kalau tidak ada alkohol, hand sanitizer, sabun saja di air yang mengalir paling sedkit 30 sedikit," ucap Prof Thabrany.

Jika tidak ada air mengalir, usahakan jangan mencuci tangan di dalam ember atau alat lainnya.

"Kalau tidak punya air mengalir kalau di kampung susah ini, ambil air yang bersih pakai gayung cucurkan, jangan diambil di ember itu, nanti dipakai yang lain menyebar kemana-mana," jelasnya.

Lihat videonya mulai menit ke-7:20:

Apa Makan Daging Hewan di Tengah Wabah Corona Berbahaya?

Covid-19 diketahui merupakan virus yang berasal dari hewan.

Akibatnya sebagian masyarakat panik mengonsumsi makanan-makanan hewani, seperti daging ayam hingga sapi.

Prof Tharbrany lantas mencoba memberi penjelasan.

 Anaknya Sumbang APD di RSPI Sulianti Saroso, Hotman Paris: Pedagang Jangan Terlalu Naik Harga!

Mulanya, Prof Tharbrany meminta masyarakat tetap menerapkan social distancing dan bisa menjaga daya tahan tubuh.

Pasalnya, daya tahan tubuh sangat baik untuk melawan Virus Corona.

"Yang terbaik masyarakat pahami jangan membebani tenaga yang sedikit dengan cuek, jagalah jarak, jagalah kondisi badan agar tetap fit gitu sehingga kalaupun virus numpang masuk bisa dikalahkan tentara dalam badan kita."

"Karena di setiap badan kita itu ada tentara yang bisa mengusir musuh-musuh seperti virus ini," ujar Prof Thabrany.

Lalu, ia mengatakan bahwa bahan yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh adalah Vitamin C, E dan Protein.

"Tapi kalau badan kita kurang amunisi ya tentara di badan tidak bisa mengalahkan ya karena itu amunisinya yang baik adalah gizi yang baik, protein yang cukup, vitamin C, vitamin E yang cukup."

"Vitamin C, vitamin E bagus untuk meningkatkan daya tahan tubuh," lanjutnya.

 Gejala Baru Virus Corona yang Tak Kasat Mata, Ini Pengakuan Pasien Positif di Tiga Negara

Selain vitamin, protein juga penting untuk ketahanan tubuh baik yang berasal dari hewan.

"Tentu protein penting, ya karena itu amunisi yang paling penting. (Hewani dan nabati) sama saja, jadi enggak perlu yang mahal-mahal beli steak, telur saja cukup," ujar Prof Thabrany.

Lantas, presenter mengonfirmasi ke Prof Thabrany bahwa memakan daging di tengah pandemik Virus Corona tidak membahayakan.

"Ini mungkin juga mengonfirmasi karena banyak juga berita yang beredar ketakutan di masyarakat karena ini awalnya mendengar virus ini datang dari hewan, kelelawar yang dimakan atau dimasak di China jadi ada yang takut makan daging ayam, daging merah?" tanya presenter.

Prof Thabrany menjawab bahwa virus di dalam daging itu bisa mati jika sudah direbus selama 10 menit.

"Virus ini kalau direbus, kalaupun dia ada daging, direbus 10 menit mati jadi enggak apa-apa," tegas Prof Thabrany.

 Jengkel Warganya Sepelekan Corona, Wali Kota Tasikmalaya Berorasi Keliling: Bukan Masalah Pencitraan

Sehingga, ia menyayangkan masyarakat yang sering hanya percaya pada media sosial.

"Jadi ini yang bikin susah kita, terlalu banyak hoaks. Maka saya menganjurkan masyarakat enggak usah denger dari sosial media," ucap dia.

Lantas, Prof Thabrany meminta agar masyarakat mendengar kata pemerintah dan tokoh agama yang sudah jelas kredibilitasnya.

"Dengerlah dari kata pemerintah dan tokoh agama, tokoh agama seperti MUI (Majelis Ulama Indonesia), Dewan Gereja, itu sudah memahami betul apa yang sudah dilakukan, ikuti mereka sudah, itu yang penting," pungkasnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)

 
Tags:
Virus CoronaFlu BurungCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved