Virus Corona
Prof Nidom Ungkap Riset Terbaru dari Wuhan soal Virus Corona: Ada yang Bisa Infeksi Lebihi HIV AIDS
Guru Besar Universitas Airlangga, Professor Chaerul Anwar Nidom, mengungkap riset baru terkait Virus Corona.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Guru Besar Universitas Airlangga, Professor Chaerul Anwar Nidom, mengungkap riset baru terkait Virus Corona.
Professor Chaerul Anwar Nidom ini mengungkap riset terbaru yang dilakukan oleh satu di antara universitas di Indonesia.
Professor Chaerul Anwar Nidom mengatakan, dalam riset itu ditemukan bahwa ada Virus Corona yang menyebabkan pneumonia berat seperti Virus HIV AIDS.
• Pengakuan 6 Pasien Virus Corona yang Berhasil Sembuh: Harus Tenang, Ini Bisa Kita Sembuhkan
"Ya saya menengarai riset terakhir yang dilakukan di China bahwa virus ini lebih mengarah ke pneumonia yang sangat berat yang mirip dengan kasus HIV-AIDS," kata Nidom dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Sabtu (14/3/2020).
Meski angka kematian Virus Corona ini masih terbilang rendah, Nidom mengatakan bahwa riset itu bisa menjadi peringatan agar lebih waspada.
"Itu harus ditengarai, kalau selama ini angka kematian adalah dua sampai tiga persen oke bahwa itu mungkin golongan virus ini masih low patogenic," ucap professor yang mengepalai Yayasan Professor Nidom Foundation (NPF).
Bahkan, Nidom mengatakan bahwa riset itu menunjukkan Virus Corona bisa lebih parah dari HIV-AIDS.
"Tetapi penelitian terakhir, seminggu yang lalu saya baca di Wuhan oleh salah satu universitas di RRC, itu menemukan Virus Corona yang bisa menimbulkan infeksi melebihi HIV AIDS di Paru-paru."
"Ini adalah suatu hal yang sangat miris untuk kita hadapi," ungkap Nidom.
• GP Ansor Apresiasi Langkah Solo dan DKI: Pemerintah Harus Jujur dan Transparan Tangani Virus Corona
Sehingga, ia meminta bahwa penelitian terkait Virus Corona tak sekedar identifikasi.
"Untuk itu kajian pada virus itu tidak sekedar identifikasi, tapi karakter virus ini sangat penting," ujar dia.
Saat ditanya jika diminta bergabung oleh Kementerian Kesehatan, Nidom menegegaskan akan bergabung jika pemerintah mau membentuk Komisi Nasional.
Seperti beberapa tahun lalu pemerintah telah membentuk Komisi Nasional Flu Burung.
"Nah sekarang pemerintah saya tantang, bentuklah Komisi Nasional kami pasti akan masuk ke sana, karena di situ akan terdiri macam-macam," kata Nidom.
Nidom mengatakan bahwa di dalam Komisi Nasional terdapat banyak kebijakan untuk melakukan persiapan terkait wabah yang menyerang.
• Viral Video Para Petugas Medis China Lepas Masker, Tanda Berakhirnya Puncak Virus Corona di Wuhan?
"Pemarintah yang harus membentuk inisiatif, pada Komisi Nasional Flu Burung, itu sudah semua kontigensi plan sudah dibuat."
"Sampai kita itu bisa membuat ukuran berapa kuburan yang harus disediakan, siapa yang mati terakhir tatkala itu, itu sampe begitunya dan itu sudah tersedia," ujar professor yang sempat memgembangkan vaksin Virus Corona dari rempah-rempah ini.
Lihat videonya mulai menit ke-5:30:
Apakah Orang Sembuh dari Virus Corona, Masih Bisa Terjangkit?
Meskipun hingga kini vaksin anti Virus Corona belum ditemukan, tingkat kesembuhan penyakit Virus Corona terbilang cukup tinggi.
Namun, apakah orang yang sudah sembuh dari Virus Corona bisa terjangkit kembali?
• GP Ansor Apresiasi Langkah Solo dan DKI: Pemerintah Harus Jujur dan Transparan Tangani Virus Corona
Tekait hal tersebut, Dokter Spesialis Infeksi dan Tropik RSMMC, Erni Juwita Nelwan mengatakan bahwa pasien Covid-19 yang sudah sembuh biasanya akan diperiksa ulang apakah di dalam tubuhnya ada Virus Corona.
"Ya jadi kalau yang dimaksud sembuh sudah disampaikan juga kan bahwa yang sembuh adalah Beliau-beliau yang sudah diperiksa ulang SWAPnya dan terbukti dalam SWAPnya tidak ada virusnya lagi," ujar Juwita seperti dikutip dari channel YouTube Kompas TV pada Sabtu (14/3/2020).
"Ditambah lagi kondisi pemeriksaan yang memang sudah sehat tidak ada keluhan," sambungnya.
Namun, Juwita menegaskan bahwa orang yang sudah dinyatakan sembuh dan boleh keluar dari rumah sakit biasanya sudah tidak ada virus yang tertinggal.
"Sampai sejauh ini sih kelihatannya kalau kita, karena memang penyakitnya baru, kalau dibilang ada gejala sisa atau tidak atau ada kerusakan akibat infeksi atau tidak saya rasa sih belum ada data atau informasi sampai sejauh itu."
"Jadi Beliau-beliau ini bisa dikatakan setelah keluar dari rumah sakit dalam keadaan sehat, sembuh dan tidak lagi mengandung dalam tubuhnya berpotensi menularkan," jelas Juwita.
Meski demikian, dokter tidak bisa menjamin orang itu tidak bisa terjangkit kembali.
Sehingga, mereka masih memiliki potensi untuk tertular.
• Virus Corona Merebak, Singapura Imbau Warganya Waspada dan Hati-hati saat Kunjungi Indonesia
Untuk itu, Juwita memperingatkan agar orang-orang, termasuk yang sudah sembuh dari Virus Corona selalu menjaga kesehatannya.
"Tapi satu hal nih. Kalau kita masih punya resiko infeksi di masyarakat seperti tadi, tidak ada jaminan tidak bisa sakit. Nah itu masalahnya."
"Makanya tadi disampaikan, menjaga kesehatan tubuh untuk jangan sampai terkena lagi menjadi sangat penting bagi beliau-beliau ini," saran dia.
Senada dengan pernyataan Juwita, Guru Besar Virologi dan Imunologi Universitas Airlangga, Fedik Abdul Rantam mengatakan bahwa orang yang dinyatakan sembuh dari Corona biasanya sudah tidak meninggalkan virus dalam tubuhnya.
"Jadi begini, virus ini kan hidup di dalam sel. Virus ini juga tidak punya sifat namanya laten infection. Oleh karena itu, ketika dideteksi dan sudah tereleminer, tak ada yang tertinggal di situ," ungkap Fedik.
Fedik menjelaskan, pengecekan biasanya dilakukan dengan VCR.
"Pendeteksiannya adalah dengan VCR, berarti DNA. DNA adalah calon partikel yang membentuk partikel virus yang infektif itu nantinya itu."
"Kalau di sini terdeteksi RNAnya sudah tidak ada dalam tubuh, kemungkinan besar adalah bersih dari virus itu," jelas Fedik.
• Cegah Penyebaran Corona, Anies Baswedan Batasi Kumpul Massa di Jakarta, Termasuk Tutup Tempat Wisata
Namun, paparnya, orang bisa kembali terjangkit jika kemudian tidak menjaga daya tahan tubuhnya, seperti bepergian di tengah wabah.
"Tetapi jika seorang tersebut tidak memelihara atau tidak memantain sistem imunitasnya mungkin saja bisa terjadi."
"Yang kedua ini tidak mematuhi aturan kesehatan , bepergian dan sebagainya, maka bisa juga kemungkinan terinfeksi," sambungnya.
Lihat videonya mulai menit ke-7:30:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)