Breaking News:

Pilkada 2020

Jelang Pilwali Surabaya 2020, Tri Rismaharini Ungguli Hasil Survei hingga Disebut Pemimpin Idaman

Warga Surabaya masih menginginkan sosok seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk memimpin Surabaya ke depan.

Editor: Mohamad Yoenus
surabaya.tribunnews.com/habibur rohman
Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Minggu (13/5/2018). Warga Surabaya masih menginginkan sosok seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk memimpin Surabaya ke depan. 

TRIBUNWOW.COM - Warga Surabaya masih menginginkan sosok seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk memimpin Surabaya ke depan.

Hal tersebut berdasarkan hasil survei Pusat Riset Pilkada Jatim Jtv bekerjasama dengan Tim Survei Pilkada Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya yang dirilis, Jumat (14/2/2020).

Tenaga Ahli Tim Survei Pilkada ITS, Agnes Tuti Rumiati, menyebutkan masyarakat Surabaya suka sosok Risma sapaan akrab Tri Rismaharini yang merakyat, suka blusukan, tegas, dan memahami kondisi lapangan.

"Masyarakat sudah menilai kota Surabaya sangat baik dalam pengelolaan kotanya tapi itu justru jadi konsen utama agar dipertahankan (Wali Kota selanjutnya)," ucap Agnes.

Selain itu, kriteria sosok pemimpin idaman masyarakat Surabaya selain jujur adalah mampu mengatasi masalah ekonomi.

Kronologi Kasus Penghinaan Wali Kota Surabaya Risma, Pelaku Sakit Hati hingga Belum Tentu Dibebaskan

Dari data yang dipaparkan Agnes, di permasalahan ekonomi masyarakat masih banyak yang mengeluhkan terbatasnya peluang kerja dimana dalam penyediaan lapangan pekerjaan, masyarakat hanya memberi skor 2,98 dari rentang 1-5.

Selain masalah ekonomi, masyarakat juga mengidamkan pemimpin yang mampu mengatasi masalah lingkungan terutama banjir.

Dari survei tersebut masyarakat masih mengeluhkan banjir yang masih terjadi di beberapa tempat (dalam hitungan waktu 1-2 jam).

Got dan sungai masih dipenuhi sampah.

"Ini membutuhkan kapabilitas calon yang tinggi. Partai harus bisa memunculkan calon yang dibutuhkan oleh masyarakat bukan karena dipilih karena ketokohan," lanjut Agnes.

Ketika kandidat menonjolkan kemampuan daripada ketokohannya maka masyarakat akan melihat calon yang diinginkan.

"Politik identitas juga tidak laku lagi Surabaya. Hasil survei, masyarakat Surabaya sangat rasional dan sudah sangat paham yang utama dan paling dibutuhkan adalah kemampuan," ucapnya.

Ganjar Komentari Hinaan pada Risma

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjelaskan apa yang akan ia lakukan apabila dirinya menerima makian seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Ganjar mengatakan tidak menutup kemungkinan dirinya akan bertindak seperti Risma, yakni mempolisikan penghinanya.

Ia menjelaskan dirinya akan bertindak seperti Risma apabila dirinya dihina saat sedang berada dalam kondisi mood yang buruk.

 

Rocky Gerung Kritik Risma yang Sempat Laporkan Netizen ke Polisi: Apalagi Risma Suka Membully

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube iNews Talkshow, Kamis (13/2/2020), Ganjar mengatakan reaksi dirinya terhadap penghinanya tergantung suasana batinnya.

"Tergantung batin saya," katanya.

"Kalau hari itu saya lagi banyak ngopi, suasananya seneng, ya saya cuekin, tapi kalau hari itu habis dimarahin sama istri, bisa jadi lapor juga, lagi enggak happy (senang)," papar Ganjar.

Ganjar mengatakan memang tidak boleh terlalu membawa perasaan saat menggunakan media sosial.

Karena di sana banyak hal-hal yang negatif.

"Kalau saya bicara di medsos itu, kami sudah positioning (memposisikan), jangan baperan," katanya.

"Kita cuekin aja, kadang-kadang kan kita tidak bisa membayangkan si orang ini lagi ngapain dan sebagainya," lanjut Ganjar.

Ketika menghadapi hal negatif tersebut, Ganjar mengatakan dirinya lebih berusaha untuk menahan diri dan cuek.

Ia hanya menanggapi sekali atau dua kali, apabila lebih dari itu, Ganjar menjelaskan lebih baik diabaikan.

"Maka saya lebih banyak menahan diri, cenderung yasudah cuekin, enggak usah dibaca," ujar Ganjar.

"Biasanya saya jawab sekali, dua kali, kalau mereka masih ngotot, saya biarin, saya anggap enggak ada."

"Enggak usah dibaca, terus kemudian kita mention hal-hal yang lain, yang lebih baik, yang lebih positif," imbuhnya.

Ganjar menjelaskan dalam menggunakan internet, harus bisa bijak memilih mana iklim yang memberikan hal-hal positif dan mana yang harus dihindari karena hanya berisi hal negatif.

"Kan gini di dunia netizen itu kelompoknya banyak, kebebasannya luar biasa, yang waras ada, yang sehat ada, yang pikirannya positif ada, maka kita ganti kamar saja," kata Ganjar.

"Kita pindah kamar yang senang saja, barangkali di sana bisa cerita nolong orang, bisa cerita kebahagiaan, di sana bisa cerita oh lagi ulang tahun ya, oh kamu berprestasi ya," pungkasnya.

Kronologi Kasus Penghinaan Wali Kota Surabaya Risma, Pelaku Sakit Hati hingga Belum Tentu Dibebaskan

Alasan Risma Polisikan Penghinanya

Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Kompastv, Rabu (5/2/2020), Risma mengatakan ada dua alasan dirinya tidak terima dihina sebagai 'kodok betina' oleh Zikria.

Alasan tersebut adalah demi menjaga kehormatan orangtuanya.

"Alasan saya kenapa saya melaporkan, yang pertama terus terang itu pribadi saya, karena saya kalau saya kodok berarti ibu orangtua saya kodok," papar Risma.

"Saya tidak ingin orang tua saya direndahkan," tambahnya.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini di kanal YouTube kompastv, Rabu (5/2/2020)
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini di kanal YouTube kompastv, Rabu (5/2/2020) (YouTube KOMPASTV)

Alasan kedua Risma adalah adanya dorongan dari masyarakat Surabaya untuk melaporkan penghinanya.

"Kedua juga ada desakan warga Surabaya untuk saya minta laporkan, akhirnya saya laporkan pribadi," ujar Risma.

Namun Risma mengatakan dirinya telah memaafkan penghinanya.

"Saya maafkan yang bersangkutan, saya sebagai manusia saya maafkan Beliaunya juga manusia," katanya.

"Kalau dia sudah minta maaf, saya wajib memberikan maaf, karena Allah pun memberikan maaf untuk umatnya yang salah," imbuh Risma.

Sebelumnya, Zikria ditangkap polisi di rumahnya di Bogor pada Jumat (31/1/2020) seusai menuliskan status bernanda hinaan kepada Risma yang viral di Facebook.

Mapolrestabes Surabaya juga sudah memeriksa sebanyak 16 saksi, di antaranya saksi korban, saksi pelapor, saksi ahli bahasa, ahli pidana dan ahli ITE.

Zikria mengaku mengunggah sebanyak dua kali.

Postingan tersebut diunggah ke akun Facebook miliknya pada 15 Januari 2020 pukul 18.59 WIB.

Pada saat ditangkap, Zikria sempat bersembunyi dirumahnya dan enggan membuka pintu rumahnya.

Saat itu, Zikria mengaku kaget dan mengurung diri di lantai 2 rumahnya.

Zikria diduga melanggar Pasal 45A Ayat (2) Jo Pasal 28 Ayat (2) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE serta Pasal 45 Ayat (3) Jo pasal 27 Ayat (3) UU 19 Tahun 2016 tentang perubahan UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE.

 Rocky Gerung Nilai Risma Tak akan Bisa Ikuti Jejak Politik Jokowi: Jadi Presiden yang Tidak Berhasil

Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-1.30:

(TribunWow.com/Anung Malik)

Sebagian artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul "Survei Sebut Warga Surabaya Masih Inginkan Sosok Seperti Risma, Merakyat dan Suka Blusukan".

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Tri RismahariniSurveiSurabaya
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved