Komisioner KPU Terjaring OTT KPK
Di ILC, Benny Harman Ungkap 'Permainan Cilukba' di Balik Kasus Harun Masiku: Wibawa KPK Hancur
Benny K Harman menyampaikan kritik keras soal kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mengungkap kasus Harun Masiku.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Demokrat, Benny K Harman menyampaikan kritik keras soal kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mengungkap kasus Harun Masiku.
Dilansir TribunWow.com, Benny K Harman bahkan menyebut kasus Harun Masiku ini layaknya permainan cilukba.
Menurut Benny K Harman, kasus Harun Masiku ini telah mengorbankan banyak hal.
Satu di antaranya yakni telah menghancurkan wibawa KPK.
• Di ILC, Haris Azhar Kritik KPK Tak Paham Pengawasan Bandara Dapat Diakses: Ali Fikri Ada Bohongnya
• Di ILC, Refly Harun Pesimis pada Pemerintahan Jokowi, Ungkit Mulan Jameela: Pembalap dalam Tikungan
Hal itu disampaikan Benny K Harman saat menjadi narasumber dalam acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (28/1/2020).
Mulanya, Benny K Harman mengungkap soal rapat DPR RI bersama dengan Ketua KPK, Firli Bahuri.
"Terus terang kemarin kami rapat sama KPK, tadi juga disampaikan oleh teman Tempo itu misalnya," kata Benny.
Dalam rapat itu, Benny menanyakan soal penyanderaan sejumlah penyidik KPK di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Namun, Benny menyebut Firli Bahuri enggan bicara gamblang soal kasus tersebut.
"Tanggal 8 dia (KPK) ada di PTIK, saya tanya, 'Coba dijelaskan Pak Ketua KPK, apakah betul ada penyidik KPK yang ditahan semalam suntuk di PTIK itu? Dan kalau ada apa alasannya?'," ucap Benny.
"Enggak dijawab."
Menurut Benny, sikap Firli Bahuri yang enggan menjawab pertanyaannya itu justru akan terus menimbulkan persepsi.
"Tapi kalau tidak dijawab ini akan menjadi pertanyaan sepanjang masa," kata Benny.
"Oleh sebab itu menurut saya tidak salah katakan apa adanya."
Lantas, ia menyebut kasus Harun Masiku ini telah menghancurkan penegakam hukum di negeri ini.
"Masa demi Masiku semuanya ambyar penegakan hukum kita ini?," tanya Benny.
"Demi Masiku hancur semua ini penegakan hukum kita? Wibawa KPK hancur," sambungnya.

• Di ILC Bahas Sisi Media, Budi Setyarso Paparkan Penelusurannya soal Keberadaan Harun Masiku
Lebih lanjut, ia menyinggung pemecatan Direktorat Jenderal Imigrasi, Ronny Sompie.
Diketahui, Ronny Sompie dipecat oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, yang diduga disebabkan karena kasus Harun Masiku.
"Ronny Sompie tadi dipecat hanya demi Masiku," ucapnya.
"Oleh sebab itu menurut saya tidak salah malam ini kita kalau memang KPK sulit, kita ajak masyarakat."
"Ayo kita perang semesta melawan dan mendapatkan Masiku, masa enggak bisa? 200 juta penduduk Indonesia masa enggak bisa dapat Masiku? ," imbuh Benny.
Lantas, ia pun menyinggung soal karikatur yang dibuat oleh Majalah Tempo.
Dalam majalah tersebut, kasus Harun Masiku digambarkan dengan karikatur permainan cilukba.
"Ah yang benar aja Mas Jubir KPK, maka saya bilang saya setuju dengan Tempo punya karikatur cilukba itu," ucap Benny.
"Dalam ilmu ciluk ba itu jadi disembunyikan dulu orang, iya kan?"
Lebih lanjut, Benny menceritakan filosofi permainan cilukba.
"Setelah disembunyikan lalu diumumkan 'Ayo silakan kamu mencari si Masiku ini di mana'," ucap Benny.
"Yang mengetahui ini hanya yang mengumumkan to? Itu permainan cilukba."
"Kalau semua tidak berhasil untuk medapatkannya, dia sendiri tampil bak pahlawan mengatakan 'Ini Masiku', itu cilukba," imbuh Benny.
Simak video berikut ini menit ke-9.26:
Yasonna Laoly Bela Harun Masiku?
Pada kesempatan itu, sebelumnya politisi Partai Demokrat Benny K Harman mengkritik keras keputusan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly, yang memecat Direktur Jenderal (Direjen) Imigrasi Ronny Sompie.
Benny menduga Yasonna Laoly tengah berusaha melindungi kader PDIP, Harun Masiku.
"Oke lah kalau toh betul ada sistem yang salah," ucap Benny.
"Tapi seingat saya kepala humas imigrasi namanya siapa, Arifin Gumilang tanggal 13 Januari 2020 menyampaikan bahwa Masiku sudah ke luar negeri tanggal 6 dan belum kembali," sambungnya.
• Karni Ilyas Heran Harun Masiku Belum Tertangkap, Pertanyakan Alat KPK yang Lebih Canggih dari Densus
Ia pun mengungkap sejumlah kejanggalan dalam kasus tersebut.
"Iya kan Pak Dirjen? Mengapa saya bilang tidak ada kejujuran?," ucap Benny.
"Kalau memang ada salah sistem, sistemnya lemot atau apa tadi bahasa teknis teknologi."
"Kalau memang sistemnya lemot mengapa pada tanggal itu tidak secara terbuka disampaikan kepada publik bahwa ada kerusakan sistem di bandara?," sambungnya.
Benny lantas mengimbau Dirjen Imigrasi untuk tak menyatakan kebohongan soal keberadaan Harun Masiku.
"Ya itu saya bilang, janganlah membohongi publik di siang hari bolong, jangan," kata Benny.
"Dirjen Imigrasi, Menkumham, saya respect, tapi saya mohon janganlah membela Masiku."
Benny menyatakan, Menkumhan dan Dirjen Imigrasi seharusnya membela kepentingan publik.
Bukan justru membela Harun Masiku yang kini masih buron.
"Bela bangsa ini, bela negara ini. Tegakkan hukum, tegakkan keadilan," ucapnya.
"Ambil bagian dalam agenda pemberatasan korupsi."
Lebih lanjut, Benny pun menyinggung nama Menkumham Yasonna Laoly.
Disebutnya, kini Yasonna Laoly tengah dalam kondisi dilema.
"Tapi kan saya tahu juga Pak Menkumham ini berada pada situasi dilematis," kata Benny.
Menurut Benny, Ronny Sompie hanyalah korban dari kesalahan Yasonna Laoly.
Terlebih, menurutnya alasan Yasonna Laoly memecat Ronny Sompie itu tak masuk akal.
• Bahas Raja-Raja Baru di Indonesia di ILC, Salim Said: Saya Tak Tahu Lagi Harus Bicara Apa
"Sayang kan Pak Dirjen Imigrasi jadi korban, dia dipecat, diberhentikan dengan argumentasi yang konyol toh?," ucap Benny.
"Masa argumentasi soal konflik kepentingan, ya bangunlah argumentasi yang lebih masuk akal daripada argumentasi yang dibikin-bikin."
Ia lantas menilai Yasonna Laoly cenderung lebih membela Harun Masiku dalam kasus ini.
"Kesalahan seorang menteri ditimpakan, dibebankan kepada dirjen, dirjennya dicopot," ujar Benny.
"Padahal Beliau mengambil sikap demikian karena menterinya sedang membela Masiku."
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)