Breaking News:

Terkini Daerah

UPDATE Kasus Balita Tanpa Kepala di Samarinda, Diautopsi Ahli yang Pernah Tangani Bom Bali

Polwan ahli forensik dari Mabes Polri, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti turun langsung menangani proses autopsi jasad Yusuf Achmad Ghazali.

Editor: Lailatun Niqmah
KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON
Pembongkaran makam Yusuf Achmad Ghazali berlokasi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim, Jalan Damanhuri, Samarinda, Kaltim, Selasa (18/2/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Polwan ahli forensik dari Mabes Polri, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti turun langsung menangani proses autopsi jasad Yusuf Achmad Ghazali di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (18/2/2020).

Hastry merupakan Polwan pertama yang mendapat gelar doktor pada September 2016 di Universitas Airlangga, Surabaya.

"Dr Hastry SpF, Polwan Ahli Forensik pertama di Asia akan lakukan autopsi pada balita Yusuf," seperti dirilis Polda Kaltim.

Polwan ahli forensik dari Mabes Polri, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti (baju hitam) saat di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim, Jalan Damanhuri Samarinda, Kaltim, Selasa (18/2/2020).
Polwan ahli forensik dari Mabes Polri, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti (baju hitam) saat di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim, Jalan Damanhuri Samarinda, Kaltim, Selasa (18/2/2020). (KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON)

Bantah soal Pembunuhan, Polisi Sebut Hilangnya Organ Dalam Mayat Balita di Kaltim karena Pembusukan

Hastry mendapat gelar doktor ahli forensik setelah meneliti variasi genetika lima populasi di Indonesia, Batak, Jawa, Dayak, Toraja dan Trunyan (Bali).

Sejumlah kasus besar pernah ditangani seperti Kasus bom Bali I dan II (2002 & 2005), bom Kedubes Australia (2004), JW Marriott Kuningan (2009), kecelakaan pesawat Sukhoi di Gunung Salak (2012), Malaysia Airlines MH-17 di Rusia (2014), hingga Air Asia QZ8501 yang jatuh di dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (2015).

Dia pernah diundang ke Belanda untuk membantu proses identifikasi kecelakaan pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina beberapa waktu lalu.

“Awalnya saya memang dihubungi oleh salah satu anggota dari TRC PPA Kaltim sebagai perwakilan dari keluarga korban melalui DM Instagram."

"Ketika itu saya diminta apakah bersedia untuk membantu proses autopsi adek Yusuf, saat itu saya katakan jika ada perintah resmi tentunya saya akan bantu,” ungkap Hastry sebagai dimuat dalam rilis Polda Kaltim.

Komunikasi melalui DM Instagram itu berujung pada surat resmi.

“Saya pikir permintaan itu tidak serius tapi ternyata tiba-tiba saya terima perintah dari atasan untuk melakukan autopsi di sana,” ujarnya lagi.

Humas Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim, Ratnasari membenarkan pengakuan itu saat dikonfirmasi Kompas.com.

Ratna mengaku awalnya dia hanya ingin berkonsultasi dengan dokter forensik Hastry dengan mengirim kronologis dan beberapa foto jasad Yusuf melalui pesan singkat Instagram pada awal Februari 2020.

Pesan singkat tersebut ternyata direspons oleh Hastry.

Tangis Ibu Balita Tanpa Kepala di Samarinda di Depan Hotman Paris: Sampai Kini Kasus Cuma Kelalaian

Saat itu, Ratna langsung memintakan nomor ponsel Hastry dan mengirim sejumlah dokumentasi jasad Yusuf.

Saat itu, Hastry meminta agar segera TRC PPA melayangkan surat resmi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Tags:
BalitaPenemuan Mayat Tanpa KepalaSamarinda
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved