Virus Corona
Virus Corona Diduga dari Kuliner Ekstrem, Warga Tomohon Tak Khawatir: Yang Penting Jaga Kebersihan
Wabah Virus Corona tidak membuat pasar kuliner ekstrem di Tomohon, Sulawesi Utara berhenti beroperasi.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Lailatun Niqmah
"(Saya) memakan kelelawar, ular, tikus, kodok, kucing, babi hutan, anjing, kera, sejak lima tahun," kata Jackson Latjandu.
"Sekarang sudah 60 tahun masih tetap kuat, sehat," lanjutnya.
Jackson juga meragukan ular dan kelelawar menjadi penyebab merebaknya Virus Corona karena sampai saat ini belum ada penelitian ilmiahnya.
Diklaim Bersih
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Utara, Henry Kaitjily, Pasar Tomohon cenderung bersih.
Daging hewan yang dijajakan pun merupakan hasil tangkapan segar hasil perburuan di hutan.
"Banyak yang dijual di sana adalah hasil tangkapan masyarakat lokal, mulai dari kelelawar hingga tikus sawah," kata Henry, dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/1/2020).
"Tikus yang dijual juga bukan tikus rumah. Hewan yang dijual juga bermacam-macam," lanjutnya.
Menurut Henry, hewan-hewan liar yang dijajakan bukan hasil penangkaran di dalam kandang.
Henry menyebutkan tidak semua hewan liar, termasuk kelelawar dijual setiap hari karena bergantung pada musim.
Menanggapi kemungkinan penyebaran Virus Corona, Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw mengimbau agar masyarakat selalu waspada.
"Kami imbau agar mereka tetap waspada. Kami juga semakin perketat keamanan sebelum wisatawan China masuk ke Sulut," kata Steven Kandouw.
Steven juga menyebutkan langkah pencegahan terutama dilakukan di pintu masuk bandara, bukan di pasar.
"Untuk pencegahan Virus Corona, ya, langkah kita adalah mencegahnya dari China dan bukan di pasar. Pintu masuk ke Sulut yang kita jaga," katanya.
Menurut Steven, beberapa warga Tomohon enggan menyantap kuliner daging ekstrem sejak muncul kabar Virus Corona berasal dari daging seperti kelelawar dan ular.