Breaking News:

Kabar Ibu Kota

Diusung Dampingi Anies Baswedan di DKI, Nurmansjah Lubis: Kapan Lagi Tukang Kopi Jadi Wagub?

Cawagub DKI Jakarta dari PKS, Nurmansjah Lubis, mengungkapkan alasan PKS mengusung dirinya.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Atri Wahyu Mukti
Capture Youtube KompasTV
Cawagub DKI Jakarta dari PKS, Nurmansjah Lubis, dalam tayangan KompasTV, Rabu (22/1/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra akhirnya mengajukan calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta.

Masing-masing partai mengusung satu calon, yakni Nurmansjah Lubis dari PKS dan Ahmad Riza Patria dari Partai Gerindra.

Dilansir dari TribunWow.com, pengamat Indo Barometer, M Qodari, awalnya mengungkapkan pentingnya masyarakat DKI Jakarta mengetahui keunggulan masing-masing calon.

Riza Patria Siap Lepas Jabatan Anggota DPR RI untuk Jadi Wagub DKI Jakarta, Ini Perjalanan Kariernya

"Saya setuju, warga DKI perlu mendengar dan mengetahui latar belakang bapak-bapak sekalian," kata Qodari, dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di KompasTV, Rabu (22/1/2020).

Untuk diketahui, kedua partai akhirnya mengajukan calon masing-masing setelah posisi tersebut kosong selama 1,5 tahun.

Sebelumnya, nama Nurmansjah sempat diajukan pada satu tahun yang lalu.

"Mungkin 'dia' lihat Nurmansjah satu tahun yang lalu sudah ada namanya. Tapi dicoret-coret kan?," kata Nurmansjah sambil tergelak.

"Tapi intinya, mungkin mereka lihat begini. Saya ini 'kan 12 tahun di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Terus kemudian tujuh tahun di insurance. 10 tahun di legislatif. Tiga tahun tukang kopi," tambahnya.

Nurmansjah berkelakar soal alasan pemilihannya menjadi cawagub, yakni kegiatannya dalam wirausaha kopi.

"Jadi, wah, ini cocok kayaknya, nih. Terakhir ini tukang kopi. Kapan lagi tukang kopi jadi wagub?" kata Nurmansjah, disambut tawa narasumber lain yang hadir.

Ketika ditanya mengenai keunggulannya di birokrasi, Nurmansjah menyanggah alasan tersebut menjadi alasan pemilihannya menjadi cawagub.

"Ya, enggak lah, Pak Anies 'kan multitalenta. Tapi perlu ada yang 'juru masak'. Jaga aset, jaga laporan keuangan," katanya.

Tak Hadiri Pengumuman Cawagub DKI Jakarta Bersama Gerindra, Ini Penjelasan PKS

Ia kemudian merujuk pada mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang memiliki latar belakang pebisnis.

Nurmansyah menyebutkan dirinya memiliki pengalaman di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"Kayak Pak Sandi 'kan latar belakangnya finance, 'kan. Supaya ini yang unqualified bagaimana. Kebetulan saya 'kan BPKP, nih," jelas Nurmansjah.

"Harapannya, menjaga aset, menjaga report finance dari pemda. Efisiensi," lanjutnya.

Lihat videonya dari awal:

Gerindra Bantah Bersikap "Grasak Grusuk"

Sebelum mengumumkan nama cawagub, sempat terjadi perselisihan antara kedua partai, yakni PKS dan Gerindra.

Kedua partai sempat berselisih paham mengenai waktu pengumuman nama cawagub.

Pihak PKS menyebutkan partainya meminta agar Gerindra tidak terburu-buru mengumumkan nama cawagub.

Meskipun demikian, akhirnya Gerindra mengumumkan nama cawagub meskipun tanpa kehadiran PKS pada Senin (20/1/2020) lalu.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD DKI Fraksi Gerindra, M Taufik, membantah partainya tergesa-gesa mengumumkan nama cawagub DKI Jakarta.

"Enggak, ah. Ini buktinya kita bareng-bareng sama PKS. 'Kan ditanda tangan suratnya semua. Kami berpikir ketika surat itu ditanda tangan, mestinya semua sudah paham," kata Taufik, dalam tayangan KompasTV, Rabu (22/1/2020).

"Ketika kemarin kami bilang 'Ayo, kita serahin ke Pak Gubernur', PKS oke. Jadi enggak ada masalah," tambahnya.

Di sisi lain, Presiden PKS Sohibul Iman menyebutkan partainya bukanlah partai yang tergesa-gesa.

"Tentunya 'kan ada proses. Sampai itu proses selesai, kemudian dimasukkan ke dalam amplop, dan diserahkan kepada gubernur, di situlah PKS akan mengumumkan," kata Sohibul Iman.

"Jadi PKS itu partai yang tidak grasak-grusuk," tegasnya.

Sejalan dengan pemimpin partai, Ketua DPW PKS DKI Jakarta Sakhir Purnomo menyebutkan partainya sudah bersikap lunak dengan memberikan satu jatah cawagub kepada Gerindra, meskipun merupakan hak PKS sepenuhnya.

"Kalau kemudian PKS berkeras pokoknya dua-duanya harus PKS, pokoknya enggak mau sama yang lain, kami bisa memperkirakan akan buntu terus. Lama terus," kata Sakhir Purnomo.

"Dan juga kasihan. Nanti ada kekhawatiran pandangan publik Jakarta, PKS dianggap menghambat," lanjutnya.

Alasan Ketidakhadiran PKS

Ketua Dewan Pimpinan WIlayah (DPW) PKS DKI Jakarta, Sakhir Purnomo, menjelaskan ketidakhadiran partainya dalam pengumuman calon wakil gubernur DKI Jakarta.

Dilansir TribunWow.com, Sakhir menyebutkan masing-masing anggota partainya sudah memiliki agenda sendiri pada saat pengumuman.

Sakhir menjelaskan ia dan Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Mohammad Arifin sudah mempunyai agenda lain sehingga tidak dapat hadir pada acara tersebut.

 Soroti Perebutan Kursi Wagub DKI, M Qodari: Jakarta Korban Kepentingan Politik PKS-Gerindra

 Khawatir Ada Politik Uang soal Pemilihan Cawagub DKI di DPRD, PKS ke KPK: Tolong Prosesnya Diawasi

Selain itu, Abdurrahman Suhaimi selaku Wakil Ketua DPRDI DKI Fraksi PKS sekaligus Ketua Majelis Syuro DPW PKS sedang menjalani ibadah umrah.

Meskipun demikian, ia mengakui Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohammad Taufik sudah menyampaikan undangan acara via pesan Whatsapp.

"Semalam, kami dapat undangan dari Pak Taufik jam 21.21 WIB. Pak Taufik WA menyampaikan undangan jam 21.21 WIB," kata Sakhir Purnomo, dikutip dari Kompas.com, Senin (20/1/2020).

Ia kemudian menjelaskan alasan ketidakhadiran tokoh-tokoh PKS dalam acara tersebut.

"Kondisinya Pak Abdurrahman Suhaimi itu, 'kan sedang ibadah umrah. Pak Arifin dan saya juga sudah ada agenda," jelas Sakhir.

Sakhir menyayangkan sikap Gerindra yang akhirnya melaksanakan pengumuman meskipun tidak dihadiri PKS.

Menurut Sakhir, ia sempat membalas pesan Taufik dan menjelaskan dirinya tidak dapat hadir saat itu.

Meskipun demikian, Taufik tidak memberikan respons terhadap jawaban Sakhir.

"Saya enggak tahu. WA yang saya kirim, mungkin Pak Taufik sibuk, belum direspons sampai sekarang," kata Sakhir.

Menurut Sakhir, ketidakhadiran wakil PKS dalam pengumuman cawagub DKI Jakarta bisa menimbulkan asumsi buruk, seperti kesan kedua partai tidak kompak.

"Kalau begini 'kan akhirnya sudah terjadi, ya menurut saya disayangkan. Jadi kesannya itu pertama PKS dan Gerindra enggak kompak jadi muncul bisa jadi dugaan-dugaan yang lain," jelasnya.

(TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Sumber: Kompas TV
Tags:
Anies BaswedanNurmansjah LubisAhmad Riza PatriaCawagub DKI JakartaSandiaga Uno
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved