Breaking News:

Kalimantan Timur Ibu Kota Baru

Profil Bambang Brodjonegoro Calon Pemimpin Ibu Kota Baru, Berprestasi di Dunia Internasional

Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro menjadi satu di antara empat sosok calon Pemimpin Ibu Kota Baru.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
Kompas.com
Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro menjadi satu di antara empat sosok calon Pemimpin Ibu Kota Baru. 

TRIBUNWOW.COM - Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro menjadi satu di antara empat sosok calon Pemimpin Ibu Kota Baru.

Bambang Brodjonegoro nantinya akan bersaing dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Azwar Anas, dan Tumiyana memperebutkan Kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Tribunnews Wiki pada Rabu (4/3/2020), Bambang Brodjonegoro memiliki latar belakang politisi dan akademisi.

Profil Azwar Anas Calon Pemimpin Ibu Kota Baru Pesaing Ahok, Jadi Reporter hingga Bupati Banyuwangi

Professor bernama lengkap Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro ini lahir di Jakarta 3 Oktober 1966.

Pada awal kariernya, Bambang merupakan dosen di Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Indonesia (UI).

Bambang juga pernah menjadi konsultan di berbagai lembaga dan institusi serta menjabat sebagai Dekan FE UI 2005.

Ia bahkan menjadi satu-satunya Dekan UI yang berusia di bawah 40 tahun.

Bambang pernah menjadi Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI pada 2011.

Sekain itu, dirinya juga pernah menjadi Ketua Jurusan Ekonomi, Fakultas UI 2002-2005

Hingga pernah menjadi Komisionaris Independen PT PLN (2004-2009).

Tak berhenti di sana, Bambang beberapa kali menduduki posisi penting di jajaran kabinet.

Masayoshi Son dan Tony Blair Bertemu Jokowi sebagai Dewan Pengarah Ibu Kota Baru RI di Kaltim

Ia pernah menjadi Wakil Menteri Keuangan di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid II.

Bambang pernah menjadi Menteri Keuangan pada 2014-2016.

Dua tahun kemudian ia menjadi Menteri PPN (Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia) Kepala Pembangunan Nasional pada 2016 hingga 2016.

Pria yang biasa mengenakan kacamata tersebut, juga pernah mendapat beberapa penghargaan Internasional.

Seperti mendapat penghargaan Visiting Fellow, The Indonesia Project-Australian National University (ANU), Canberra, Australia.

Lalu, Eisenhower Fellowships, The Single Region Program - Southeast Asia ISEAS - World Bank Research Fellowship dan beberapa penghargaan lainnya.

Hujan Lebat Sebabkan Wilayah Ibu Kota Kembali Terendam Banjir, Lebih dari 2000 Warga Mengungsi

Lihat video berikut:

Kritikan Faisal Basri dan Rocky Gerung terkait Ibu Kota Baru

Sebelumnya, pengamat politik Rocky Gerung dan Ekonom Senior, Faisal Basri mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal Ibu Kota Baru.

Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube BWM Records pada Jumat (7/2/2020), Rocky Gerung menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak konsisten terkait Pemindahan Ibu Kota.

Ia mengkritik rencana Jokowi yang menginginkan Jakarta menjadi pusat bisnis.

 Sosok Tumiyana, Pesaing Ahok sebagai Calon Pemimpin Ibu Kota Baru, Jualan Sapi hingga CEO Terbaik

Sedangkan, Jakarta masih mengalami banjir dan banjir adalah alasan ibu kota pindah.

"Bahkan berubah lagi pikiran Pak Jokowi itu Ibu Kota harus pindah karena buktinya ini Jakarta banjir," kata Rocky Gerung.

Sehingga, ia menilai banjirlah yang seharusnya diatasi bukan memindah ibu kota.

"Jadi kalau Jakarta mau dijadikan kota bisnis, tetap akan banjir. "

"Mustinya kan diselesaikan banjirnya bukan ibu kota dipindahin," ungkap Rocky Gerung.

Lalu, Faisal Basri menambahkan kritiknya soal Dewan Pengarah Ibu Kota Baru yang terdiri dari tiga tokoh asing.

Tiga tokoh yang dimaksud antara lain, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed Bin Zayed, Presiden Softbank Masayoshi Son, dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.

 Sosok 4 Calon Pemimpin Ibu Kota Baru di Kaltim: Ahok, Bambang Brodjonegoro, Azwar Anas, dan Tumiyana

Menurut Faisal Basri, mengapa Jokowi memih tokoh-tokoh asing.

"Yang menarik lagi sampai ditunjuk Dewan Pengarah, Tony Blair kemudian Princenya Uni Emirat Arab dan ada beberapa orang lainnya."

"Saya enggak tahu, ini mau jadi ibu kota PBB mau pindah ke ibu kota baru, karena Amerika makin enggak suka jadi harus berwawasan internasional," kritik Faisal Basri.

Menurutnya, seharusnya Jokowi memilih orang-orang Indonesia yang mengerti tata kota.

"Saya enggak ngerti, logika saya Dewan Pengarah itu orang yang ngerti tata kota gitu-gitu."

"Bukan yang enggak ngerti tentang Indonesia," kritik Faisal Basri.

 Gubernur Kaltim Tak Segan akan Hentikan Proyek Ibu Kota Baru, Ini Fakta di Balik Ancaman Isran Noor

Lalu, Rocky Gerung kembali menimpali bahwa Jokowi juga tidak konsisten terkait hal tersebut.

Ia menyinggung statement Jokowi yang pernah mengatakan ibu kota akan dirancang oleh bangsa sendiri.

"Dan lebih dari itu, dulu Jokowi bilang kita musti bikin ibu kota yang tidak dirancang oleh kolonial harus dari bangsa sendiri,"

"Jadi Tony Blair akan dikasih Sultan Blair misalnya, dikasih nama Indonesia," timpal Rocky Gerung.

Lihat videonya mulai menit ke-2:15:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Bambang BrodjonegoroIbu Kota BaruKalimantan TimurBasuki Tjahaja PurnamaAhokSusilo Bambang Yudhoyono (SBY)Rocky Gerung
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved