Terkini Nasional
Jubir Menhan, Dahnil Anzar Buka Suara soal Prabowo Jadi Menteri Terbaik: Bukan Domain Kami Sesumbar
Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar menanggapi ramai hasil survei yang mengatakan Menteri Pertahanan menjadi menteri terbaik dibandingkan yang lain
Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar ikut menanggapi hasil survei yang menyebut Prabowo jadi menteri terbaik.
Ia mengatakan saat ini Prabowo memang sedang melakukan beberapa perubahan besar dalam tubuh Kementerian Pertahanan.
Namun sebenarnya Prabowo sebagai Menhan menyatakan tidak pernah ingin memamerkan hasil kerjanya sebagai menteri.
• Prabowo Subianto Jadi Menteri Terbaik, Politikus PAN: Gabung dengan Pak Jokowi Itu Tidak Sia-sia
Dikutip dari video unggahan kanal Youtube Kompastv, Selasa (18/2/2020), awalnya Dahnil Anzar mengatakan bahwa hasil survei itu dapat dijadikan motivasi.
"Yang jelas bagi kami apa pun hasil survei itu, itu bisa menjadi cambuk, jadi ada insentif maupun disinsentif," kata Dahnil Anzar.
"Di satu sisi ini ada pesan ekspektasi masyarakat yang sangat tinggi agar Pak Prabowo bekerja lebih baik, kemudian bisa memenuhi ekspektasi masyarakat, di sisi lain ketika ekspektasi itu tidak bisa dipenuhi, tentu kekecewaan akan dilemparkan kepada Pak Prabowo," lanjutnya.
Ia kemudian memaparkan beberapa kerja yang sedang dilakukan oleh Prabowo sebagai menteri pertahanan.
"Secara subjektif, kami harus mengatakan Pak Prabowo sedang melakukan perubahan-perubahan mendasar dalam kebijakan-kebijakan pertahanan kita di waktu ke depan," ujar Dahnil Anzar.
Benahi Alutsista TNI
Pertama, Dahnil Anzar menjelaskan bahwa kini Prabowo sedang berfokus pada modernisasi alutsista milik TNI.
Modernisasi tersebut juga dibarengi upaya untuk meminimalisir kebocoran dana dalam pengadaan alutsista.

"Misalnya terkait alutsista, Beliau ingin pastikan alutsista kita yang dimiliki oleh TNI kita bisa dimodernisasi," kata Dahnil Anzar.
"Kemudian komitmen untuk melakukan minimalisasi kebocoran agar kemudian, dalam bahasa Pak Prabowo korupsi di bidang pertahanan itu sama dengan menjual NKRI."
"Oleh sebab itu Beliau ingin pastikan alutsista kita, pengadaannya dan sebagainya itu bisa dilakukan dengan minimalisasi kebocoran," lanjutnya.
Perkuat Diplomasi Pertahanan
Upaya kedua yang dilakukan oleh Prabowo berdasarkan keterangan Dahnil Anzar adalah memperkuat diplomasi pertahanan.
"Kedua ya diplomasi pertahanan, memang kita ingin pastikan proses diplomasi pertahanan itu bisa dilakukan dengan maksimal," kata Dahnil Anzar.
"Di satu sisi alutsista kita modern, kita ingin mendorong deterrence effect (efek ancaman), efek gentar, di sisi lain kita ingin membangun kerja sama pertahanan yang baik," sambungnya.
Dahnil Anzar mengatakan seluruh kerja tersebut masih berlangsung hingga saat ini.
"Beliau sejak awal menyebutkan tidak ingin berbesar kepala, apalagi ini terkait dengan pertahanan, bukan domain (ranah) kami sesumbar menyebut apa yang sedang dan akan dilakukan Pak Prabowo," tandasnya.
• Bandingkan Kabinet Jokowi sebelum dan sesudah Prabowo Bergabung, M Qodari: Pendukungnya Masih Baper
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-10.50:
Klarifikasi M Qodari soal Hasil Survei
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari kembali mengungkit Pilpres 2019 lalu.
Dilansir TribunWow.com, M Qodari mengungkap alasan masyarakat memilih Joko Widodo (Jokowi) maupun Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019.
Menurut M Qodari, Jokowi dan Prabowo memiliki cara tersendiri dalam menarik suara masyatakat.
Hal itu disampaikan M Qodari melalui tayangan YouTube Kompas TV, Selasa (18/2/2020).

• Sempat Berpikir Positif, Kini Refly Harun Curiga Jokowi Gunakan Omnibus Law untuk Tumpuk Kekuasaan
• Pamor Maruf Amin Rendah, M Qodari Soroti Latar Belakang Wapres: Pak JK Lebih Lincah
M Qodari mulanya menyebut deretan menteri dalam survei Indo Barometer itu dinilai memiliki kinerja yang baik.
"Jadi sebetulnya ini bukan yang terbaik," terang Qodari.
"Kalau paling banyak disebut sebagai menteri yang punya kinerja yang baik itu rumusan yang paling tepat sebenarnya."
Menurut Qodari, Prabowo Subianto adalah sosok yang paling banyak disebut memiliki kinerja baik oleh para responden.
"Karena kita meminta kepada responden untuk menyebut satu nama yang menurut dia punya kinerja bagus," kata Qodari.
"Dan memang paling banyak disebut adalah Prabowo Subianto."
Qodari menjelaskan, sebagian besar responden memilih Prabowo Subianto karena memiliki sikap yang tegas.
"Alasanya sebenarnya banyak, macam-macam," ujar Qodari.
"Jadi beda responden itu beda alasan, tetapi kalau bicara Pak Prabowo yang saya lihat paling banyak adalah satu dianggap paling tegas."
Namun, ternyata tak cuma Prabowo Subianto yang dinilai memiliki sikap tegas.
Qodari lantas turut menyebut nama Erick Thohir yang berada di urutan ketiga menteri dengan kinerja terbaik.
"Erick Thohir juga menonjol pada aspek itu," kata Qodari.
"Jadi untuk responden yang punya kriteria bahwa menteri yang punya kinerja bagus itu dianggap yang tegas, itu ada dua nama yang menonjol."
"Prabowo dan Erick Thohir," sambungnya.
• Putri Maruf Amin Sebut Ernest Prakasa dan Hamdi Muluk Kejam karena Lontarkan Pertanyaan Ini
Terkait hal itu, Qodari pun menyinggung skandal petinggi Garuda yang berhasil diungkap oleh Erick Thohir.
Disebutnya, Erick Thohir memiliki ketegasan dengan langsung memecat petinggi Garuda yang menyalahi aturan.
"Kalau Erick Thohir kita lihat kemungkinan dia tegas ya kepada direksi Garuda Indonesia yang dianggap menyelundupkan sepeda di pesawat," ujar dia.
Sementara itu, Prabowo Subianto menurutnya dinilai tegas berdasarkan rekam jejak yang dimiliki.
Ia pun menyinggung pencalonan Prabowo Subianto di Pilpres 2014 dan 2019.
"Kalau Pak Prabowo saya lihat sebenarnya ini bagian dari perjalanan dan image Pak Prabowo yang melekat semenjak 2014 dan 2019 sebagai calon presiden," ucap Qodari.
"Bahwa dia dianggap sebagai tokoh yang tegas."
Lantas, Qodari pun menyinggung Pilpres 2019 lalu.
Disebutnya, masyarakat memiliki alasan tersendiri dalam memilih Joko Widodo (Jokowi) maupun Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019.
"Pada Pilpres 2014. 2019, kami survei ada dua alasan yang paling tinggi milih calon presiden," terang Qodari.
"Pertama merakyat, kedua tegas."
"Kalau responden yang memilih presiden merakyat itu ke Jokowi. Tapi kalau tegas itu ke Prabowo," sambungnya.
Simak video berikut ini menit ke-3.47:
(TribunWow.com/Anung Malik/Jayanti)