Virus Corona
Ilmuwan Ungkap Asal Usul Virus Corona yang Kini Tengah Mewabah, Benarkah dari Rekayasa Genetika?
Para ilmuwan di seluruh dunia mencoba membuktikan asal-usul virus corona, SARS-CoV-2 yang diklaim berasal dari rekayasa genetika.
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Para ilmuwan di seluruh dunia mencoba membuktikan asal-usul virus corona, SARS-CoV-2 yang diklaim berasal dari rekayasa genetika.
Namun, studi yang dilakukan membuktikan virus penyebab penyakit Covid-19 ini berasal dari epidemi alami.
Kristian Andersen, PhD seorang profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research, melakukan penelitian gabungan bersama sejumlah peneliti dari berbagai lembaga.

Melansir Science Daily, Rabu (18/3/2020), berdasarkan analisis sekuensing genomik mereka, Andersen dan timnya menyimpulkan kemungkinan asal SARS-CoV-2 mengikuti salah satu dari dua skenario yang mungkin terjadi.
Skenario pertama, yakni virus berevolusi di keadaan patogen saat ini melalui seleksi alam di inang non-manusia, kemudian melompat ke manusia.
• Jangan Sepelekan Social Distancing, Ini Alasan Pentingnya Dilakukan di tengah Wabah Virus Corona
Pada skenario ini menunjukkan bagaimana wabah virus corona sebelumnya muncul, dengan transmisi penularan manusia dari musang (SARS) dan unta (MERS).
Para peneliti mengusulkan kelelawar sebagai reservoir yang paling mungkin untuk SARS-CoV-2, karena virus ini sangat mirip dengan virus corona pada kelelawar.
Kendati demikian, tidak ada kasus penularan langsung dari kelelawar ke manusia yang terdokumentasi, hal ini menunjukkan kemungkinan perantara yang terlibat antara kelelawar dan manusia.
Dalam skenario ini, kedua spike protein SARS-CoV-2 bagian RBD yang mengikat sel dan situs pembelahan yang membuka celah untuk virus, akan berevolusi ke kondisi saat ini sebelum memasuki manusia.
Dalam kasus ini, epidemi saat ini mungkin akan muncul dengan cepat segera setelah manusia terinfeksi.
Sebab, virus telah mengembangkan fitur yang membuatnya menjadi patogen dan dapat menyebar di antara manusia.
Sedangkan dalam skenario lain, versi virus non-patogenik melompat dari inang hewan ke manusia, kemudian berevolusi menjadi kondisi patogen dalam populasi manusia.
Sebagai contoh, beberapa virus corona dari pangolin, mamalia mirip armadilo yang ditemukan di Asia dan Afrika, memiliki struktur RBD yang sangat mirip dengan SARS-CoV-2.
• Minta Semua Perdebatan soal Virus Corona Dihentikan, Ketua Gugus Tugas: Waktunya Meyakinkan Warga
Virus corona dari trenggiling bisa ditularkan ke manusia, baik secara langsung atau melalui inang perantara seperti musang.
Selanjutnya, karakteristik spike protein lain yang berbeda dari virus SARS-CoV-2, situs pembelahan, dapat berevolusi dalam inang manusia.