Virus Corona
Bahas Cara Walkot Depok Tanggapi Pasien Corona, Moeldoko Ogah Banyak Komentar: Ini soal Kemanusiaan
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko enggan banyak berkomentar soal tindakan penanganan Virus Corona oleh Wali Kota Depok, Mohammad Idris.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko enggan banyak berkomentar soal tindakan penanganan Virus Corona yang dilakukan Wali Kota (Walkot) Depok, Jawa Barat, Mohammad Idris.
Sebelumnya diketahui Pemerintah Kota Depok melakukan penyemprotan disinfektan hingga memasang garis polisi di rumah dua pasien positif Corona.
Tak hanya itu, Mohammad Idris bahkan juga sempat mengungkap alamat detail dua pasien asal Depok tersebut.
Dilansir TribunWow.com, Moeldoko mengaku enggan menghakimi Mohammad Idris atas tindakan yang dilakukan.
• Virus Corona Bisa Hidup di Permukaan Benda hingga Beberapa Hari, Ahli Beri Penjelasan
• Potong Ucapan Moeldoko, Najwa Shihab Kritik Penanganan Corona: Memangnya Virus Paham Garis Polisi?
Hal itu disampaikan Moeldoko saat menjadi bintang tamu dalam acara Mata Najwa, Rabu (4/3/2020).
Moeldoko menyatakan, pihaknya kini tengah berusaha memperbaiki komunikasi dengan pemerintah daerah.
Hal itu dilakukan untuk memperbaiki koordinasi soal penanganan Virus Corona.
"Untuk itu lah kita memuat protokol komunikasi yang menyelaraskan antara pusat dengan daerah," ucap Moeldoko.
"Sehingga 'Boleh diomongin ini, tidak boleh diomongin ini'. Jadi tegas, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak perlu."
Pernyataan Moeldoko itu pun langsung ditanggapi oleh Presenter Najwa Shihab.
Ia menanyakan pendapat Moeldoko soal tindakan Mohammad Idris.
"Pak Moel, saya mau meminta penegasan dong. Jadi yang dilakukan oleh Wali Kota Depok itu salah atau betul?," tanya Najwa Shihab.
Namun, Moeldoko enggan menjawab secara gamblang.
Ia hanya menyebut tak ingin menghakimi Mohammad Idris terkait penanganan Virus Corona di Depok.
"Saya tidak mencoba menghakimi ya tapi dalam ILC kemarin beliau juga melakukan klarifikasi atas apa yang terjadi di situ," kata Moeldoko.
Terkait hal itu, Moeldoko lantas mengimbau semua pihak untuk tak lagi memperdebatkan hal yang tak penting soal Virus Corona.

• Ramai Virus Corona, Uya Kuya Lakukan Antisipasi, Tekan Tombol Lift Pakai Tisu hingga Tak Bersalaman
Menurutnya, yang terpenting adalah menyelesaikan persoalan Virus Corona.
"Ini adalah persoalan kemanusiaan, kita tidak boleh lagi bertikai atas persoalan-persoalan yang tidak pada intinya," terang Moeldoko.
"Inti kita adalah bagaimana menyelesaikan Coronanya."
"Persoalan-persoalan komunikasi ini perlu kita perbaiki," sambungnya.
Pernyataan Moeldoko itu pun langsung ditanggapi Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Fraksi PKB, Nihayatul Wafiroh.
Menurut Nihayatul Wafiroh, sosialisasi soal Virus Corona sebenarnya perlu dilakukan sejak Februari 2020 lalu.
"Sebenarnya sejak Februari ketika Corona ini mulai marak, saya selalu bilang di semua media bahwa harus ada sosialisasi," kata Nihayatul Wafiroh.
"Jangan sampai masyarakat ini gaduh karena ketidaktahuan."
Terkait hal itu, ia pun menyinggung sosialisasi soal Virus Corona di Korea Selatan.
"Contoh di Korea Selatan itu tiap dua jam sekali ada SMS Blast yang menerangkan hal-hal simple, gejalanya seperti apa, apa yang harus dilakukan," kata Nihayatul Wafiroh.
Lantas, ia turut menyinggung nama Juru Bicara Penanganan Virus Coroba, Achmad Yurianto.
Menurut Nihayatul Wafiroh, ada satu pernyataan Achmad Yurianto yang dinilainya janggal.
"Nah ini tidak ada sama sekali, asumsinya waktu itu saya ingat betul saya satu meja di salah satu stasiun televisi dengan Pak Yuri," jelas Nihayatul Wafiroh.
"Beliau bilang gini 'Kan tidak seluruh masyarakat Indonesia punya hp'."
"Masa alasannya seperti itu, lalu yang punya hp ditinggalkan?," sambungnya.
Simak video berikut ini menit ke-4.53:
Tetangga dan Pasien Kaget
Anis Hidayah, tetangga dua pasien positif Corona asal Depok, Jawa Barat, mengungkap keresahan yang kini dialami warga sekitar tempat tinggalnya.
Dilansir TribunWow.com, Anis Hidayah menyoroti data privasi pasien yang tersebar di media sosial.
Anis Hidayah menyebut keresahan yang kini dialami pasien dan warga sekitar disebabkan karena pernyataan otoritas yang kerap menyakitkan hati.
• Sama-sama Disertai Batuk, Apa Perbedaan Gejala Virus Corona, Influenza dan Flu Biasa?
Hal tersebut disampaikan Anis Hidayah melalui tayangan Mata Najwa, Rabu (4/3/2020).
"Sebenarnya kami terkejut ya, ribut, panik bahwa dua warga kami dinyatakan positif dan diumumkan presiden," ucap Anis.
"Tentu tidak ada yang menginginkan."
Terkait hal itu, Anis lantas menyoroti data lengkap dua pasien positif Virus Corona yang tersebar di media sosial.
Hal tersebut dikatakannya membuat warga terkejut.
"Yang lebih membuat kami terkejut adalah data pasiennya itu lengkap sekali," kata Anis.
"Dan itu sudah viral saat kami menerima, nama detail, alamat dan sebagainya."
Terkait hal itu, Anis lantas mengungkap kondisi wilayah sekitar rumahnya setelah data diri pasien positif Virus Corona tersebar di media.
"Dan beberapa saat setelah itu kemudian perumahan katanya penuh sekali dengan media yang menyorot rumah dan sebagainya," kata Anis.
"Lalu suami saya yang kebetulan Ketua RT menelepon langsung pasien, menanyakan posisinya di mana gitu."
Tak hanya itu, Anis bahkan turut mengungkap pernyataan dua pasien positif Corona yang menurutnya juga kaget terhadap pemberitaan.
Menurut dia, kedua pasien itu bahkan tak mengetahui telah tertular Virus Corona.
Anis menyebut, kedua pasien itu mengetahui kabar itu dari media.
• Virus Corona Makin Merebak di Italia, Pertandingan Serie A akan Digelar Tanpa Penonton
"Dan Beliau mengatakan bahwa 'Kami juga kaget, kami tidak tahu kalau kami positif'," kata Anis.
"Tiba-tiba berita yang kami terima adalah 'Kami sudah positif tetapi saya tahunya dari media, sama sekali tidak ada dokter siapapun yang memberitahukan kepada kami bahwa kami positif kena virus ini'."
Tak hanya kedua pasien, semua warga di sekitar kediamannya turut merasa syok dengan kabar tersebut.
"Betul, semua syok, pasien syok, kami syok," ucap Anis.
"Tetapi yang membuat lebih syok adalah soal data privasi yang viral."
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)