Virus Corona
Sebut Pemerintah 'Simpang Siur' Tangani Corona, Tulus Abadi: Kondisi Gini Kok Ngomong Target
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi terang-terangan mengkritik pemerintah soal penanganan Virus Corona.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi terang-terangan mengkritik pemerintah soal penanganan Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Tulus Abadi menyebut pemerintah bahkan masih simpang siur dalam menyampaikan informasi kepada publik.
Di depan Juru Bicara (Jubir) Presiden Fadjroel Rachman, ia pun menyoroti pemerintah yang tetap mengimbau warga ke tempat wisata di tengah wabah Virus Corona.
Hal itu disampaikan Tulus Abadi melalui tayangan Mata Najwa, Rabu (11/3/2020).

• Kondisi Terkini Bek Juventus Daniele Rugani setelah Dinyatakan Positif Virus Corona
• Riwayat Penyebaran Virus Corona, Berawal dari Penyakit Misterius hingga Menjadi Pandemi Global
Tulus mengungkapkan, dirinya kerap mendapat pertanyaan soal kemungkinan terpaparnya Virus Corona di tempat umum.
"Pada hari ini saya mendapat pertanyaan yang sangat serius dari konsumen, terutama penumpang KRL atau pesawat di bandara," kata Tulus.
"Sebenarnya bagaimana proteksinya kepada mereka agar mereka nyaman?"
Karena itu, Tulus menyarankan pemerintah untuk menyediakan thermal scanner di semua bandara.
"Karena kita tidak tahu di kereta atau di pesawat itu ada penumpang yang sudah terpapar Virus Corona," ujar Tulus.
"Barusan tadi pagi saya rilis agar setiap bandara terutama di kedatangan, keberangkatan bahkan, menyediakan thermal scanner."
• Sebelum Didiagnosis Positif Virus Corona, Tom Hanks dan Istri Berada di Australia untuk Syuting Film
Meskipun tak menjamin bisa mencegah Virus Corona masuk ke Indonesia, Tulus menyebut hal itu bisa memberikan rasa aman kepada warga.
"Walaupun itu bukan satu-satunya, tetapi setidaknya itu ada perasaan aman bagi masyarakat bahwa pemerintah telah melakukan sesuatu," kata Tulus.
"Nah itu menurut saya harus kita dorong secara keras agar tidak terjadi apa yang kita khawatirkan."
Lebih lanjut, Tulus menyoroti sikap pemerintah yang terus mengimbau warga untuk pergi ke tempat wisata.
Menurut dia, hal itu seharusnya tak selayaknya disampaikan oleh pemerintah.
"Dan yang kedua, pemerintah juga masih simpang siur," terang Tulus.
"Di tengah kondisi yang kritis ini masih mendorong agar masyarakat berwisata, masih ngomong target wisata dan segala macam."
"Ini urusannya sudah enggak relevan. Kondisi begini kok ngomong target wisata," sambungnya.
Padahal, menurut Tulus warga perlu menghindari keramaian agar terhindar dari Virus Corona.
"Justru kita harus menghindari tempat-tempat yang beresiko tinggi terhadap paparan Virus Corona itu," jelasnya.
• PT KCI Jelaskan soal Viral KRL Bogor-Depok-Jakarta Kota Berisiko Kontaminasi Terbesar Virus Corona
Simak video berikut ini menit ke-5.02:
Satu WNA Tewas
Pada kesempatan itu, sebelumnya Achmad Yurianto angkat bicara soal tewasnya seorang warga negara asing (WNA) setelah dinyatakan positif terkena Virus Corona di Indonesia.
Dilansir TribunWow.com, Achmad Yurianto menyebut WNA tersebut sempat mendarat di Bandara Ngurah Rai, Bali, sebelum dinyatakan positif Corona.
Menurut Achmad Yurianto, ada banyak faktor yang menyebabkan tewasnya WNA 53 tahun itu.
Pria yang kerap disapa Yuri itu menyebut WNA tersebut memiliki sejumlah riwayat penyakit saat masuk ke Indonesia.
"Sebenarnya semenjak masuk ke tanah air sudah kita catat banyak sekali penyakit bawaan," jelas Yuri.
"Di antaranya adalah diabetes yang sudah cukup lama, kemudian ada hipertensi, kemudian ada kronik obstruktif paru yang sudah lama juga, ditambah dengan hipertiroid."
• Polisi Imbau Warga Waspada Perampok yang Nyamar Jadi Petugas Penyemprotan Disinfektan Virus Corona
Yuri menjelaskan, sejumlah penyakit itu sudah diidap korban cukup lama.
"Ini sudah diderita lebih dari lima tahun," kata Yuri.
Sebelum masuk ke Indonesia, WNA tersebut menurutnya sempat transit ke Qatar.
Dan begitu sampai di Indonesia, WNA itu langsung dibawa ke rumah sakit untuk menjalani sejumlah perawatan.
"Dan sebelum masuk ke Indoensia sempat transit cukup lama di Qatar," jelas Yuri.
"Karena itu begitu sampai di Indonesia sebenarnya langsung ke rumah sakit, lebih banyak di rumah sakit untuk perawatan."
Namun, tak lama menjalani perawatan, kondisi WNA tersebut semakin menurun dan dinyatakan meninggal dunia.
Terkait hal itu, Yuri mengklaim WNA tersebut sudah tertular Corona sebelum masuk ke Indonesia.
"Baru mengalami perburukan itu kurang lebih kemarin malam jam 23.00 WITA, terus jam 2.35 WITA dini hari meninggal," jelasnya.
"Dari pemeriksaan yang kita dapatkan positif, confirm, kita meyakini bahwa kalau kita lihat dari tracing-nya kemungkinan masuk ke Indonesia sudah membawa penyakit."
Lebih lanjut, Yuri menyebut WNA yang terpapar Corona itu masuk ke Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai, Bali.
Menurut dia, kala memasuki Indonesia yang bersangkutan sudah menunjukkan gejala terpapar Corona.
• Pasien 25 Virus Corona Meninggal di Bali, Jenazah Dikremasi hingga Pemprov Mengaku Tak Tahu
Namun, mengingat WNA itu memiliki sejumlah penyakit bawaan, pihak bandara memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit setempat.
"Karena saat mendarat di tanah air di Ngurah Rai memang sudah didapatkan tanda yang panas," terang Yuri,
"Tapi akibat dari demikian banyak kompleksnya penyakit yang dia bawa, sehingga kita tidak memutuskan untuk menolak tapi kita bawa ke rumah sakit untuk kita rawat."
Lebih lanjut, Yuri mengklarifikasi soal tuduhan yang menyebut pemerintah sebelumnya menutup rapat informasi soal pasien Corona di Bali.
Menurut dia, pemerintah Bali lah yang mengimbau pihaknya untuk tak membuka adanya pasien positif Corona di Bali.
"Kami setelah menemukan langsung confirm positif langsung memberi tahu dokter penanggung jawab pasien karena ini bagian dari manajemen layanan perawatan," ujar Yuri.
"Memang permintaan daerah mengatakan untuk tidak di-publish."
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)