Virus Corona
Peneliti Tengah Melakukan Fase Pertama Pengujian Vaksin Virus Corona, Fase Kedua Segera Dipersiapkan
Percobaan pertama calon vaksin Virus Corona telah diujicobakan pada manusia, percobaan kedua segera dipersiapkan.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Calon vaksin Virus Corona telah diujicobakan pada manusia yang dilakukan oleh Institut Penelitian Kesehatan Kaiser Permanente Washington, Seattle, Amerika Serikat, Senin (18/3/2020).
Vaksin bernama mRNA-1273 tersebut di kembangkan oleh Perusahaan Bioteknologi Moderna yang bekerjasama dengan Institut Kesehatan Nasional (NIH).
Fase percobaan pertama yang dilakukan bertujuan untuk mengetes tiga dosis yang berbeda pada 45 relawan.
• Menjadi Relawan Uji Coba Vaksin Corona Pertama, Jennifer Haller: Prosesnya Mudah
Setiap relawan akan menerima dua kali suntikan dan akan di pantau serta di evaluasi keamanan serta reaksi imunitasnya.
Evaluasi reaksi sistem imun tersebut diperlukan untuk melihat seberapa bagus vaksin itu menstimulasi daya tahan tubuh untuk melawan Virus Corona.
Dikutip TribunWow.com dari Forbes.com, Rabu (18/3/2020), Tal Zaks, M.D., Ph.D., Kepala Petugas Kesehatan di Moderna menjelaskan dalam sebuah konferensi pers.
"Studi ini adalah langkah pertama dalam pengembangan klinis vaksin mRNA terhadap SARS-CoV-2 (Virus Corona), dan kami berharap (percobaan) ini memberikan informasi penting tentang keamanan dan imunogenisitas," ujar Tal Zaks.
Ia menyebutkan bahwa Moderna telah bekerjasama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), dan organisasi lain untuk mempersiapkan fase kedua, yang akan melibatkan lebih banyak pasien.
Sementara itu, relawan pertama yang mendapat suntikan vaksin mRNA-1273 itu adalah Jennifer Haller dari Seattle.
Dilansir KompasTV, Rabu (18/3/2020), menurut pengakuannya, Jennifer mengajukan diri sebagai relawan percobaan karena ingin membantu masyarakat dunia menghadapi Virus Corona.
• Kewalahan Hadapi Pandemi Virus Corona, Italia Tidak akan Rawat Intensif Pasien di Atas 80 Tahun
"Semua orang terlihat tidak memiliki harapan saat ini. Dan saya menyadari ada cara untuk saya bisa membantu, maka dari itu saya sangat senang bisa berada di sini," ujar Jennifer.
Jennifer mengaku sangat bersemangat dan mengatakan bahwa proses pemberian vaksin tersebut berlangsung dengan cepat.
"Tadi prosesnya mudah, seperti vaksin flu. Saya beberapa bulan lalu mendapatkan vaksin flu, dan prosesnya hampir sama. Tidak sakit dan saya senang sekali," ungkap Jennifer.
Diketahui bahwa vaksin baru yang dikembangkan biasanya akan membutuhkan waktu selama 10 hingga 15 tahun.
Hal itu disebabkan karena peneliti dan dokter yang mengembangkannya harus benar-benar yakin bahwa vaksin tersebut akan aman digunakan oleh masyarakat luas.