Breaking News:

Siswa SMP di Sleman Hanyut

Kemendikbud Bahas Nasib Ekskul Pramuka setelah Tragedi Susur Sungai Sempor SMPN 1 Turi Sleman

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyinggung soal nasib ekstrakurikuler pramuka setelah peristiwa hanyutnya ratusan siswa SMPN 1 Turi Sleman

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
youtube kompastv
PLT Kabiro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud Ade Erlangga Masdiana, di acara SAPA INDONESIA MAALAM, Sabtu (22/2/2020) 

TRIBUNWOW.COM - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengirim sebuah tim investigasi untuk menyelidiki aktivitas susur Sungai Sempor yang menimbulkan sejumlah korban dari SMPN 1 Turi Sleman.

PLT Kabiro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud Ade Erlangga Masdiana juga menjawab terkait nasib ekskul pramuka ke depannya akan seperti apa.

Ia mengatakan harus diadakan evaluasi untuk mencari tahu mengapa bisa terjadi tragedi seperti yang menimpa para murid SMPN 1 Turi Sleman ketika melaksanakan kegiatan pramuka.

Kronologi Yasinta Bunga dan Zahra Imelda Ditemukan, 2 Siswi SMPN 1 Turi Korban Susur Kali Sempor

Dikutip dari video unggahan Youtube Kompastv, Sabtu (22/2/2020), awalnya Ade menjawab apakah akan ada sanksi atau tidak dari pihak Kemendikbud kepada pihak sekolah.

Ade mengatakan pihak Kemendikbud hanya berperan sebagai pembantu, yang memiliki kewenangan menjatuhkan sanksi adalah pihak pemerintah daerah.

"Sanksi tentu diberikan oleh pemerintah daerah, jadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentu membantu di dalam proses perumusan di dalam SOP yang harus dilewati," ujarnya.

"Karena ini persoalan SD, SMP ada di Kabupaten, Kota, nanti kita serahkan lagi ke pemerintah daerah," lanjutnya.

Ia kemudian menanggapi pernyataan KPAI yang merekomendasikan tidak lagi mewajibkan kegiatan pramuka.

Menanggapi pernyatan KPAI, Ade menjelaskan akan meneliti siapa yang salah dalam tragedi susur Sungai Sempor.

"Tentu kita lihat pramuka itu konteksnya untuk pengembangan karakter, karakter siswa," kata Ade.

"Dilihat apakah pramukanya yang dipersalahkan atau justru kita melihat program itu kapan dilaksanakan," tambahnya.

Ade menyoroti peran guru lah yang harus lebih diselidiki dalam kasus ini.

Ia lanjut menambahkan bahwa pengetahuan soal penanggulangan bencana, dan kemampuan untuk menghadapi bencana perlu dimiliki oleh guru maupun muridnya.

"Yang mestinya harus dilihat adalah bagaiamana kecermatan para guru, kemudian sekolah, termasuk siswa, dalam melihat atau di dalam memiliki mitigasi bencana yang mestinya mereka pahami, anak harus dilatih juga tentang mitigasi, guru juga harus ada talent," papar Ade.

Siswa-siswi SMPN 1 Turi Sleman yang dievakuasi ke klinik dan puskesmas terdekat, Jumat (21/2/2020)
Siswa-siswi SMPN 1 Turi Sleman yang dievakuasi ke klinik dan puskesmas terdekat, Jumat (21/2/2020) (twitter @merapi_news)

Akan Tuntut SMPN 1 Turi, Ayah Korban Tewas Susur Sungai Sempor: Anak Orang Bukan untuk Dipermainkan

Ade menunjukkan sinyal bahwa Kemendikbud tidak setuju menyalahkan kegiatan pramuka atas peristiwa yang terjadi di SMPN 1 Turi Sleman.

Menurutnya aktivitas susur Sungai Sempor perlu diteliti sebab ada faktor-faktor dan aturan yang harus diperhatikan.

"Bukan berarti aktivitas pramukanya yang dihilangkan," kata Ade.

"Jadi aktivitas itu mestinya dilihat, kapan itu dilakukan , siapa yang melakukan, yang harus melakukan pendampingan, yang harus melakukan pengarahan," lanjutnya.

Hanyutnya ratusan murid SMPN 1 Turi di Sungai Sempor, menurut Ade terjadi karena faktor kelalaian penyelenggara.

"Misalnya mereka menyusuri sungai, harus juga dibekali tentang mitigasi bahaya," kata Ade.

Rekomendasi Kemendikbud

Seusai melakukan investigasi, Kemendikbud akan mengeluarkan beberapa rekomendasi untuk mengatur permsalahan kegiatan ekstrakurikuler.

Rekomendasi tersebut nantinya akan secara khusus menyasar kepada guru sebagai sosok yang selalu mendampingi para murid.

"Terutama kepada guru, karena guru yang langsung berinteraksi dengan siswa, itu yang harus dicoach, harus betul-betul diberikan pembekalan, pemberdayaan kepada mereka," papar Ade.

"Terutama untuk kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler," sambungnya.

Susur Sungai Sempor Tewaskan 10 Orang

Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DI Yogyakarta, dua korban terakhir berhasil ditemukan pada Minggu (23/2/2020).

Dua korban terakhir ditemukan pada pukul 05.30 WIB dan 07.05 WIB, di Dam Mantras, Minggu (23/2/2020).

Suasana di SMPN 1 Turi pada Sabtu (22/2/2020)
Suasana di SMPN 1 Turi pada Sabtu (22/2/2020) (TRIBUNJOGJA.COM | Christi Mahatma Wardhani)

Permintaan Terakhir Nisa Siswi SMPN 1 Turi Sleman Korban Susur Sungai, Meninggal di Hari Ulang Tahun

Ditemukannya dua korban terakhir sekaligus menjadi akhir dari operasi penyalamatan tim evakuasi gabungan.

“Dengan sudah ditemukannya seluruh korban maka Operasi SAR dinyatakan selesai hari ini dan seluruh potensi SAR dikembalikan ke masing-masing unsur,” tutur Asnawi Komandan Operasi SAR Sungai Sempor 2020 dalam keterangan rilis pers, Minggu (23/2/2020).

Berikut adalah data lengkap korban jiwa akibat kecelakaan saat melakukan aktivitas susur Sungai Sempor.

1. Yasinta Bunga (7b/Perempuan/13th)

2. Zahra Imelda (7D/Perempuan/12th)

3. Nadine Fadilah (7D/Perempuan/12th) 

4. Sovie Aulia (8C/Perempuan/15th)

5. Arisma Rahmawati (7D/Perempuan/13th)

6. Nur Azizah (8A/Perempuan/15th)

7. Lathifa Zulfaa (8B/Perempuan/15th)

8. Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah (7C/Perempuan/14th)

9. Evieta Putri Larasati (7A/Perempuan/13th)

10. Faneza Dida (7A/Perempuan/13th)

Korban selamat berjumlah 239 siswa, 23 di antaranya mengalami luka-luka.

Kelas 7: 124 Siswa
Kelas 8: 125 Siswa

Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-4.50:

(TribunWow.com/Anung Malik)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
KemendikbudSungai SemporSusur SungaiSlemanSMPN 1 Turi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved