Breaking News:

Terkini Nasional

Bandingkan Kasus Ade Armando dan Penghinaan Risma, Politisi PKS: Colek Sedikit Langsung Laporan

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Al-Habsyi kembali mengungkit soal kasus yang menyeret nama Pegiat Media Sosial, Ade Armando.

YouTube Talk Show tvOne
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Al-Habsyi dalam saluran YouTube Talk Show tvOne, Jumat (14/2/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Al-Habsyi kembali mengungkit soal kasus yang menyeret nama pegiat media sosial, Ade Armando.

Dilansir TribunWow.com, Aboe Bakar Al-Habsyi menganggap belum ada keadilan hukum di Indonesia.

Terkait hal itu, ia pun membandingkan kasus Ade Armando dan kasus penghinaan terhadap Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

Melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Jumat (14/2/2020), mulanya Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengungkap ketidakadilan yang diterima pekerja di Indonesia.

Ganjar Pranowo Sebut Tak Segan Lapor Polisi seperti Risma Apabila Dihina saat Kondisi Ini

Jelang Pilwali Surabaya 2020, Tri Rismaharini Ungguli Hasil Survei hingga Disebut Pemimpin Idaman

Ia pun menyebut sejumlah kasus kematian pekerja yang tak ditindaklanjuti karena menyangkut perusahaan besar.

"Enggak ada orang yang dihukum seberat-beratnya, nyawa hilang puluhan orang," kata Said Iqbal.

"Kemudian pabrik panci, ada juga satu pabrik korporasi di Cibitung Bekasi, 38 orang mati."

Terkait hal itu, Said Iqbal menyebut hukum di Indonesia masih tebang pilih.

"Tidak ada yang dihukum, itu lah yang dibilang tebang pilih," ujar Said Iqbal.

"Karena korporasi, karena dia pemilik modal, karena dia dengan atas nama investasi harus dilindungi."

Menurut dia, penegakan hukum menjadi hak bagi setiap warga negara.

"Bagi kamu penegakan hukum adalah ukuran apakah setiap warga negara bersamaan kedudukan di dalam hukum, itu yang kami rasakan," terangnya.

Menanggapi pernyataan Said Iqbal, Aboe Bakar Al-Habsyi pun angkat bicara.

Aboe Bakar bahkan turut mengakui adanya ketidakadilan dalam penegakan hukum.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Al-Habsyi dalam tayangan YouTube Talk Show tvOne, Jumat (14/2/2020).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Al-Habsyi dalam tayangan YouTube Talk Show tvOne, Jumat (14/2/2020). (YouTube Talk Show tvOne)

Di ILC, Anies Baswedan Ungkap Kunci Majunya Indonesia: Disebut Bung Erick, AA Gym Menggarisbawahi

"Jadi artinya tajam ke bawah, tumpul ke atas," kata Aboe Bakar.

"Yang jelas kalau penegakan hukum tajam ke bawah tumpul ke atas, itu masih."

Terkait hal itu, Aboe Bakar pun menyinggung kasus penghinaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan oleh Ade Armado.

"Banyak contoh simple saja, kalau yang dekat kekuasaan selalu dengan mudahnya di-follow up," ujar Aboe Bakar.

"Kalau tidak dekat dengan kekuasaan pasti susah.

"Contoh kasus AA, Ade Armando."

Menurut Aboe Bakar, kasus etrsebut tak kunjung ditangani karena yang bersangkutan tak dekat dengan kekuasaan.

"Ketika dia buat laporan, ketika dia bikin muka (Anies Baswedan) Joker," jelasnya.

"Wuuh, laporan Fahira sampai sekarang enggak selesai tuh."

Hal itu dinilainya bertentangan dengan kasus penghinaan terhadap Tri Rismaharini.

Menurut Aboe Bakar, kasus tersebut cepat terungkap karena berkaitan dengan penguasa.

"Tapi begitu Ibu Risma, begitu dicolek sedikit sebentar aja udah langsung laporan," ujar dia.

"Artinya apa? Di sini memang penegakan hukum masih berat sekali."

Ditunjukkan Foto Kembaran dengan Fadli Zon, Fahri Hamzah: Mungkin Kita akan Punya Musuh yang Sama

Simak video berikut ini menit ke-3.15:

Kasus Penghinaan Risma

Sebelumnya, pengamat politik Rocky Gerung turut menanggapi kasus Wali Kota Surabaya, Risma yang sempat melaporkan warga Bogor, Zikria Dzatil soal dugaan pencemaran nama baik.

Hal itu disampaikan Rocky Gerung melalui channel YouTube pribadinya Rocky Gerung Official yang tayang pada Senin (10/2/2020).

Rocky Gerung menilai, Risma belum bisa membedakan bahwa dirinya tokoh publik bukan rakyat biasa.

Menurutnya, menjadi tokoh publik seharusnya siap dengan kritikan.

"Saya kira seringkali berlebihan, orang enggak bisa bedakan dia public figure."

"Sekali dia jadi public figure seluruh perilakunya itu harus dia biasakan untuk di-bully," ungkap Rocky Gerung.

Jelang Pilwali Surabaya 2020, Tri Rismaharini Ungguli Hasil Survei hingga Disebut Pemimpin Idaman

Pengamat Politik 60 tahun ini menilai, Risma rentan di-bully lantaran ia menyebut kader PDIP itu juga sering mem-bully bawahannya.

"Jadi dia pasti rentan di-bully kan apalagi Risma suka mem-bully orang kan dengan cara yang kadang kala berlebihan," ungkapnya.

Orang tak akan marah jika Risma memarahi bawahannya.

"Tapi orang anggap biasa saja, kalau Bu Risma lagi marah-marah enggak ada orang yang marah kalau dimarahin Bu Risma kan."

"Jadi musti ada keseimbangan kalau Bu Risma marah, orang diam, karena ada hierarki," lanjut Rocky Gerung.

Namun, ia merasa janggal mengapa Risma marah ketika ada rakyat memprotesnya.

Sekda Jakarta Akui Salah Kirim Surat ke Anies Baswedan soal Formula E: Salah Input yang Ngetik

Padahal menurut Rocky Gerung, kritikan itu tidak diucapkan secara personal ke Risma.

"Kalau rakyat marah dan dibuat meme atau hinaan ya anggap itu semacam yang bukan poin personal," ungkapnya.

Selain itu, Rocky Gerung menilai wajar Risma di-bully lantaran sering melakukan hal-hal yang dianggapnya berlebihan.

Seperti saat Risma sempat terlihat turut membantu mengatur lalu lintas di Surabaya.

"Justru karena Bu Risma terlalu dinamis maka orang anggap berlebih sehingga orang kasih semacam kritik."

"Saya lihat Bu Risma ngatur lalu lintas saya kira juga berlebih, artinya mengambil alih tugas orang lain," kritik Rocky Gerung.

(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Mariah Gipty)

Tags:
Ade ArmandoTri RismahariniPartai Keadilan Sejahtera (PKS)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved