Breaking News:

Terkini Nasional

Ngaku Politikus dan Punya Partai, Mantan Istri Petinggi Sunda Empire Bongkar Masa Lalu Rangga Sasana

Mantan istri Rangga Sasana membongkar masa lalu suaminya yang saat ini terjerat kasus penipuan terkait kerajaan fiktif Sunda Empire

Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
YouTube Official iNews
Mantan istri Rangga Sasana membongkar masa lalu suaminya yang saat ini terjerat kasus penipuan terkait kerajaan fiktif Sunda Empire 

TRIBUNWOW.COM - Ratu alias ES, mantan Istri Petinggi Sunda Empire Rangga Sasana menceritakan bagaimana masa lalu dirinya bersama suaminya yang kini mengaku menjadi bagian dari kerajaan yang menguasai tatanan dunia.

Ratu menceritakan bagaimana Rangga telah banyak berbohong sejak dulu.

Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Official iNews, Kamis (30/1/2020), mulanya ia menceritakan pertemuannya dengan Rangga.

Petinggi Sunda Empire Kini Pakai Baju Tahanan, Polisi akan Dalami soal Kepangkatan yang Dikenakan

Ratu mengatakan kala itu ia menikah dengan Rangga pada tahun 2013 dan tidak bertahan lama keduanya bercerai pada tahun 2014.

Ia mengatakan dirinya tidak mengenal baik pria yang dinikahinya tersebut.

Ratu menjelaskan dirinya hanya mengenal Rangga sebentar dan setelah muncul rasa suka langsung memutuskan untuk segera melangsungkan pernikahan.

"Karena saya mengenal dia itu ya langsung seneng gitu," ungkap Ratu.

"Jadi saya nggak mau pacaran, siang ketemu, malam nikah," tambahnya.

Ratu mengatakan dirinya tertarik oleh Rangga karena mengenal Petinggi Sunda Empire tersebut sebagai orang yang tegas dan pintar.

Ia tertarik ketika Rangga berbicara dengannya soal masalah negara dan perjuangan.

"Saya orang yang tidak gila jabatan, tetapi saya mendengar ucapan dia sangat orang yang tegas."

"Saya butuh orang yang tegas, pintar," terang Ratu.

"Banyak alasan tentang negara, tentang perjuangan, jadi saya tertarik," tambahnya.

Ratu mengatakan ketika dirinya mengenal Rangga, sang mantan suami mengaku ia adalah seorang politikus yang bekerja di kompleks DPR.

Selain mengaku sebagai politikus, Rangga juga mengakui dirinya ikut mendirikan partai yang memiliki nama Partai Doa Rakyat Indonesia.

Sebelumnya telah diberitakan, pihak kepolisian resmi menetapkan tiga petinggi Sunda Empire sebagai tersangka.

Ketiga orang tersebut adalah Perdana Menteri Sunda Empire, NB, Kaisar Sunda Empire RRN, dan Sekjen Sudna Empire KAR atau Rangga Sasana.

Ketiganya direncanakan akan diperiksa kejiwaannya.

"Rencana ada (pemeriksaan psikologi)," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Pol Hendra Suhartiyono di Mapolda Jabar, Rabu (29/1/2020).

Meskipun memiliki pengikut sekitar 1.000 orang, Sunda Empire tidak memiliki markas.

"Ada di Lampung dan Aceh, polisi ambil tindakan juga," ujar Hendra.

Polisi menetapkan pasal berita bohong kepada ketiga petinggi Sunda Empire tersebut.

"Hasil keterangan ahli dan alat bukti, penyidik berkesimpulan kasus ini memenuhi unsur pidana sesuai Pasal 14 dan 15, barang siapa dengan menyiarkan berita atau pemberitaan bohong atau sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat dihukum setinggi-tingginya 10 tahun," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Kombes Pol Saptono Erlangga.

Hingga kini kepolisian masih menyelidiki motif pembentukan kerajaan fiktif Sunda Empire.

Petinggi Sunda Empire Jadi Tersangka, Ridwan Kamil: Jangan Terjebak Organisasi yang Jual Ilusi

Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:

Tanggapan Dedi Mulyadi soal Sunda Empire

Budayawan Sunda Dedi Mulyadi menyebut keberadaan Sunda Empire sebagai fenomena psikologi sosial.

Awalnya, Dedi mengatakan dirinya baru pertama kali mendengar Sunda Empire.

"Saya baru mendengar yang namanya Sunda Empire, karena bagi orang Sunda kerajaan itu tidak dikenal," kata Dedi dalam tayangan Sapa Indonesia Akhir Pekan di KompasTV, Minggu (19/1/2020).

 Sunda Empire Klaim sebagai Kekaisaran Matahari, Berani Adakan Kegiatan di Dalam Kampus

"Orang Sunda lebih mengenal Kerajaan Padjadjaran, Tarumanegara, kemudian Sumedang Larang," lanjutnya.

Menurut Dedi, kerajaan-kerajaan itu secara historis memiliki catatan yang baik dan memiliki filosofi yang baik.

"Orientasi pada kekayaan tidak terlalu tinggi, malah hampir tidak ada," ucap Dedi.

"Tapi orientasinya membangun peradaban hidup dalam kesetaraan yang dibangun dalam semangat silih asah, silih asih, dan silih asuh," imbuhnya.

Menurut Dedi, banyak warisan dari kerajaan-kerajaan tersebut berpengaruh banyak bagi masyarakat Sunda modern.

"Sebenarnya kan kebanyakan orang yang terobsesi terhadap masa lalu itu tidak memahami sejarah secara utuh," jelas Dedi.

Budayawan Sunda, Dedi Mulyadi, menyebut keberadaan Sunda Empire sebagai fenomena psikologi sosial, dalam tayangan KompasTV, Minggu (19/1/2020).
Budayawan Sunda, Dedi Mulyadi, menyebut keberadaan Sunda Empire sebagai fenomena psikologi sosial, dalam tayangan KompasTV, Minggu (19/1/2020). (Capture Youtube KompasTV)

Ia menjelaskan munculnya kerajaan-kerajaan baru itu, termasuk Sunda Empire, sebetulnya adalah euforia semata.

"Tetapi secara umum, sebagian besar, sebuah eksklusivisme berpikir tentang kerajaan-kerajaan hari ini lebih didasarkan pada sebuah euforia," katanya.

Euforia itu termasuk keinginan menggunakan seragam dan keinginan mencari harta secara instan.

"Euforianya, satu, ingin menggunakan seragam yang kadang semi-militer," jelas Dedi.

"Yang kedua, kebanyakan juga pencari harta karun yang terobsesi untuk kaya dengan waktu cepat."

"Dengan seringkali menggunakan transkrip-transkrip yang mungkin juga tidak bisa dipertanggungjawabkan," tambahnya.

 Muncul Berbagai Kerajaan Fiktif, Pengamat: Ada Kaitan dengan Ketidakpuasan terhadap Pemerintah

Lihat videonya dari menit 1:00:

(TribunWow.com/Anung Malik/Mariah Gipty)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Rangga SasanaSunda EmpirePolda Jabar
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved