Iran Vs Amerika Serikat
Hubungan AS dan Iran Memanas, Salim Said Justru Soroti Sikap Trump: Tiada Hari Tanpa Persoalan Baru
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan, Salim Said angkat bicara soal isu 'Perang Dunia ke III' antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
"Itu akibatnya besar di Timur Tengah maupun di Washington," ujar Salim Said.
"Sekarang kongres Amerika itu dalam proses untuk memakzulkan Trump."

• Seusai Hujani Markas Militer Amerika Serikat dengan Puluhan Rudal, Iran Juga Ancam Serang Israel
Ia menambahkan, sebelum membunuh Soleimani, Trump bahkan tak berdiskusi dengan kongres AS.
Hal itulah yang kemudian memunculkan keributan di pemerintah AS.
"Pada saat yang sama muncul lagi persoalan baru, dia menyerang Iran, membunuh si Soleimani itu tidak berbicara dengan kongres," ujarnya.
"Jadi ada persoalan baru kongres, supaya ada pembatasaan penggunaan tentara oleh Trump."
Diketahui, AS bahkan telah mengirimkan ribuan pasukan ke Timur Tengah.
Hal itu dinilai sebagai sinyal perang AS dan Iran akan segera dimulai.
"Sementara itu kemarin Trump mengirimkan 2.500 prajurit Amerika ke Timur Tengah," ujar Salim Said.
"Sementara Irak yang temannya Amerika di sana, kedutaan Amerika terbesar di dunia itu di Baghdad."
"Sekarang ada tuntutan supaya tentara Amerika ditarik dari Baghdad, artinya meninggalkan Baghdad."
Tak hanya persoalan di AS, memanasnya hubungan AS dan Iran itu juga memunculkan protes di Timur Tengah.
"Menjelang terbunuhnya Soelaeman itu ada demo-demo besar di Iran maupun di Irak," ucap Salim Said.
"Yang di Iran itu sebenarnya mengkritik pemerintah mereka sendiri, yang di Irak selain menuntut tentara Amerika ditarik, mereka juga tidak suka kepada Iran."
"Padahal Iran itu berperan penting, mendukung, membantu, mendukung Irak melawan Amerika dulu."