Virus Corona
Soal Corona, Haris Azhar Bandingkan Jokowi dan Tenaga Medis: Banyak Bicara Enggak Mau Dengar
Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar mengomentari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait Virus Corona.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar mengomentari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait Virus Corona.
Diketahui, belum lama ini Jokowi mengimbau masyarakat untuk tidak meninggalkan rumah demi mencegah penularan Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Haris Azhar lantas menyebut pemerintah terlalu banyak bicara namun enggan mendengar suara rakyat.
Hal itu disampaikan Haris Azhar melalui tayangan 'DUA SISI' tvOne, Kamis (19/3/2020).

• Imbas Virus Corona, Pengguna Media Sosial Reddit dan Layanan Streaming Netflix Meningkat
• Bahas Corona, Haris Azhar sampai Garuk Kepala saat Tak Diberi Kesempatan Bicara KSP, Lihat Reaksinya
Pada kesempatan itu, sebelumnya Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dany Amrul Ihdan mengimbau semua pihak untuk memanfaatkan isu wabah yang tengah menjadi musuh di semua negara ini.
Bahkan, ia meminta masyarakat untuk bersama-sama memerangi virus yang berasal dari China itu.
"Jangan jadikan ini panggung ekonomi, panggung sosial, panggung politik," kata Dany.
"Ini saatnya kita bergandengan tangan, ini masalahnya berat."
Terkait penanganan Corona, ia mengungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah melakukan banyak upaya.
Satu di antaranya yakni dengan melibatkan organisasi masyarakat (ormas) dalam hal sosialisasi.
"Sekarang presiden mintanya jelas, ormas semua dilibatkan untuk sosialisasi, untuk edukasi," terang Dany.
"Partisipasi masyarakat tetap harus dilibatkan, kita harus selesaikan sama-sama."
• Dokter RSUP Persahabatan soal Corona: Ini Bukan Sembarang Kasus, Harus Punya Strategi Lebih Baik
Menanggapi pernyataan Dany, Haris Azhar langsung angkat bicara.
Ia pun menyoroti aksi sejumlah petugas medis yang viral di media sosial.
"Saya setuju ya para pekerja medis itu, mereka bilang 'Stay at work', mereka tetap kerja," ucap Haris.
"Dan mereka minta 'You stay at home' gitu."
Terkait hal itu, Haris mengaku terharu melihat perjuanga para petugas medis dalam menangangi pasien Corona.
Namun, Haris justru langsung menyinggung nama Jokowi.
"Itu imbauan dari para pekerja medis, saya tadi agak terenyuh," kata Haris.
"Tapi kan Jokowi bukan pekerja medis, dia presiden."
"Kecuali dia bisa nongolin sertifikat pendidikan kesehatannya, berarti dia pekerja medis," sambungnya.
• Soal Rapid Test Corona, Jokowi Sebut Sudah Dimulai dan Daerah Ini yang Diprioritaskan Lebih Dulu
Haris lantas mengimbau pemerintah untuk terus mengawasi dan mengontrol penularan Virus Corona.
"Makanya kalau pemerintah banyak bicara enggak mau dengar ya begini," ujarnya.
"Jadi menurut saya negara harus muncul sebagai penguasa memobilisir kekuatan ya, ngatur orang bergerak di mana, itu tugas negara, menurut saya seperti itu."
Simak video berikut ini menit ke-5.53:
Puji Anies Baswedan
Pada kesempatan itu, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengapresiasi upaya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menangkal wabah Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Mardani lantas turut memuji kebijakan Anies Baswedan yang melarang salat Jumat di wilayah ibu kota hingga dua minggu ke depan.
Namun, pujian itu tak dilayangkannya untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mardani menyebut warga kurang mempedulikan imbauan Jokowi agar mereka bekerja dan beribadah di dalam rumah.
Terkait kritikan tersebut, Mardani mengklaim ia tak bicara atas nama partai oposisi.
"Yang pertama saya ingin mendeklarasikan, ini enggak ada koalisi oposisi ya, ini masalah kita bersama," kata Mardani.
"Kalaupun ada, saya punya perbedaan, ini dalam rangka mendesak pemerintah untuk bersikap lebih provert."
• Cerita Pasien 01 Virus Corona Indonesia saat Dinyatakan Positif, Menangis Hingga Dihujat Warganet
Mardani lantas menyoroti eksor masker yang justru naik pesat setelah Virus Corona melanda China.
Ia menilai, hal itu tak selayaknya dilakukan oleh pemerintah karena Virus Corona juga mengancam Indonesia.
"Tetapi saya punya data, katanya dari Januari, di Februari ekspor masker itu naik 75 kali lipat," ujar Mardani.
Tak hanya itu, Mardani juga menyoroti ketersediaan masker yang makin menipis hingga kini.
"Padahal dulu itu 19 ribu rupiah biasanya satu pack isinya 12, sekarang 300 ribu rupiah pun enggak ada yang jual," kata Mardani.
"Jadi buat saya ekspor ini tanda tidak ada koordinasi."
Lebih lanjut, Mardani menyinggung imbauan pemerintah kepada masyarakat untuk tetap tinggal di dalam rumah.
Ia menilai, imbauan itu tak cukup untuk menghalangi masyarakat beraktivitas di luar rumah.
Terkait hal itu, Mardani lantas menyinggung imbauan yang disampaikan langsung oleh Jokowi.
"Yang kedua, imbauan tidak cukup," terang Mardani.
"Pak Jokowi mengimbau kerja di rumah, ibadah di rumah tapi besoknya orang antri MRT."
• Di Sragen, 8 ODP Virus Corona Dibully Tetangga, Tolak Diperiksa Tim Medis di Rumah, Pilih Datangi RS
Imbauan Jokowi itu dinilainya berbanding terbalik dengan upaya yang dilakukan Anies Baswedan.
Bahkan, Mardani mengaku mengapresiasi upaya Anies Baswedan mengurangi penularan Virus Corona di Jakarta.
"Pemda DKI sekarang sudah mencatat ini per kelurahan detail, kalau saya mengapresiasi Pemda DKI daerah hot zone-nya mana saja," kata dia.
"Bahkan per hari ini, Anies Baswedan bersama dengan ulama DKI, 2 minggu ke depan salat Jumat ditiadakan dalam rangka untuk meminimalisir." (TribunWow.com)