Terkini Nasional
Ungkit Prestasi Masa Lalu, Rizal Ramli Singgung soal Kampanye: Visi Cuma Buat Dapat Dukungan
Ekonom Senior Rizal Ramli menyampaikan kritik keras soal sistem kampanye di Indonesia.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
Mahfud MD mengatakan, di negara demokrasi seperti Indonesia harus sabar dengan hukum.
"Saya selalu mengatakan bernegara itu ya berdemokrasi, demokrasi itu ya berhukum, berhukum itu ya harus bersabar menghadapi hal-hal seperti itu."
"Tidak pernah itu misalnya ada pujian kalau saya dengar dari Mas Rizal Ramli apa sih yang dipuji dari negara ini," kata Mahfud MD.
Bahkan, menteri yang juga Pakar Tata Hukum Negara ini menilai Rizal Ramli tidak memprotes negara hanya saat menjadi Ketua Bulog beberapa tahun yang lalu.
"Dari dulu sampai sekarang Mas Rizal Ramli kecuali ketika Rizal Ramli jadi Ketua Bulog itu bagus gitu," ungkapnya.
• Tirukan Ceramah Aa Gym, Karni Ilyas Buat Sudjiwo Tedjo Terbahak hingga Gebrak Meja, Lihat Reaksinya
Padahal, Mahfud MD menyebut indeks persepsi korupsi di Indonesia selalu meningkat meski sangat lambat.
"Tapi ndak pernah ada pujian, padahal itu indeks persepsinya itu naik."
"Indeks persepsinya itu naik dari waktu ke waktu meskipun seperti siput," kata dia.
Mahfud MD melanjutkan, pemerintah bisa saja memperbaiki Indonesia dengan cara yang seenak mereka sendiri.
Namun, jika hal itu dilakukan maka negara akan menjadi otoriter seperti pada masa kepempinan Presiden ke-2 RI, Soeharto.
"Saya mengatakan begini kalau kita cuma mau memperbaiki dengan cara ugal-ugalan gampang aja, kembali ke otoriter kayak Pak Harto dulu."
"Pemerintahnya otoriter, Pak Harto bilang apa, kalau dia punya kekuasaan mau menata hukum gampang saja, kalau tidak mau menata hukum gampang juga gitu," jelasnya.
Mahfud MD mengatakan, pada zaman Soeharto semua harus menuruti kemauan presiden.
Jika tidak maka orang yang tidak setuju bisa dihukum.
"Wong dulu Pak Harto berdehem saja seluruh rakyat Indonesia ini ikut berdehem."