Kalimantan Timur Ibu Kota Baru
Said Didu Akui Kaget Lihat Jokowi Gandeng Ahok untuk Ibu Kota Baru: Menguji Kesabaran Rakyat
Said Didu melihat Jokowi hanya bisa percaya kepada Ahok untuk urusan mengatur ibu kota, termasuk di ibu kota baru nanti
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Langkah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok sebagai calon Kepala Badan Otorita ibu kota baru menuai perhatian publik.
Banyak pro dan kontra berdatangan dari berbagai pihak.
Menanggapi hal tersebut, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu ikut menyuarakan penolakannya.

• Rocky Gerung Diskusi Kejatuhan Rezim Jokowi, Hersubeno Arief: Ini Bukan Gerakan Mendorong Makar
Dikutip dari YouTube MSD, Rabu (11/3/2020), Said Didu mengakui dirinya kaget mendengar Ahok dicanangkan jadi bos ibu kota baru.
Ia melihat Jokowi begitu ingin menempatkan Ahok sebagai pemimpin ibu kota.
Pria yang menyebut dirinya sebagai manusia merdeka itu melihat Jokowi hanya bisa percaya kepada Ahok.
"Ternyata Jokowi memang sangat dekat dengan Ahok, seakan-akan orang yang bisa dipercaya hanya Ahok tentang ibu kota," kata Said Didu.
"Jadi siapapun yang mau dijadikan ibu kota, kalau Ahok belum menjadi penguasa ibu kota, maka akan dibentuk ibu kota baru," lanjutnya.
Said Didu menilai Jokowi masih mengetes keadaan, apakah Ahok dapat diterima kembali atau tidak.
"Saya pikir mungkin Jokowi ini masih menguji kesabaran rakyat Indonesia untuk menerima Ahok," terangnya.
Meskipun tak sepaham dengan Jokowi, Said Didu memuji keteguhan hati mantan Wali Kota Solo itu, ia melihat Jokowi begitu ingin mengangkat Ahok, terlepas dari kontroversi yang mengikutinya.
"Saya salut juga kepada presiden, karena orang kontroversial ini selalu dimunculkan, dan kita tahu persis bahwa hampir semua yang mengkritik Anies itu adalah Ahokers, itu clear (jelas) sekali sampai sekarang," kata Said Didu.
"Jadi apakah Ahok akan diam mengkritik Anies setelah diputuskan kepala otorita untuk pembangunan ibu kota baru atau tidak, kita tunggu," lanjutnya.
Said Didu juga menyinggung soal peran Luhut dan Ahok soal investasi di ibu kota baru.
"Kalau itu terjadi, akan terjadi hal yang sangat menarik, tapi saya melihat juga ini ada potensi yang bisa menyebabkan pertentangan, karena yang dikedepankan terus untuk mengurus proyek ibu kota baru ini adalah Luhut yang bernegosisasi dengan para investor," katanya.
"Tapi saya enggak tahu apakah Luhut sebagai pengarah investor, kemudian Ahok sebagai eksekutor investor," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Jokowi telah mengumumkan empat nama yang nantinya akan dipilih sebagai Kepala Badan Otorita ibu kota baru.
Empat calon pemimpin itu antara lain, Bupati Banyuwangi, Azwar Anas, lalu Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama, Direktur Utama PT Wijaya Karya (WiKa) Tumiyana, serta Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro.
• Ngabalin Heran Publik Ribut Ahok Dicanangkan Jadi Bos Ibu Kota Baru: Adakah yang Bermasalah di Situ?
Sandiaga Uno: Tugas Pak Ahok Harus Dicek Dulu
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno juga mengomentari soal nama Ahok yang disebut sebagai calon Kepala Badan Otorita ibu kota baru.
Sandiaga Uno bingung karena Ahok belum lama menjabat sebagai Komisaris Utama (Komut) Pertamina.

• Jeritan Warga Adat Dayak Paser Tolak Jokowi Pindahkan Ibu Kota: Kami Hanya Hidup dari Hutan
Dikutip dari Tribunnews.com, Sabtu (7/3/2020), kemudian belum lama menjabat sebagai Komut, ia sudah dicanangkan untuk menjabat posisi lain.
Mantan Calon Wakil Presiden itu juga menginginkan agar rekam jejak Ahok selama di Pertamina menjadi bahan pertimbangan.
"Pak Ahok bukannya baru jadi Komut (Komisaris Utama) Pertamina. Tugas berat Pak Ahok harus dicek dulu, hasil rekam jejak dia berbulan-bulan ini di Pertamina seperti apa," kata Sandiaga Uno di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020).
Sandiaga Uno mengakui tidak ingin mencampuri pemilihan Kepala Badan Otorita ibu kota baru yang merupakan wewenang penuh Jokowi.
Namun ia menegaskan agar Jokowi memeriksa detail pencapaian Ahok selama menjabat di Pertamina.
"Kepala Badan Otoritas itu prerogatif presiden dan saya kira, saya tidak komentar. Tadinya saya mau komentari setelah 100 hari jadi Komut. Apa capain-capaiannya, apakah produksi Pertamina naik dan bagaimana harga miyak dan gas bumi di pelosok," kata Sandiaga Uno.
Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:
(TribunWow.com/Anung)