Virus Corona
Jadi Obat untuk Virus Corona, Apa Sebenarnya Avigan dan Klorokuin Itu?
Presiden Joko Widodo menyebutkan pemerintah telah menyiapkan obat yang diyakini ampuh untuk menyembuhkan pasien Covid-19, yaitu Avigan dan Klorokuin.
Editor: Ananda Putri Octaviani
Empat hari usai diberikan obat tersebut, para pasien Covid-19 dites kembali dan menunjukkan hasil negatif.
Meski begitu, setengah pasien yang dites menunjukkan hasil negatif lebih awal, dan setengahnya lagi lebih dari empat hari.
Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapat obat Avigan.
Ahli melihat bahwa pasien baru dinyatakan negatif dalam kurun waktu 11 hari pasca-tertular.
• Blak-blakan Imbau Pemerintah Maksimal Tangani Corona, Haris Azhar: Kayak Baru Seminggu Jadi Negara
Kondisi paru-paru yang ditunjukkan oleh sinar-X memperlihatkan adanya perbedaan besar antara pasien Covid-19 yang mengonsumsi Avigan dengan mereka yang tidak.
Pada pasien yang mengonsumsi obat Avigan, tampak kondisi paru meningkat 91 persen.
Sedangkan yang tidak mengonsumsi obat Avigan, kualitas paru meningkat hanya 62 persen.
Sementara itu, dalam uji coba di Wuhan, Avigan tampak memperpendek durasi demam pasien.
Dari rata-rata 4,2 hari menjadi 2,5 hari.
• UPDATE: Pasien Virus Corona yang Meninggal Bertambah 7, Total Pasien Positif Sebanyak 369 Jiwa
Di Jepang, Avigan memang diresepkan bagi pasien Covid-19 yang memiliki gejala ringan hingga sedang.
Ahli menemukan bahwa obat ini kurang efektif jika diberikan pada pasien yang memiliki gejala berat.
“Kami telah memberikan Avigan kepada 70 sampai 80 orang. Obat ternyata tidak berfungsi dengan baik ketika virus sudah berlipat ganda di tubuh pasien,” tutur narasumber dari Kementerian Kesehatan Jepang kepada surat kabar Mainichi Shimbun.
Klorokuin
Klorokuin fosfat (chloroquine phosphate) merupakan senyawa sintetis (kimiawi) yang memiliki struktur sama dengan quinine sulfate.
Quinine sulfate berasal dari ekstrak kulit batang pohon kina, yang selama ini juga menjadi obat bagi pasien malaria.