Terkini Daerah
Di ILC, Haniva Hasna Ungkap Alasan NF Tega Bunuh Bocah dan Tak Menyesal: Mungkin Dia Sedang Narsis
Kriminolog anak memaparkan analisanya terkait perilaku NF yang tak memperlihatkan penyesalan sedikit pun setelah menghabisi nyawa bocah 6 tahun
Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Faktor penyebab anehnya perilaku NF, menurut Haniva disebabkan oleh kurangnya kasih sayang, serta perhatian dari orangtua, dan lingkungan di sekelilingnya.
"Artinya ada attachment yang kurang antara dia dan orangtua, bukan hanya dengan orangtua, bagaimana dengan gurunya, bagaiamana dengan lingkungannya, sehingga dia kehilangan itu semua," kata Haniva.
Apabila orangtua pelaku memang dekat dengan NF, Haniva melihat seharusnya tanda-tanda kelainan pada NF dapat terlihat sejak dini berdasarkan gambar-gambar horornya.
"Harusnya dia tau pada saat anak itu mulai menggambar, gambarannya horor," kata Haniva.
Wanita lulusan Universitas Indonesia (UI) itu lanjut menjelaskan bahwa aksi kriminal terbagi menjadi dua, dari diri sendiri dan mengimitasi atau copycat.
Ketika melakukan imitasi, Haniva mengatakan ada harapan dari pelaku ingin memeberikan sebuah pembuktian.
"Mungkin dia sedang narsis, karena dia ingin menunjukkan diri, ini lho aku anak 15 tahun bisa melakukan kejahatan," kata Haniva.
Haniva mengatakan kasus kejahatan yang meniru film bukan lah hal asing.
Pelaku Puas Bunuh Korban
NF mengaku kepada polisi bahwa ia puas telah membunuh APA, yang merupakan kerabat adiknya sendiri.
"Ditanyakan oleh penyidik, 'bagaimana perasaannya setelah kejadian ini', satu yang paling gampang dan dikatakan (Saya puas)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus seperti dikutip dari Tribun Jakarta pada Sabtu (7/3/2020).

Tak tampak sedikit pun penyesalan dari NF yang telah menghilangkan nyawa gadis malang yang bahkan belum menginjak bangku pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) itu.
"(Saya puas). Iya, berulang kali dengan tenang dia jawab begitu," imbuhnya di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020) siang.
Gemar Film Horor dan Kekerasan
Dikutip dari Tribun Jakarta pada Sabtu (7/3/2020), Yusri mengatakan bahwa pelaku juga gemar menonton film-film horor dan kekerasan.