Virus Corona
Wali Kota Depok Cerita Awal Mula WNI Asal Depok Positif Virus Corona: Diagnosa Awal Tidak Ada Gejala
Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan bagaimana awal mula bisa terdeteksi warga Depok positif Virus Corona
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Setelah sekian lama berstatus bersih dari wabah Virus Corona, kini terdeteksi dua Warga Negara Indonesia asal Depok yang positif terjangkit virus asal Wuhan, Hubei, China itu.
Wali Kota Depok Mohammad Idris menceritakan awal mula cerita bagaimana dua warganya bisa terjangkit virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut.
Idris mengatakan pada awlanya tidak ditemukan gejala Virus Corona pada dua warga asal Depok tersebut.
• Sejumlah Petugas Medis di RS Mitra Keluarga Depok Diliburkan setelah Terindikasi Virus Corona
Dikutip dari video YouTube Kompastv, Senin (2/3/2020), awalnya Idris menjelaskan bagaimana pada Sabtu (29/2/2020), ia telah diinformasikan soal dua warganya yang telah dirujuk ke RS Sulianti Saroso.
"29 Februari, dapat informasi dari RS, di Depok, sudah dirujuk ke RS Sulianti Saroso," katanya.
Idris menerangkan dua warganya pertama ke berobat ke rumah sakit pada Kamis (27/2/2020).
Kemudian tidak ditemukan tanda-tanda positif Virus Corona.
Hasil pengecekan kesehatan, membuktikan mereka terkena bronkitis, yakni peradangan yang terjadi pada saluran utama pernapasan.
"Diagnosa awal tidak ada gejala itu (Virus Corona), hanya bronkitis saja," terang Idris.
Namun dua hari setelahnya, pasien kembali ke Rumah Sakit lantaran khawatir terhadap kondisi kesehatannya.
Idris lalu menjelaskan bagaimana pasien itu bercerita bahwa dirinya pernah melakukan kontak dengan warga Jepang yang datang dari Malaysia.
"Tapi pada tanggal 29 Februari, pasien yang sama datang, dan dia mengkhawatirkan terhadap dirinya," kata Idris.
"Dia bercerita sempat berinteraksi di Jakarta dengan warga Jepang yang dari Malaysia datang ke Indonesia, ke Jakarta."
"Dan dia memang mengakui pekerjaannya adalah pendamping dansa," tambahnya.
Idris mengatakan, saat ini ia telah mempersiapkan sebuah tim untuk memantau pengendalian Virus Corona di wilayahnya.
"Sehingga saya sekarang sudah membuat tim terpadu untuk penanganan, pengawasan, dan pengendalian ini," tandasnya.
• Khawatir pada Kabar 2 WNI Positif Virus Corona, Nikita Mirzani Enggan Salaman dengan Penggemar
Terawan Paparkan Kronologi
Sebelumnya diberitakan, dua warga asal Depok yang terinfeksi Virus Corona adalah seorang ibu (64) dan anak perempuannya (31).
Dikutip dari Kompas.com, Senin (2/3/2020), Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan, dari dua warga itu, yang terinfeksi adalah sang anak yang merupakan guru dansa.
"Dia dansa dengan teman dekatnya, tanggal 14 Febuari," kata Terawan.

• Menkes Terawan Ungkap Kondisi Terbaru 2 Pasien Virus Corona, Kini Tak Alami Demam maupan Sesak
Seusai berdansa dengan warga Jepang itu, kondisi kesehatan perempuan itu mulai menurun dan mengalami batuk-batuk.
Akhirnya pada Minggu (16/2/2020), ia menjalani rawat jalan.
Tak kunjung membaik, perempuan itu memutuskan untuk menjalani rawat inap pada Rabu (26/2/2020), di sebuah rumah sakit.
Dua hari setelah dirawat, pada Jumat (28/2/2020), perempuan itu menerima kabar mengejutkan bahwa sahabatnya yang diajak berdansa beberapa hari yang lalu positif Virus Corona.
Akhirnya pada Minggu (1/3/2020), anak dan ibunya yang juga tertular dipindahkan ke RSPI Sulianto Saroso untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.
Lalu pada Senin (2/3/2020), Terawan menjelaskan berdasarkan hasil pengecekan kesehatan yang dilakukan, keduanya positif Virus Corona.
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-1.15:
Ahli Corona Ungkap Mengapa Orang Indonesia Tak Mudah Terjangkit
Virus Corona yang berasal dari China semakin mengkhawatirkan karena memakan banyak korban meninggal.
Hingga Sabtu (29/2/2020) tercatat lebih dari 2.000 jiwa dari seluruh dunia meninggal karena Virus Corona.
Namun tidak ada satu pun kasus Virus Corona yang ditemukan di Indonesia hingga Sabtu (29/2/2020).
Padahal World Heritage Organization (WHO) telah mengimbau seluruh negara untuk melakukan tindakan agresif.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim Riset Korona Virus dan Formulasi Vaksin PNF, C.A Nidom mengatakan bahwa hal tersebut tak perlu dikhawatirkan.
Hal itu dikatakan Nidom saat melakukan wawancara dengan Kompas TV, Sabtu (29/2/2020).
Mulanya, pembawa acara bertanya soal perbandingan negara tetangga soal Virus Corona.
"Prof ada kekhawatiran juga dan ini dibahas di media asaing soal penyabaran Virus Corona di Indonesia," ujar pembawa acara.
"Kita meneliti 132 spesimen sementara Singapura 1.200, Malaysia 1.000 kekhawatiran itu kemudian muncul dan kemudian menjadi bahasan di salah satu media internasional, bagaimana menjawab ini?"

Nidom mengatakan bahwa tidak ada problem yang harus dikhawatirkan soal Indonesia yang tak menjangkiti Indonesia.
"Jadi kekhawatiran itu berasal dari di Indonesia tidak muncul sample yang positif kan itu problemnya," ujar Nidom.
• Belum Ada Virus Corona di Indonesia, Ahli Kesehatan Hermawan Saputra: Jangan sampai seperti Korsel
"Pertanyaannya kenapa betul-betul mengharapkan di Indonesia harus muncul?"
Ia lalu mengatakan ada dua kemunginan orang Indonesia tidak terjangkit Virus Corona.
"Bahwa ada 2 kemungkinan yang merupakan nepotisis saya satu masalah neutreogenomik yaitu masalah konsumsi sehari-hari yang dikonsumsi masyarakat itu yang berpengaruh terhadap ketahanan seseorang terhadap suatu penyakit."
"Yang kedua dari faktor genetik. Bisa juga bahwa faktor genetik berpengaruh pada kepekaan seseorang akan infeksi ini."
Ia juga mengatakan soal virus sebelum Corona yang juga yang tak berdampak ke Indonesia.
"Jadi banyak sekali wabah-wabah yang terjadi di dunia yang merespons di Indonesia bisa tidak sesuai dengan negara-negara lain."
"Contohnya Mers, Zika, dan sebagainya, itu bahkan di Indonesia dan kita tidak masalah memang tidak masalah," tambahnya.
• Dampak Virus Corona, IHSG Anjlok, Perdagangan Hari Ini Ada 330 Saham Merah
Namun, ada pula virus di dunia yang turut menginfeksi Indonesia hingga menyebabkan korban jiwa.
"Tapi endemik H1N1 yang terinfeksi di Indonesia lebih rendah daripada yang lain."
"Tapi flu burung tingkat kematiannya 100 persen, jadi ada perbedaan-perbedaan. Jadi jika Indonesia dikhawatirakan WHO ya mari kita duduk bersama di mana kekhawatirannya," ujarnya.
Lihat videonya menit ke 1.49:
(TribunWow.com/Anung/Tiffany)