Breaking News:

Terkini Daerah

Cerita Sopir Ambulans Bawa Jenazah Teroris yang Ditembak Mati Densus 88, Diminta Carikan Kantong

Nurul Ihsan, sopir ambulans mengungkap pengalamannya membawa jenazah terduga teroris yang ditembak mati Densus 88 Antiteror Polri di Pelalawan, Riau.

Instagram/Kompas.com
Salah satu ambulans milik Pemperov DKI yang ditahan polisi karena ketahuan mengangkut batu dan bensin saat kerusuhan di sekitar Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Kamis (26/9/2019) dini hari. 

TRIBUNWOW.COM - Nurul Ihsan, sopir ambulans mengungkap pengalamannya membawa jenazah terduga teroris yang ditembak mati Densus 88 Antiteror Polri di Pelalawan, Riau.

Ia mengungkap dirinya sempat diminta untuk mencari kantong mayat.

Nurul Ihsan mengaku dirinya mengangkut jenazah terduga teroris dari Kelurahan Pelalawan sampai ke rumah sakit Bhayangkara Pekanbaru.

"Kami sopir berdua, kebetulan saat itu teman saya yang menyupir, saya di samping sampai ke Pekanbaru," kata Nurul Ihsan kepada Tribunpekanbaru.com pada Jumat (7/2/2020).

Nurul Ihsan menerangkan, ia bersama rekannya diperintahkan pihak Puskesmas membawa mobil ambulans ke dermaga dekat dengan Istana Sayap.

Meskipun tidak mengetahui ingin membawa orang sakit atau jenazah bahkan identitasnya juga disembunyikan, Nurul tetap menunggu di dermaga sekitar pukul 15.00 wib.

Mantan Teroris Sofyan Tsauri Tolak Kepulangan WNI Eks ISIS: Akan Jadi Masalah

Ia melihat banyak polisi di sekitar dermaga menggunakan helm, rompi, dan senjata lengkap.

Melihat situasi agak genting seperti itu, Nurul bersama rekannya hanya diam menunggu tanpa banyak tanya maupun berbicara.

Sekitar pukul 16.40 wib sebuah kapal pompong ditumpangi polisi bersenjata lengkap mendekati pelabuhan kecil itu.

Setelah menyandar ke dermaga, dengan sigap polisi mengangkat sesosok mayat dibungkus menggunakan terpal warna biru dan dimasukan ke mobil ambulans.

"Sebelumnya kami disuruh cari kantorng mayat, tapi tak ada di Puskesmas. Dicari ke tempat lain juga tak dapat. Jadi pakai terpal aja," tambah pegawai honorer ini.

Jenazah terduga teroris itu telah dibungkus rapi sejak di dalam pompong.

Alhasil wajah maupun ciri-ciri pelaku tidak bisa dilihat, termasuk warna baju maupun celana yang digunakan.

Untuk mengambil foto juga tidak ada waktu karena langsung disuruh berangkat ke Pekanbaru.

Dua polisi bersenjata lengkap menjaga jenazah di belakang.

Kemudian dua mobil jenis Toyota Innova Reborn juga mengikuti dari belakang ambulan.

Pengamat Terorisme Paparkan 3 Risiko Pemerintah Abaikan WNI Eks ISIS: PKS Gunakan Momentum

Sepanjang jalan mereka hanya fokus membawa sesosok mayat yang tidak diketahui identitasnya itu.

Setelah hampir dua jam perjalanan, mereka tiba di RS Bhayangkara pekanbaru.

Petugas lain yang telah menunggu dengan sigap menurunkan pria yang tidak bernyawa itu ke keranda dorong dan membawanya ke dalam kamar mayat.

"Setelah itu kami langsung balik kanan pulang ke Pelalawan. Setelah sampai di kampung baru terdengar cerita kalau itu teroris yang ditembak mati," tambah lelaki yang sudah 15 tahun jadi sopir ambulan ini.

Nurul memastikan jika mayat yang dibawa hanya satu orang.

Mereka tidak singgah di Puskesmas atau rumah sakit lain yang ada di Pangkalan Kerinci.

Ia tidak berani menanyakan ke polisi atau orang-orang yang ikut mengantar jenazah itu.

Ia berprinsip bahwa tugasnya bersama rekannya hanya mengantar dan harus dituntaskan.

Terduga teroris sempat lempar bom

Tim Densus 88 Antiteror Polri menembak mati seorang terduga teroris di Desa Tolam, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, Riau, Kamis (6/2/2020) sore.

Penangkapan terduga teroris berinisial WF dilakukan personil Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Sungai Kampar, Desa Tolam, Kecamatan Bunut yang berbatasan dengan Kelurahan Pelalawan, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan.

Pada saat penangkapan, WF sempat melakukan perlawanan dengan melemparkan sebuah bom pipa kepada petugas hingga akhirnya pelaku pun dilumpuhkan dengan tembakan.

Soal Pemulangan WNI Eks ISIS, Pengamat Terorisme Minta Negara Jangan Lepas Tangan: Sebagai Keluarga

Kapolres Pelalawan AKBP M Hasyim Risahondua membenarkan penangkapan terduga teroris tersebut.

Pelaku berinisial WF dan diperkirakan teroris berasal dari Jambi yang merupakan jaringan Jama'ah Ansharut Daulah Jambi.

Kapolres mengatakan petugas Densus yang sudah siaga dan membuntuti kapal ponton yang ditumpangi pelaku, langsung melakukan penyergapan sesuai prosedur.

Namun, saat akan ditangkap di atas kapal, pelaku hendak kabur dan menyerang petugas dengan melemparkan bom pipa.

"Terpaksa petugas menembak pelaku dan akhirnya meninggal dunia di Tempat Kejadian Perkara (TKP)," kata Kapolres Hasyim.

Hasyim memastikan jika pelaku bukanlah warga Pelalawan melainkan warga Jambi yang lari ke Pelalawan.

Kronologi penangkapan

Penangkapan bermula ketika terduga teroris berinisial WF naik boat di teluk Meranti.

Perjalanannya tersebut sudah dibuntuti hingga disergap Densus 88 di Teluk Mundur.

Kepala Desa Tolam, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, Yupardi mengatakan berdasarkan informasi masyarakat, pelaku menumpang kapal Tug Boat pengankut ponton kayu.

Lantas beberapa kapal pompong dan speedboat yang ditumpangi personil Densus 88 mengepung tersangka di perairan Teluk Mundur antara Kelurahan Pelalawan dan Desa Tolam.

Disitulah terjadi ledakan bom dan disambut dengan suara tembakan.

"Kata warga ada polisi yang terluka. Dinaikan di SP 2 ini dan dibawa pakai mobil biasa," kata Kades Yupardi dilansir dari tribunpekanbaru.com

Lantaran proses penangkapan dilaksanakan di tengah Sungai Kampar, tak ada warga yang bisa mengabadikan foto termasuk saat proses evakuasi ke mobil.

Informasi yang diperoleh Tribunpekanbaru.com di lapangan, tersangka WF yang merupakan teroris pelarian dari Jambi menaiki kapal Tug Boat pembawa ponton kayu.

Personil Densus ternyata sudah mengikuti pergerakan pelaku di dalam Tug Buat mulai dari Sungai Kampar di Kecamatan Teluk Meranti sejak pagi hari.

Personil Densus 88 Antiteror dari Jambi menggunakan kapal pompong milik warga agar tidak mencolok.

Setelah beberapa jam mengekori Tug Boat setibanya di perairan Teluk Mundur Kelurahan Pelalawan, penyergapan dilakukan personil bersenjata lengkap itu.

Ketika hendak ditangkap, ternyata pelaku membawa sebuah bom pipa.

Ia lantas melemparkan bom berdaya ledak rendah itu ke petugas hingga melukai seorang polisi.

Mendapat perlawanan, pasukan khusus kepolisian itu melepaskan beberapa tembakan untuk melumpuhkan pelaku.

"Tersangka tewas di dalam Tug Boat, sedangkan nahkoda kapal belum tahu gimana nasibnya," beber sumber Tribunpekanbaru.com yang mengetahui proses penangkapan. (Johanes)

Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul PENGAKUAN Lengkap Sopir Ambulance Pembawa Jenazah Teroris yang Ditembak Mati Densus 88 di Pelalawan 

Tags:
AmbulansTerorisDensus 88Riau
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved