Iran Vs Amerika Serikat
Investigasi Pesawat Jatuh, Iran Tolak Berikan Kotak Hitam ke AS
Iran menolak memberikan kotak hitam pesawat yang jatuh kepada Amerika sebagai negara pembuat pesawat.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Organisasi Penerbangan Sipil Iran menolak memberikan kotak hitam yang ditemukan dari pesawat yang jatuh pada Rabu (8/1/2020).
Dari pemeriksaan lokasi kejadian, kotak hitam yang merekam suara di kokpit dan data penerbangan telah ditemukan dari pesawat Boeing 737 milik maskapai Ukraine International Airlines itu.
Dikutip TribunWow.com dari New York Post, hal tersebut disampaikan Kepala Organisasi Penerbangan Sipil Iran, Ali Abedzadeh.
• Pesawat Milik Maskapai Ukraina Jatuh, Iran hingga Turki Sampaikan Belasungkawa
"Kami tidak akan memberikan kotak hitam kepada Amerika Serikat (AS) sebagai negara pembuat pesawat," kata Ali Abedzadeh, Rabu (8/1/2020).
"Belum dapat dipastikan kepada siapa kotak hitam akan diserahkan untuk diinvestigasi," lanjut Abedzadeh.
Ia juga menjelaskan investigasi akan dilakukan oleh badan penerbangan Iran dan dibantu pihak Ukraina.
"Investigasi akan dilakukan oleh badan penerbangan Iran, tetapi Ukraina juga akan hadir untuk membantu proses penyelidikan kecelakaan," katanya.
Diketahui hanya beberapa negara yang dapat melakukan analisis kotak hitam, termasuk AS, Inggris, Perancis, dan Jerman.
Meskipun demikian, Badan Investigasi Kecelakaan Perancis menyatakan belum mendapat permintaan bantuan penyelidikan dari Iran, seperti yang dikutip dari Agence France-Presse.
Berbagai Negara Ucapkan Belasungkawa
Pesawat Boeing 737 milik maskapai Ukraina yang jatuh tak lama setelah lepas landas menewaskan seluruh penumpangnya, Rabu (8/1/2020).
Diketahui pesawat milik Ukraine International Airlines itu berangkat dari Bandara Tehran, Iran, menuju Kiev, Ukraina.
Dikutip TribunWow.com dari CNN, pesawat tersebut jatuh di antara Kota Parand dan Shahriar.
Menurut keterangan saksi mata, pesawat terbakar ketika masih mengudara sebelum akhirnya jatuh dengan ledakan keras.
Sebanyak 176 orang penumpang dan kru tewas dalam peristiwa tersebut.
Menurut kantor berita Iran, ada masalah teknis yang menyebabkan kecelakaan pesawat terjadi.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Vadym Prystaiko, mengungkapkan informasi korban melalui akun Twitternya, @VPrystaiko.
Perjalanan internasional tersebut diketahui membawa 82 warga Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina, 10 warga Swedia, 4 warga Afghanistan, 3 warga Jerman, dan 3 warga Inggris.
Rincian tersebut mencakup 167 penumpang dan sembilan kru pesawat.
Prystaiko kemudian mengunggah beberapa cuitan yang terima kasih kepada beberapa negara yang turut mengucapkan belasungkawa, seperti Iran, Estonia, Swedia, dan Turki.

• Fakta-fakta Jatuhnya Pesawat Ukraina di Iran, Tewaskan 176 Penumpang, Terjadi setelah Serangan Rudal
Keterangan Perdana Menteri Kanada
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengatakan sebanyak 138 penumpang bermaksud transit sebelum melanjutkan penerbangan ke Kanada.
Akhirnya pesawat tujuan Toronto, Kanada tersebut mendarat pada Rabu (8/1/2020) dengan banyak kursi kosong.
Trudeau turut menyampaikan ucapan duka cita bagi keluarga korban melalui akun Twitternya, @JustinTrudeau.

• Soal Jatuhnya Pesawat Ukraina di Iran, Pengamat Penerbangan Ungkap Kemungkinan Tumbukan di Udara
"Berita duka cita dari Tehran pagi ini: 176 orang, termasuk 63 warga negara Kanada, kehilangan nyawanya dalam kecelakaan pesawat tragis," tulis Trudeau pada Rabu (8/1/2020).
"Pikiran saya bersama dengan semua yang kehilangan anggota keluarganya, teman, dan orang yang dikasihi," lanjutnya.
Dikutip dari CNN, diketahui pesawat tersebut dipimpin oleh pilot Volodymyr Gaponenko yang dikenal berpengalaman 11.600 jam terbang menggunakan pesawat Boeing 737.
Instruktur pilot pesawat itu adalah Oleksiy Naumkin yang juga berpengalaman 12.000 jam terbang.
Menurut Presiden Ukraine International Airlines, Yevhenii Dykhne, tidak mungkin keduanya melakukan kesalahan.
"Mustahil para kru melakukan kesalahan," kata Yevhenii Dykhne, Rabu (8/1/2020).
Dalam konferensi pers di Kiev, Dykhne mengatakan Tehran adalah bandara yang cukup sulit dilalui dan para pilot harus berlatih beberapa tahun agar terbiasa.
• VIDEO Detik-detik Jatuhnya Pesawat Ukraina di Iran, 176 Penumpang Tewas
(TribunWow.com/Brigitta Winasis)