Virus Corona
Para Ilmuan Ungkap Penyebab Kota Asal Virus Corona, Wuhan Terlihat Merah Menyala di Foto Satelit
Foto satelit menunjukan tingkat Sulfur Dioksida (SO2) yang sangat tinggi di kota asal virus Corona, yaitu Wuhan, Provinsi Hubei, China
Editor: Lailatun Niqmah
Belum ada bukti kuat untuk mendukung teori bahwa gagak mencari mayat.
• Pernyataan Keras Menkes Terawan ke Peneliti Harvard soal Virus Corona: Itu Namanya Menghina
Namun, karena gagak dipandang sebagai simbol kematian dalam budaya China hal ini mulai menimbulkan ketakutan bagi sebagian orang.
Gagak dalam budaya orang Tiongkok sering diyakini menjadi lambang nasib buruk dan simbol kematian.
Warganet di Twitter banyak mengomentari rekaman tersebut.
Salah seorang warganet mengatakan, "Orang-orang Wuhan memperhatikan ada banyak buruk gagak terbang di sekitar kota, cukup menakutkan."
"Mereka mungkin mencari mayat untuk dimakan," lanjutnya.
"Gagak ada disana untuk membawa jiwa-jiwa orang mati ke tempat peristirahatan terakhir mereka," ujar komentar warganet lainnya.
Warganet lain ada yang menanyakan mengenai keberadaan gagak tersebut.
"Untuk apa gagak itu terbang ke sana? Daging manusia?" ujarnya.
Menurut laporan yang ada China melarang mayat korban virus corona untuk dimakamkan.
Mayat-mayat korban wabah tersebut harus dimusnahkan dengan cara dibakar.
Laporan menyebutkan mayat-mayat ini setiap hari dikirim ke rumah kremasi dalam jumlah tak terhingga.
Petugas kremasi harus menguras tenaganya bekerja 7 hari penuh karena mayat terus berdatangan.
Laporan menyebut bahwa mayat-mayat ini setiap hari dikirim ke rumah kremasi dalam jumlah tak terhingga.
Hal ini memicu pendapat publik mengenai komisi Kesehatan Nasional di China melarang mayat-mayat tersebut dikuburkan, tetapi harus di kremasi guna mencegah penyebaran virus tersebut.