Iran Vs Amerika Serikat
Rencana Habisi Soleimani Ada sejak Juni 2019, Donald Trump Sempat Tolak untuk Bunuh sang Jenderal
Presiden AS dilaporkan sudah mengizinkan pembunuhan terhadap jenderal Iran, Qasem Soleimani, sejak tujuh bulan lalu.
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Presiden AS dilaporkan sudah mengizinkan pembunuhan terhadap jenderal Iran, Qasem Soleimani, sejak tujuh bulan lalu.
Pernyataan itu disampaikan oleh lima orang sumber pemerintah, baik yang aktif maupun sudah mantan, dilaporkan Sky News Senin (13/1/2020).
Dalam pernyataan sumber, izin itu muncul sejak tujuh bulan, tepatnya Juni 2019, dengan Trump yang akan memberikan keputusan akhir.
Karena itu, AS langsung bergerak ketika milisi pro-Iran menembakkan fasilitas di Irak, dan menewaskan seorang kontraktor sipil.
Drone pun dikirimkan, dengan jenderal Iran Qasem Soleimani tewas setelah konvoi mobil yang ditumpanginya dihantam rudal.
• Pakar Hub Internasional Analisa Strategi Trump Gunakan Twitter dalam Konflik Iran: Dapat Dibenarkan
Dia tewas bersama dengan wakil pemimpin milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020.
Sumber itu menerangkan, Soleimani yang adalah komandan Pasukan Quds merencanakan serangan terhadap warga AS dan harus dihentikan.
"Selama tujuh bulan itu, terdapat sejumlah opsi yang disodorkan kepada presiden," ujar pejabat anonim tersebut.
Baru "beberapa waktu lalu", kata si sumber, bahwa Trump mendapat pilihan untuk membunuh jenderal berusia 62 tahun itu.
Adalah mantan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, yang mendesak agar operasi pembunuhan Soleimani bisa dilaksanakan.
Usulan tersebut diberikan setelah Garda Revolusi Iran mengklaim menembak sebuah drone AS jenis RQ-4A Global Hawk.
Pendapat itu kemudian mendapat dukungan dari Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, di mana dia juga mendesak Trump mengizinkan Pentagon menyerang Soleimani.
• Pakar Hubungan Internasional Sebut Sifat Trump Tentukan Konflik Iran-AS: Twitter-nya akan Gencar
Namun Trump dilaporkan menolak ide tersebut. Dia menegaskan baru akan mengizinkannya jika Iran sudah melewati batas: membunuh warga AS.
"Pesan presiden jelas. Opsi itu hanya boleh ada di mejanya jika Iran sampai berani menyerang warga Amerika," tutur sumber itu.
Ketika pertama menjabat pada 2017, Trump sebenarnya sudah mendapat pengarahan dari Pompeo yang saat itu adalah Direktur CIA.