Komisioner KPU Terjaring OTT KPK
Merasa Dituduh atas Kasus Suap Wahyu Setiawan, Politisi PDIP: KPK Itu Siapa yang Melahirkan?
Koordinator Tim Hukum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) I Wayan Sudarta angkat suara soal partainya terkait kasus suap.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Koordinator Tim Hukum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) I Wayan Sudarta angkat suara soal partainya terkait kasus suap.
Diketahui politisi PDIP Harun Masiku masih dicari keberadaannya terkait kasus suap yang menimpa eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
PDIP pun panen kritik karena dianggap menyembunyikan Harun Masiku hingga mendapatkan perlakuan khusus dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menanggapi hal tersebut, Wayan Sudarta memberikan sejumlah bantahan saat berada di kanal YouTube Talkshow tv One, Kamis (24/1/2020).
Wayan mengatakan bahwa PDIP mendapat sejumlah ketidakadilan dari KPK.
• Hasto Kristiyanto dan Tiga Staf PDIP Diperiksa KPK atas Kasus Suap Wahyu Setiawan
"PDI Perjuangan saat ini posisinya tidak terlalu mendapat perlakuan yang adil," ujar Wayan.
Hal itu terlihat dari waktu penangkapan KPK pada politisi PDIP yang dinggan sengaja.
Kesengajaan tersebut karena dalam beberapa acara besar PDIP, pasti ada kadernya yang terkena OTT KPK.
"Apa salahnya PDI Perjuangan kalau setiap Kongres dan setiap Rakernas ada anggotanya yang ditangkap? Apa ini kebetulan sampai 4 kali pasti tidak," kata Wayan.
"Saya buktikan yang terakhir, penyadapan menurut penjelasan KPU sejak 2019 sudah disadap, penyerahan uang bulan Desember, kenapa bukan Bulan Desember yang ditangkap?"
"Kok ditunggu sampai Bulan Januari ada acara, ini ada apa? Politisasi," tambahnya.
Selain itu, Wayan juga menyoroti Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang seakan turut dalam kasus suap Wahyu Setiawan.
• Ketua KPK Firli Bahuri Disindir Abraham Samad setelah Hadiri Jamuan Makan di Kantor Gubernur Sulsel
"Bagaimana Pak Hasto diseret-seret dalam kasus ini padahal dia diseret dituduh mengeluarkan uang, mana buktinya Pak Hasto mengeluarkan uang?"
"Mohon maaf siapapun yang jadi Sekjen enggak akan jadi pemain langsung, siapapun jadi jenderal enggak akan mengerjakan pekerjaan kopral."
"Kalau pun orang itu benar-benar melakukannya enggak akan dia akan tampakkan sendiri."