Breaking News:

Terkini Nasional

Soal 100 Hari Kerja Jokowi, Fahri Hamzah Ungkap Perlakuan Istimewa untuk Prabowo, Ini Penjelasannya

Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah memberikan penilaiannya terhadap 100 hari kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) -Ma'ruf Amin.

YouTube Kompas TV
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah dalam channel YouTube Kompas TV, Kamis (30/1/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah memberikan penilaiannya terhadap 100 hari kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) -Ma'ruf Amin.

Dilansir TribunWow.com, Fahri Hamzah pun kembali mengungkit keberanian Jokowi mengajak Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto ke dalam kabinet.

Menurut Fahri Hamzah, Jokowi memiliki keberanian yang luar biasa untuk mengajak rival di Pilpres 2019 masuk ke dalam pemerintahan.

Hal itu disampaikan Fahri Hamzah saat menjadi bintang tamu dalam acara 'Satu Meja' yang diunggah kanal YouTube Kompas TV, Kamis (30/1/2020).

 

Ragukan Penegakan Hukum Era Jokowi, Said Didu Singgung Dewi Tanjung hingga Ade Armando: Dia Itu Apa?

Arti 100 Hari Kerja Jokowi-Maruf Amin di Mata Rocky Gerung: Menghitung Kebohongan Baru

Fahri Hamzah menyatakan, di periode kedua ini Jokowi sudah cukup berpengalaman dalam memilih para menteri.

Lantas, ia pun menyinggung lima tahun kepemimpinan Jokowi di periode pertama.

"Saya menganggap bahwa timnya presiden dan presidennya sendiri adalah dia sudah makin berpengalaman," ucap Fahri.

"Tentu lima tahun itu kalau kita sekolah kita dapat gelar doktor."

Fahri juga menilai Jokowi kini lebih matang dalam hal memilih jajaran menteri.

"Presiden dalam hal ini tentu lima tahun dia belajar melihat keadaan ini secara lebih matang," ujar Fahri.

"Dan itu approve sebenarnya dengan cara dia memilih para pembantunya juga relatif lebih matang."

Melanjutkan pernyataannya, Fahri Hamzah justru menyinggung soal masuknya partai oposisi ke dalam pemerintahan.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah dalam tayangan 'Satu Meja' Kompas TV, Kamis (30/1/2020).
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah dalam tayangan 'Satu Meja' Kompas TV, Kamis (30/1/2020). (YouTube Kompas TV)

 

Ditanya soal Kekhawatiran Publik Pengentasan Kasus HAM Era Jokowi, Mahfud MD: Saya Juga Khawatir

Menurutnya, keputusan Jokowi itu sangat spektakuler.

"Menurut saya salah satu yang spektakuler adalah keberanian untuk mengajak oposisi masuk ke dalam kabinet," ungkap Fahri.

Terkait hal itu, Fahri meyakini di periode kedua ini Jokowi benar-benar ingin berekonsiliasi secara total.

Termasuk hingga memasukkan Prabowo Subianto ke dalam jajaran kabinet.

"Sebenarnya itu adalah kelanjutan dari apa yang saya sendiri dari awal mengatakan memang sebaiknya di periode kedua ini Pak Jokowi itu mendisain rekonsiliasi total,"kata Fahri.

"Supaya jalan kita untuk 2024 dan seterusnya lebih mulus."

"Dan itulah sebenarnya yang saya ingin diteruskan rekonsiliasi ini," sambung Fahri.

Terkait keberanian Jokowi memasukkan Prabowo Subianto ke dalam kabinet, Fahri menganggap itu adalah hal yang luar biasa.

"Jadi jangan cuman presiden secara simbolik melakukan itu," bebernya.

"Luar biasa loh berani mengajak orang yang tadinya berantem sama dia sekarang di sampingnya."

Tak hanya itu, Prabowo Subianto disebutnya kini mendapat perlakuan istimewa dibandingkan dengan menteri lainnya.

"Bahkan kalau saya lihat ada pengistimewaan kepada Pak Prabowo di antara menteri yang lain," ungkap Fahri.

Simak video berikut ini menit ke-5.29:

100 Hari Kerja Jokowi di Mata Rocky Gerung

Pengamat Politik Rocky Gerung mengungkap penilaian soal 100 hari kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) -Ma'ruf Amin.

Dilansir TribunWow.com, Rocky Gerung mengangap 100 hari kerja Jokowi untuk menghitung segala kebohongan yang dilakukan.

Rocky Gerung lantas menyoroti soal kebebasan berpendapat di era Jokowi.

Melalui channel YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (30/1/2020), mulanya ia menyinggung soal janji Jokowi di awal pemerintahan.

Rocky Gerung menilai, tak ada satu pun janji yang ditepati oleh Jokowi.

"Enggak ada satu pun yang terpenuhi," kata Rocky.

"Tidak bermartabat dan tidak terpercaya, tidak menegakkan hukum, kan semua itu isunya."

Bahas Pilpres 2024, Rocky Gerung Ungkap Upaya Jokowi agar Tak Dilengserkan, Ini Penjelasannya

Lantas, Rocky pun menyinggung soal aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI sekitar September 2019 lalu.

"Itu sebetulnya semua isu yang dituntut oleh mahasiswa soal KPK kemarin kan sampai STM turun," ucap Rocky.

"Sampai sekarang tokohnya masih ditahan, diadili, si Lutfi. (red- telah dibebaskan pada Kamis ([30/1/2020])."

Menurutnya, tragedi di depan Gedung DPR RI itu akan selalu teringat di benak para mahasiswa.

Rocky pun menyebut apa yang diprotes oleh mahasiswa adalah hasil kerja para menteri Jokowi.

"Jadi mahasiswa akan ingat ulang soal-soal semacam ini," ujar Rocky.

"Karena bagi mahasiswa itu problem hasil rapat kabinet yang diumumkan oleh segala macam menteri di situ."

Kini, para mahasiswa seolah dikekang untuk menyatakan pendapat.

Rocky pun menceritakan mahasiswa Ternate yang didrop out (DO) karena menyuarakan pendapat.

"Dia enggak peduli lagi, dia mau cari keterangan mengapa kebebasan berbicara di kampus sampai sekarang masih di DO," kata Rocky.

"Hanya karena kebebasan berbicara kemarin saya di Ternate ada mahasiswa di DO hanya karena kebebasan berbicara."

Lantas, Rocky mengungkap dugaan soal hal yang akan diprotes oleh para mahasiswa kelak.

"Dan itu adalah perintah dari hirarki kekuasaan," ucapnya.

"Mahasiswa akan tanya mengapa uang kos dia itu makin hari makin naik. Mahasiswa akan tanya mengapa dia enggak bisa lagi makan tiga kali sehari itu."

"Sehingga dompetnya isinya promag untuk nahan lapar," sambung Rocky.

Rocky Gerung Nilai Risma Tak akan Bisa Ikuti Jejak Politik Jokowi: Jadi Presiden yang Tidak Berhasil

Ia menambahkan, kebijakan di era Jokowi sama sekali tak memberikan rasa aman untuk seluruh warga.

Bahkan, Rocky menilai yang terjadi kini justru ketegangan di berbagai daerah.

"Tidak ada rasa aman kalau seluruh kebijakan sosial tidak menghasilkan kemakmuran atau perut kosong segala macam," kata Rocky.

"Dan ketegangan sosial terus berlangsung di berbagai macam sudut kota."

Menutup pernyataannya, Rocky menyebut 100 hari pemerintahan Jokowi bisa digunakan untuk menghitung kebohongan baru yang diucapkan Jokowi.

"Jadi itu soalnua, tumpukan persoalan itu yang saya sebut tadi 100 hari artinya kita menghitung 100 hari  kebohongan baru," tutupnya.(TribunWow.com)

Tags:
JokowiFahri HamzahPrabowo Subianto
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved