Breaking News:

Pemulangan WNI Eks ISIS

Bahas WNI Eks ISIS, Badan Advokasi HAM Rafendi Djamin Singgung Maraknya Video Kekejaman Tentara ISIS

Penasihat Senior Human Rights Working Group Rafendi Djamin mengatakan maraknya video-video propaganda ISIS menimbulkan ketakutan terhadap WNI eks ISIS

Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
YouTube KOMPASTV
Penasihat Senior Human Rights Working Group Rafendi Djamin dalam acara SAPA INDONESIA MALAM, Minggu (9/2/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Penasihat Senior Human Rights Working Group Rafendi Djamin memberikan pandangannya terhadap wacana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) bekas anggota teroris ISIS.

Menurut Rafendi selama ini masyarakat Indonesia bereaksi terhadap WNI eks ISIS secara berlebihan.

Satu di antara beberapa alasannya adalah karena beredarnya video-video di media sosial yang menampilkan aksi kekerasan dan kekejaman yang dilakukan oleh ISIS.

 

Beda Sikap Menteri Jokowi Tanggapi Isu Pemulangan WNI Eks ISIS, Prabowo Vs Menag Fachrul Razi

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube kompastv, Minggu (9/2/2020), mulanya Rafendi meminta agar pemerintah harus berupaya untuk memberikan masyarakat penjelasan agar tidak terjadi ketakutan yang berlebihan di masyarakat terhadap ISIS.

"Bagaimanapun juga kita, terutama pemerintah sekarang harus memberikan suatu keyakinan kepada publik dan masyarakat tentang fear (ketakutan), kekhawatiran, ketakutan yang sekarang beredar, reaksinya sangat emosional," ujar Rafendi.

Ia menjelaskan bagaimana cara ISIS menggunakan sosial media membuat organisasi teror itu mampu menyebarkan ketakutan yang lebih masif kepada seluruh orang.

"Karena kekejaman tentara ISIS memang luar biasa, dan lebih luar biasanya karena di zaman sosial media," tambahnya.

Rafendi kemudian menceritakan bagaimana dirinya hingga saat ini masih mendapat video-video yang menunjukkan kekejaman ISIS sebagai alasan agar tidak menerima WNI eks ISIS kembali ke Indonesia.

"Tapi menggunakan sosial media, menjadikan alat propaganda, bahkan berlangsung sampai sekarang, saya masih dikirim WhatsApp dari kawan-kawan saya sendiri yang menolak," ucapnya.

Namun Rafendi menegaskan bahwa video-video yang disebarkan tersebut merupakan sebuah bentuk propaganda dari ISIS, agar ketakutan dan kekhawatiran semakin menyebar luas.

"Saya bilang kawan itu adalah film-film propaganda ISIS yang memang akan membuat rasa takut semua orang, kalau kita menyebarkan terus sama saja kita mendukung keinginan dia, padahal dia sudah kalah dalam sebuah peperangan," paparnya.

Apa yang perlu dilakukan pemerintah menurut Rafendi adalah menjelaskan bahwa ada upaya yang bisa dilakukan untuk menerima kembali WNI eks ISIS di tanah air.

"Ada satu kewajiban pemerintah dalam waktu dekat ini menjelaskan bahwa yang namanya deradikalisasi itu berjalan, bahwa utang-utang yang ada dalam persoalan ketidakwarganegaraan itu bisa dipenuhi," terang Rafendi.

Ia tidak memungkiri bahwa Indonesia sering mendapat ancaman serangan terorisme dan bahkan serangan terorisme itu sendiri.

Di sisi lain Rafendi mengatakan tindakan penindakan hukum Indonesia terkait terorisme sudah mendapat pengakuan dari dunia internasional.

"Tapi dalam segi tindakan, dalam segi penindakan hukum kita dapat jempol dari dunia, akan tetapi kita masih gagal dalam persoalan deradikalisasi," katanya.

Meskipun demikian, Rafendi mengatakan deradikalisasi masih menjadi persoalan karena ada kasus di mana narapidana tindakan terorisme kembali melakukan aksi teror setelah bebas dari tahanan.

Pesan yang ingin disampaikan oleh Rafendi kepada pemerintah adalah melibatkan masyarakat dalam melakukan deradikalisasi.

"Satu kritik barangkali adalah terlalu didominasi oleh pihak aparat penegak hukum, padahal peran masyarakat sipil sangat besar," tandasnya.

Guru Besar UI Sebut Deradikalisasi WNI Eks ISIS Tak akan Berhasil: Kita Bicara Surga

Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:

Mantan Teroris Curiga Penyesalan WNI Eks ISIS

Di Indonesia, seseorang yang pernah tergabung dalam praktik terorisme justru menyuarakan penolakannya terhadap kembalinya WNI eks ISIS.

Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Talk Show tvOne, Jumat (7/2/2020), mantan napi terorisme Sofyan Tsauri khawatir soal masuknya WNI eks ISIS ke Indonesia.

Mantan teroris Sofyan Tsauri di acara APA KABAR INDONESIA MALAM, Jumat (7/2/2020)
Mantan teroris Sofyan Tsauri di acara APA KABAR INDONESIA MALAM, Jumat (7/2/2020) (YouTube Talk Show tvOne)

 

 Bantah Rencanakan Pemulangan WNI Eks ISIS, BNPT: Mengaku sebagai WNI, Kita juga Enggak Tahu Ini

Ia menduga apa yang dilakukan oleh WNI eks ISIS merupakan langkah yang memanfaatkan simpati dan empati dari masyarakat serta pemerintah agar bisa kembali ke Indonesia.

"Yang kita khawatirkan sebetulnya bentuk pragmatisme atau oportuniti," kata Sofyan.

Sofyan kemudian menjelaskan beberapa istilah ajaran di dalam Islam yang membolehkan seseorang bersandiwara atau berbohong apabila sedang dalam kondisi darurat atau genting.

"Artinya mereka berpura-pura mengadakan Tauriah atau Kitman atau disebut juga dengan Takiyyah," paparnya.

Penyesalan dan kesedihan WNI eks ISIS diduga Sofyan merupakan salah satu bentuk kebohongan.

Mereka berbohong agar mendapat simpati sehingga kemungkinan untuk kembali ke Indonesia semakin besar.

"Mereka berpura-pura menyesal, lalu kemudian mereka masuk, ini yang kita khawatirkan," ungkap Sofyan.

Berdasarkan pengalamannya sebagai napi teroris, Sofyan telah menemui banyak orang yang tetap menjadi ekstremis bahkan setelah mendapat rehabilitasi.

Ia kemudian menyebutkan beberapa kasus pemboman yang pelakunya adalah orang-orang yang dideportasi dari Turki kembali ke Indonesia, kemudian mendapat rehabilitasi di Indonesia.

Di antara kasus-kasus yang disebutkan oleh Sofyan, salah satunya adalah kasus pasangan bom bunuh diri dari Indonesia yang melancarkan aksinya di Filipina.

Aksi tersebut dilakukan oleh suami istri WNI bernama Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh.

Pasangan suami istri tersebut melakukan aksi bom bunuh diri di sebuah katedral di Jolo, Filipina yang menewaskan lebih dari 20 orang.

 Beda Sikap Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil soal Polemik Pemulangan WNI Eks ISIS 

 

Bom bunuh diri di sebuah katedral yang berada di Jolo, Filipina, tahun 2019, tangkapan layar kanal YouTube DW News, 27 Januari 2019
Bom bunuh diri di sebuah katedral yang berada di Jolo, Filipina, tahun 2019, tangkapan layar kanal YouTube DW News, 27 Januari 2019 (YouTube DW News)

Sofyan mengakui mengenal kedua orang tersebut, bahkan pernah menjalani rehabilitasi bersama.

Berkaca dari peristiwa mengerikan tersebut, Sofyan sangat khawatir akan wacana masuknya WNI eks ISIS ke Indonesia.

"Dari kejadian-kejadian ini mengkhawatirkan kita semua," tandasnya.

Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-1.35:

(TribunWow.com/Anung Malik)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
ISISWarga Negara Indonesia (WNI)Rafendi Djamin
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved