Siswa SMP di Sleman Hanyut
Permintaan Maaf Kepala Sekolah SMP 1 Turi atas Meninggalnya 9 Siswa di Kegiatan Susur Sungai
Kepala SMP Negeri 1 Turi, Tutik Nurdiyana, mengaku tidak mengetahui program kegiatan susur sungai.
Editor: Claudia Noventa
"Kami atas nama sekolah mohon maaf atas terjadinya musibah ini yang benar-benar tidak kami prediksi dari awal, tidak menduga," ujar Tutik dalam konferensi pers di sekolahnya, Sabtu (22/2/2020).
Tutik menyampaikan, SMP Negeri 1 Turi mempunyai ekstrakurikuler Pramuka.
• 9 Muridnya Jadi Korban, Kepala SMPN 1 Turi Mengaku Tak Diberitahu tentang Kegiatan Susur Sungai
Kegiatan Pramuka digelar setiap hari Jumat dari pukul 13.30 WIB sampai 15.30 WIB.
Kegiatan susur sungai merupakan program rutin pada ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 1 Turi.
"Bagi kami, mungkin anak-anak penduduk Turi, mereka familiar dengan lingkungan Turi, jadi bukan hal yang khusus," katanya.
Menurut dia, ada tujuh orang yang mendampingi saat kegiatan susur sungai.
Mereka merupakan guru-guru di SMP Negeri 1 Turi.
Kegiatan susur sungai ini, lanjutnya, murni kegiatan SMP Negeri 1 Turi.
Kegiatan Pramuka susur sungai merupakan program lama.
"Saya di sini kepala sekolah baru, baru 1,5 bulan, program-program ini melanjutkan yang lama. Semester kemarin sudah ada program seperti itu," katanya.
• Pasca Kejadian Susur Sungai, Siswa SMPN 1 Turi Diliburkan, Kembali Bersekolah pada Senin
Tutik mengaku tidak mengetahui adanya kegiatan susur sungai pada Jumat (21/2/2020).
Sebab, para pendamping tidak memberikan laporan.
"Jujur, saya tidak mengetahui adanya program susur sungai di hari kemarin itu, mereka tidak matur (laporan). Karena mungkin menganggapnya anak-anak biasa, anak Turi susur sungai itu hal biasa," katanya.

Sembilan pelajar tewas
Sebeumnya, Tim SAR gabungan berhasil menemukan dua korban siswa yang hanyut di Sungai Sempor saat mengikuti kegiatan Pramuka susur sungai.